satu.

22.5K 1.6K 178
                                    

"Renjunnnnnn!! Anak lo pupup nih"

Plakk plakk

"Aww! Kok gue di gebuk sih?"

"Lagian lo pakai acara teriak segala! Rumah kita ini kecil, kalau lo teriak langsung kedengeran tuh tetangga sebelah"

"Oh iya, tetangga sebelah ngewe aja kita bisa denger ya"

"Mulut lo Guanlin, kagak ada filternya sama sekali. Minggir, gue mau bersihin anak gue. Lo jadi bapak gue liat liat kaga pernah tuh bersihin pup anak lo"

"Ya kan ada lo. Lagian gue mana bisa begituan"

"Ya makanya belajar! Jangan mau enaknya aja lo"

Begitulah sedikit cuplikan perdebatan antara pasangan suami suami yang menikah sekitar dua tahun silam itu. Setiap hari rumah itu tidak pernah absen dari perdebatan dua insan manusia yang memang hobby berantrm itu.

Perkenalkan, mereka adalah pasangan suami suami yang 24/7 kehidupan mereka di isi dengan keributan. Lai Guanlin sebagai kepala keluarga, berusia 24 tahun. Anak tunggal dari keluarga Lai dan sekarang bekerja di perusahaan keluarganya sebagai manager pemasaran.

Sedangkan suami mungilnya, Lai Renjun yang juga sama berusia 24 tahun adalah lulusan dari universitas ternama dan dia kini hanya fokus merawat anak pertama mereka yang berumur satu tahun, Ayden Lai. Itu adalah permintaan dari suaminya, katanya selagi dia bisa menghidupi mereka berdua, kenapa Renjun harus capek capek kerja. Uang mereka banyak, tanpa Renjun kerjapun Guanlin masih bisa menghidupi mereka.

Jika kalian bertanya mengapa dua orang ini setiap hari hanya diisi keributan, jawabannya ya karena mereka sudah cukup lama mengenal satu sama lain. Cerita mereka bermula ketika keluarga Guanlin pindah rumah persis di sebelah rumah keluarga Renjun.

Saat itu Renjun tidak mengetahui jika rumah kosong disamping rumahnya sudah terisi, dan saat itu pula ia baru saja mandi dan berkeliaran di kamarnya tanpa menggunakan baju atasan. Renjun yang terbiasa membuka jendela kamarnya itu pun tidak menyadari jika sedaritadi ada seorang pemuda yang mengawasinya dari sebrang jendela kamarnya.

Ya begitulah awal mula kisah mereka, berawal dari musuh karena Guanlin seringkali menggoda Renjun mengenai pertemuan pertama mereka hingga sekarang tiba tiba sudah menjadi sepasang suami-suami dan bahkan sudah di karuniai bayi mungil yang lucu dan mirip dengan papinya.

"Aliiinnn!! Jangan tidur ih! Ini buang dulu pampers anak lo. Baunya nyebar nih di kamar"

"Alinn!!"

Satu dua perintah tidak Guanlin dengarkan membuat Renjun hampir murka. Ia menatap suaminya itu dengan tatapan tajam. "Lai Guanlin!"

Yang di panggil langsung menegakan badannya, jika suaminya itu sudah memanggil nama lengkapnya, maka perang dunia ketiga akan di mulai.

"Iya iya ini aku berdiri. Jangan teriak teriak dong, kasian adek nanti nangis"

Renjun mendengus kesal. Capek dia tuh ngeladenin suaminya yang akhlaknya minus.

"Adek kalau udah besar jangan kayak papi ya, hobby nya teriak teriak bikin telinga papa sakit. Nanti mirip papa aja ya, udah ganteng, baik hati, pekerja keras lagi"

Ucapan Guanlin barusan sontak membuat Renjun semakin ingin memukul kepala lelaki berpostur tinggi itu. Guanlin yang melihat Renjun sudah mengambil ancang-ancang untuk melemparkan bantal kepadanya pun segera berlari menjauhi Renjun. "Kaburrrrrr"

°
°
°

"Woy njunn"

Yang di panggil namanya mendongak ke atas sisi kiri bangunan rumahnya, itu adalah rumah milik keluarga Haechan dan pasangannya, Mark.

Sekilas cerita agar kalian memahami alur cerita ini, Rumah Guanlin dan Renjun itu di apit oleh rumah para sahabatnya. Di sisi kanan adalah Rumah milik keluarga Jeno dan Jaemin, sedangkan sisi kiri adalah rumah milik keluarga Mark dan Haechan.

Kenapa mereka bisa tinggal bersebelahan? Jawabannya karena semua bermula dari usulan Haechan, lelaki berkulit tan dan manis itu katanya ingin menghabiskan hidupnya bersama sahabat sahabatnya. Padahal alasan yang sebenarnya adalah ia ingin mengusili Renjun dan membuat lelaki mungil itu marah dan berteriak setiap harinya. Entah kenapa Haechan sangat suka melihat Renjun mengeluarkan amarahnya. Menggemaskan katanya.

"Apa?"

"Tumben lo nyuci baju sore sore gini. Mana bisa kering? Matahari aja udah mau tenggelam"

"Diem deh lo chan. Gue lagi kesel!"

Nahkan!! Dipancing gini aja Renjun udah emosi.

Haechan terkekeh, ia sekarang sedang menyuapi anaknya, Chenle makan di atas balkon belakang rumahnya. Dan tidak sengaja melihat Renjun menjemur pakaian dengan raut kesal.

"Kenapa lagi? Guanlin buat masalah apa hari ini?"

Haechan itu sudah paham betul kalau lelaki mungil itu sedang kesal, pasti ada dua kemungkinan. Karena ulah Guanlin, atau karena ulah dia. Sedangkan hari ini dia tidak berulah, berarti sudah dapat di pastikan jika Guanlin lah yang berulah.

"Lo tau gak?"

"Kagakk"

"Gue belum cerita anjir chan! Dengerin dulu! Gue lempar juga lo pake baju basah ini!"

"Hahaha iya apa?"

"Guanlin tuh begonya kebangetan. Ayden tadi pup terus dia kan gak bisa bersihin pupupnya Ayden, jadilah gue yang bersihin. Terus gue minta tolong buat buang pampersnya. Dan lo tau chan? Dia buang tuh pampers di keranjang baju kotor!! Bego banget gak sih?! Kesel banget gue!!"

Haechan yang mendengar itu pun tidak bisa menyembunyikan tawanya. Udah paham betul dia tuh sama kelakuan absurd dari suami sahabatnya. Kalau misal di rating ke absurd-an dari suami suami mereka, jelas Guanlin berada di urutan pertama, kemudian Jeno dan terakhir suaminya, Mark. Bagi Haechan, hanya suaminya yang paling waras dibanding suami temannya yang lain.

Belum sempat Haechan menghentikan tawanya, dia sudah mendengar teriakan dari rumah sampingnya.

"Renjuunnnn jangan gibah mulu lo! Gue denger ya. Dosa lo ngegibahin suami lo sendiri! Mau gue potong uang bulanan lo?" ya, itu adalah suara teriakan dari Guanlin yang tengah menggendong anaknya di balkon kamar mereka.

"Berani lo motong uang bulanan gue barang sepeserpun, gak akan gue kasih lo jatah sebulan!!" ancam balik Renjun dengan tatapan tajam kepada Guanlin

"Dih? Anceman lo jelek bener! Kasian little alin kalo gaboleh masuk sarang. Kedinginan dia nanti"

"Lin, sumpah ya itu mulut filter dikit kek! Lo ngomong begitu tepat di telinga anak gue!!"

"Eh iya, maaf ya sayang, papimu memang gak berakhlak membuat papa berkata jelek" ucap Guanlin

Renjun yang mendengar itu pun mengepalkan tangannya. Tuhan, kesabaran Renjun itu tipis setipis kapas, tapi kenapa ia di jodohkan dengan lelaki yang 24/7 menguji kesabarannya ini?

Plakkkk

"Awww"

Satu baju Renjun lemparkan dan tepat mengenai lengan Guanlin.

"Sekali lagi lo ngomong aneh aneh, gue gebuk lo sampe bunyi gedebuk gedebuk!!"

Guanlin terkekeh dan malah menjulurkan lidahnya mengejek Renjun. "Gak takut, wleeee" ujar Guanlin sebelum ia berlari masuk ke dalam kamar sebelum ia di hadiahi satu lemparan baju lagi dari Renjun.

"Kuat banget lo ngadepin si Alin, ren" ujar Haechan yang di sertai kekehan. Melihat pasangan itu saling mengumpat adalah hiburan untuknya

"Namanya juga jodoh. Kalau jodoh bisa milih mah mending gue nikah sama orang modelan Kun NCT"

"Sayangnya lo gak bisa milih modelan kayak Kun sih Ren. Lagian mana mau dia nikah sama orang modelan kayak lo. Emosi 24/7"

"Haechannn!! Sialan!"






Tbc

Gimana? Seru gak? Kalau seru jangan lupa tinggalkan like dan komen yaa. Biar aku semangat nulisnya hehe

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang