lima.

10.4K 1.1K 107
                                    

"Yang.."

Panggil guanlin ketika ia baru saja memasuki kamar setelah membereskan sisa pekerjaannya. Guanlin melihat Renjun yang tengah duduk di ranjang dengan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang sembari memainkan ponselnya.

Renjun menoleh. "Apa? Udah selesai kerjaanya?"

Guanlin mengangguk kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas Renjun. Ia peluk suami mungilnya itu sembari menenggelamkan kepalanya di dada Renjun. Renjun menghela nafas pelan kemudian meletakan ponselnya dan mengusap halus kepala Guanlin. Ia tau jika suaminya itu sedang mode manja karena lelah bekerja.

Guanlin mendongakan kepalanya dan menatap Renjun. "Yang"

"Apa?"

"Gue mau ngomong serius. Tapi lo jangan marah ya?"

Renjun menaikan satu alisnya. "Apa? Lo selingkuh lagi ya?"

"Ini mulut sembarangan banget njir kalau ngomong. Kapan gue pernah selingkuh?" jawab Guanlin sembari menarik mulut Renjun

"Ya terus apa?"

Guanlin bergerak menyamankan tubuhnya. "Gue besok jam 5 pagi harus berangkat ke Surabaya"

Hening, tidak ada jawaban dari Renjun. Lelaki mungil itu hanya diam.

"Ada urusan mendadak yang, dan sekitar 3 harian gue disana. Gue juga baru di kasih tau sejam yang lalu"

Plakkk

"Aduh!" ucap Guanlin ketika Renjun memukul tengkuknya

"Kenapa gak bilang dari tadi sih?! Ini udah jam sepuluh malam ya bapak Guanlin. Lo belum nyiapin apa apa, segala keperluan lo belum gue siapin!!"

Renjun menggeser tubuh Guanlin. Ia bergerak turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari.

"Biar gue aja yang nyiapin. Lo tidur aja, gue tau lo pasti capek jaga bocil seharian" ucap Guanlin sembari menahan tangan Renjun

Renjun menghetakan tangan Guanlin dari tangannya. "Gue gak percaya kalau lo yang nyiapin, pasti ada aja yang ketinggalan. Udah lo sekarang bantuin gue turunin koper dari atas lemari tuh. Biar gue yang nyiapin baju baju lo"

Guanlin hanya bisa pasrah dan menuruti permintaan Renjun. Daripada ia harus mendengar aungan Renjun, lebih baik dia iyain aja. Paling sebel Guanlin tuh kalau Renjun udah ngoceh 24/7, tapi gemes juga katanya.

"Tiga hari, berarti 3 stelan baju kerja ya? Sisanya baju biasa"

Guanlin mengangguk, Renjun segera memasukan segala keperluannya.

"Lo gapapa yang, gue tinggal tiga hari?"

"Ya gapapa. Emang kenapa?"

"Ya barangkali lo kerepotan jagain si bocil. Atau lo mau di rumah mama aja? Biar di bantu mama jagain?" tawar Guanlin

"Gak perlu lah lin, Ayden tanggung jawab gue dan lo, bukan tanggung jawab mama. Jadi gak perlu lah kita ngerepotin mama terus terusan"

"Ya udah, barangkali lo kerepotan kabarin gue aja. Nanti gue suruh mama kesini"

Renjun mengangguk kemudian menutup koper yang sudah terisi segala keperluan Guanlin selama beberapa hari di luar kota itu.

"Udah beres semua kan? Ayo tidur, besok lo harus bangun pagi pagi banget. Oh iya sebelum pergi pamit ya ke Ayden. Takut dia nyariin lo"

Guanlin mengangguk dan dengan tiba tiba ia mengangkat tubuh Renjun yang hendak berjalan menuju ranjang itu. "Ngapain?!" ucap Renjun kaget

"Mau minta jatah. Kan mau tiga hari gak ketemu"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang