Bonus chapter 4

3.6K 400 16
                                    

Hari ini Ayden pulang sekolah dengan wajah yang ia tekuk kesal, ia menyeret tasnya begitu saya dan melemparkannya sembarang begitu ia masuk rumah.

"Astaga kak! Kenapa? Masuk rumah kok gak salam dulu?"

Ayden berlalu begitu saja melewati Renjun yang tengah berada di ruang tengah bersama Rui. Hari ini Ayden pulang sekolah bersama dengan Chenle karena Guanlin tengah berada di Italia dengan beberapa rekan bisnisnya selama 1 minggu, sedangkan supir yang biasa mengantar jemputnya tengah ijin untuk libur. Renjun sendiri sebenarnya bisa menjemput Ayden, namun tadi Haechan menawarkan tumpangan untuk menjemput Ayden jadilah Ayden hari ini ikut pulang bersama dengan Haechan yang menjemput Chenle dan Jisung.

"Haduh, kenapa ya anak gue satu itu" gumam Renjun kemudian menghela pelan.

"Napa akak? Banting banting ndak bwoleh kan Pi? Jeyek kan? Kalo ada Papa pasti malah" Saut Rui yang kemudian diangguki Renjun.

"Dedek main sendiri dulu gapapa sayang? Papi mau naik ke atas, liat kakak"

"Oteyyy Papi. Nti dedek mawu nyen ya?"

"Iya, minum susu di botol ya? Apa di gelas saja ya? Dedek udah waktunya belajar minum susu di gelas loh"

"Nooo! Nyen Papi. Kemalin kata Papa bwoleh nyen Papi kalo ndak ada Papa"

Astaga, kepala Renjun seketika pening. Apa yang sudah Guanlin ucapkan pada anaknya ini. "Emang Papa bilang apa?"

"Kata Papa Dedek no nyen Papi kalau ada Papa. Coalna nen Papi buwat Papa" jawab Rui membuat Renjun seketika membulatkan matanya.

"Ya Tuhan. Dibohongi kamu kak sama Papa"

"Jadi Dedek ndak boleh nyen Papi?"

"Enggak sayang. Dedek sudah besar, malu kalau masih nyen Papi ya? Teman teman dedek aja udah ndak nyen loh. Logan, Hao, emang mereka masih nyen?"

Rui menggeleng pelan dan melengkungkan bibirnya ke bawah, "Papi buatin susu aja ya? Gimana?"

"Nyen ndak boleh?"

"Gak boleh sayanggg.." jawab Renjun sembari mengusap kepala Rui.

"Heumpp!! Papa pembohong!" Ucapnya kesal kemudian berbalik membelakangi Renjun. Renjun memijat pelan keningnya, cukup melelahkan memang jika ia harus mengurus dua 'remahan' Guanlin kalau suaminya itu sedang bertugas jauh.

Renjun memilih membuatkan Rui susu terlebih dahulu, anak bungsunya itu sudah makan siang tadi jadi tidak masalah jika ia minum susu sekarang karena memang sudah waktunya tidur siang juga. Renjun meletakan susu milik Rui di meja dan memintanya untuk meminumnya saat Renjun naik menghampiri Ayden.

Renjun mengetuk pelan pintu kamar Ayden sebelum ia memutuskan masuk. "Kakak?" Panggil Renjun saat melihat Ayden meringkuk menyembunyikan wajahnya di bantal.

"Kakak kenapa kak?" Tanya Renjun setelah ia mendudukan dirinya di tepi ranjang samping Ayden. "Kok nangis?" Lanjutnya.

Ayden berbalik kemudian menatap Renjun. "Kakak kesal!! Sangat sangat kesal!!" Sautnya.

"Kesal kenapa?"

"Kakak tadi lupa kerjain PR bahasa inggris, biasanya Papa yang ngajarin tapi Papanya kan gak ada. Terus tadi sama missnya di tegur di depan kelas! Kakak maluuu" lanjutnya sembari menyembunyikan wajahnya dibantal.

"Loh? Kok kakak gak bilang Papi? Kan Papi bisa bantuin kakak"

"Kakak juga lupa ada PR Papiiii!!" Kesal Ayden sembari menghempaskan kakinya di ranjang.

"Kan Papi udah ingetin tadi malam, kerjain PR buat hari ini kakak. Terus kakak udah masuk ke kamar kan? Udah kerjain PR? Kok bisa lupa?"

"Ya Kakak lupa! Kan lupa, jadi gak tau Papi ih!"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang