empat puluh lima.

6.5K 687 154
                                    


"Pwapiiiiiii"

"Husttt" ucap Guanlin dan Renjun bersamaan sembari meletakan telunjuk mereka di depan mulut saat anak sulungnya itu masuk ruang inap dengan berteriak dan membuat adiknya yang tengah tertidur di pangkuan Renjun itu sedikit terjingkat.

Ayden masuk dengan riangnya bersama Kakek dan neneknya di belakang.

"Upsss. Coyiiii pwapi" Ayden kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya.

"Dedek bobok ya?" tanyanya sembari berusaha naik ke pangkuan Guanlin. Guanlin menarik Ayden dan mendudukannya di pahanya.

"Iya, baru aja bobok"

Senyum Ayden luntur ketika mengetahui adiknya tengah tertidur, padahal dia sudah dari pagi pagi sekali bangun ingin bertemu dengan adiknya. "Yahh padahal akak penen ajak dedekna main"

"Nanti ya kak, gak lama pasti adek bangun kok"

"Hmm ote, pwapi!" ucapnya yang kemudian mengelus pelan tangan adik bayinya. "Dek aco nanti main ma akak ya?"

"Loh? Manggilnya kok masih bakso aja sih, kak?" tanya Ayah Renjun

"Belum dikasih nama, Ren?" kini giliran Bunda yang bertanya

"Udah kok bun"

"Namanya siapa?"

"Albert" jawab Guanlin asal

"Albert?" tanya Bunda bingung

"Haiii abebettt, ni akak namana Aden layi" ucap Ayden yang mengira nama adiknya beneran Albert.

"Ayden lai, kak. Bukan Ayden layi" saut Renjun kemudian menoleh kepada bundanya. "Enggak, Bun. Ck! Yang bener dong, Pa. Kalau mereka ngiranya beneran Albert gimana?!" kesal Renjun

"Mingrui, yah bun. Mingrui Lai"

"Wah bagus tuh. Namanya ganteng" ucap Ayah

"Mi...ming.. minguli" gumam Ayden terbata

"Mingrui, bukan minguli kak"

"Ming..ishhh!! minggil pwapaaa ihh!!" kesal Ayden saat Guanlin ikut mencoba memainkan tangan Mingrui yang tengah di genggam Ayden.

"Lah? Eja dulu itu nama dedeknya yang bener"

Ayden berdecak dan melipat kedua tangannya di dada. "Cucahhh. Gak bicaa. Ngacih nama kok cucah. Aco aja lohh"

"Ming..Rui.." eja Renjun kembali mencoba mengajarkan anak sulungnya itu mengeja nama adiknya.

"Iming!"

"Heh!!"

"Oekkkkkk" Mingrui menangis dengan kencangnya karena kaget mendengar teriakan Guanlin

"Alinnnnn!!" kesal Renjun tertahan. "husshh.. bobo lagi ya dek" ucap Renjun sembari menepuk pelan mencoba menenangkan Rui

"Ishh papa cihh. Janan bicikkkk" bisik Ayden kepada Guanlin

"Lah? Kan apa apa Papa yang salah"

"Huuucc huchhh. Cudah ya dedek janan nanis. Pwapa emang akal. Nti akak mayahin ya pwapana" Ayden berbalik menatap galak kepada Guanlin. "Pwapa iem ya! Awac kayo nakal agi!!"

"Buset, galakan anak gue ketimbang emaknya" gumam Guanlin yang langsung diberikan tatapan tajam dari Renjun. Sedangkan kedua orang tua Renjun hanya tertawa melihat kelakuan menantunya yang memang sedikit unik dari pertama kali dia pindah itu.

Sore harinya, Keluarga kanan kiri juga mengunjungi bayi mungil yang baru saja lahir itu. Mereka tidak membawa bingkisan seperti kado, karena mereka akan memberikannya langsung di rumah. Katanya demi mengurangi beban Guanlin dan Renjun untuk membawa barang dari rumah sakit ke rumah.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang