empat puluh satu.

6K 692 111
                                    

"Pwapaa antengggg" (Papa Ganteng) panggil Ayden sembari tersenyum sangat manis membuat Guanlin yang sedang fokus pada laptopnya itu menoleh

"Kenapa nih? Kamu habis main darimana? Kesambet ya?"

"Pwapaaa ayinnnn" panggil Ayden lagi yang sekarang sambil merebahkan kepalanya di paha Guanlin

"Renjunnnnnn!! Astaga! Renjun!! Tolong anak lo kesurupaaaaan"

Renjun yang baru saja dari kamar mandi itu datang terburu menghampiri Guanlin sembari berdecak. "Apa sih lin lo teriak mulu deh. Heran gue"

"Ini, lo lihat deh si kakak kenapa jadi nempel ke gue? Dia habis kesambet apa? Gue kok ngeri ya? Apa kita bawa ke ustad Jefri aja?"

Renjun mendengus. Ia mendudukan dirinya di sofa dan menaikan kedua kakinya kemudian fokus menatap layar televisi ketimbang meladeni Guanlin.

"Mau apa?" tanya Guanlin menunduk menatap Ayden

Ayden tersenyum dan kemudian terkekeh. "Mawu ecimmm pweassss"

"Ecim apa?"

"Ice cream pa, ice cream. Duh gitu aja gak tau" saut Renjun tanpa menoleh

"Mau ice cream?" tanya Guanlin dan di angguki Ayden

"Ya ambil aja di kulkas. Kenapa ke Papa? Papa gak jualan ice cream"

"Abwisss" jawab Ayden

"Gue kemarin belanja lupa gak beli ice cream" saut Renjun lagi

"Mau beli ice cream?"

"Mawuuu pwapa"

"Boleh gak yang?"

Renjun menoleh. "Boleh, tapi jangan banyak banyak" ia kemudian mengeluarkan ponselnya

Tingg

Ponsel Guanlin berbunyi. "Itu gue kirim daftar apa aja yang harus di beli. Sekalian tolong beliin ya lin?" ucap Renjun

"Yahh ini mah sama aja lu juga nyuruh gue belanja"

"Gak mau?" tanya Renjun dengan tatapan tajam

"Mau kok yang. Apa sih yang engga buat lo" jawab Guanlin sembari mencolek dagu Renju

"Ck! Ya udah berangkat gih"

"Ayooo pwapaaa! Nyaik motol ya?"

"Ya jangan naik motor kak, ini pesenan Papi kamu banyak banget nih. Naik mobil aja"

"Motol aja Pwapaaa"

"Mobil aja"

"Udah jalan aja deh kalian" ucap Renjun yang sontak membuat Guanlin dan Ayden menoleh

"Ndak mawuu!!"

"Gakkk!!"

Renjun menghela. "Ya udah sana berangkat. Naik mobil sana"

"Ayo kak"

"Pwi toyong ambiyin opi akak ma camata" (Pi, tolong ambilin topi kakak sama kacamata)

"Buat apa?"

"Nanas" (Panas) jawab Ayden singkat

"Yee, ini bocil. Lo bukan anak vampire, gak usah belagu takut panas segala" ucap Guanlin sembari menarik pipi Ayden

"Ish!! Nanas Pwapaa! Nti jeyek ayak Pwapa"

Renjun kembali menghela, kalau gak di turutin, pasti bakal ada drama berkelanjutan. Renjun dengan cepat mengambil topi dan kacamata di lantai atas, membuatnya turun dengan sedikit terengah.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang