empat belas.

9.6K 933 192
                                    

"Ceileh bro, pagi pagi udah rajin aja nih"

Guanlin menggoda suami mungilnya yang terlihat sangat serius memasak itu. Hanya masakan sederhana di pagi hari, roti panggang dengan isian ham, keju dan telur yang menjadi andalan Renjun di pagi hari jika ia sedang malas masak itu.

Guanlin turun setelah ia dan Ayden sudah mandi dan selesai bersiap siap. Guanlin mendekat dan memberikan satu kecupan di pipi Renjun. Ayden yang tidak mau kalah dari papanya itu juga memberikan satu kecupan untuk papinya.

"Pwiii"

"Bentar ya sayang, papi masak dulu. Kamu sama papa dulu ya" ucap Renjun ketika melihat Ayden mengulurkan tangan meminta di gendong oleh Renjun

"Udah lu sama papa dulu lah cil. Gak betah banget sih kalau sama papa"

"Ya gimana mau betah, lo jailin mulu sih"

"Kan itu tanda sayang. Semakin gue jailin, semakin sayang gue sama nih bocil" ucap Guanlin yang kemudian memberikan beberapa ciuman di pipi Ayden dan membuat balita itu kegelian

Renjun hanya bisa mendengus pelan mendengar ucapan suaminya itu. Terserah dia aja, asal Ayden gak nangis.

"Jadwal checkup ke dokter lagi kapan?" tanya Guanlin

"Minggu depan kayaknya"

"Ya udah kabarin aja. Gue anter"

"Ya iyalah lo harus anterin gue. Masa buatnya bareng tapi gue yang periksa sendiri?"

"Ya makanya gue anterin, sayang. Dah ilah lagi hamil sensitif bener"

Guanlin meraih ponselnya, kemudian melihat kalender di ponselnya.

"Masih lama ya?"

Renjun berbalik. "Apanya? Masaknya? Ini udah selesai kok"

Guanlin menggeleng. Kemudian menunjukan kalender yang berada di layar ponselnya itu.

"Kalender? Kenapa?"

"Masih lama buat gue nahan biar gak makan lo"

Renjun melebarkan matanya, menatap tajam Guanlin yang berkata seperti itu di hadapan Ayden tanpa dosa. "Mulutnya tolong di jaga ya. Ada anak saya"

Guanlin terkekeh melihat Ayden yang sepertinya masih belum mengerti apa ap aitu. Bocah mungil itu hanya melihat kedua orang tuanya sembari memakan sepotong roti yang di berikan Guanlin tadi.

"Lin, nanti gue mau ke supermarket ya. Beli bahan bahan buat nanti malem"

Guanlin mengangguk. "Mau gue anterin?"

"Gak perlu. Nanti habis Ayden pulang dari preschool langsung ke supermarket, di temenin sama Nana Haechan juga kok"

Guanlin mengeluarkan kartu dari dompetnya dan memberikannya pada Renjun.

"Pakai kartu ini aja, beli apapun yang lo mau"

"Widih, makasih daddy"

"Masih pagi, jangan mancing. Gue mau berangkat kerja"

"Ya udah berangkat aja. Siapa juga yang ngelarang. Cari duit yang banyak ya, biaya sekolah anak mahal soalnya"

"Cium dulu dong. Biar gue semangat"

Guanlin mendekatkan pipinya ke depan bibir Renjun.

"Nih, cium" bukan ciuman yang di dapat Guanlin, namun satu tamparan pelan di pipinya membuat Ayden yang melihat itu ikut tertawa

"Dih, diketawain bocil gue"

Cuppp

Renjun memberikan satu kecupan di pipi Guanlin, begitu juga Ayden. "Udah kan? Nah sana berangkat"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang