Blooms in Our Hearts ch 06

2.3K 280 15
                                    


Sunoo sudah tidak dapat menemukan keberadaan Sunghoon. Ia terus berlari sampai halte bus kedua yang ia temui. Tapi masih belum bertemu dengan kakak tingkatnya itu.

Ia memutuskan untuk pergi ke rumah Sunghoon. Sesaat tadi Sunoo melihat raut wajah Sunghoon yang sulit diartikan, ia berniat untuk meminta maaf dan menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya.

Sunoo menaiki bus arah pulang, ia segera turun ketika tahu bus yang mengantarnya berhenti di halte tujuannya.

Sunoo menunggu di depan apartement Sunghoon dengan keadaan tubuh dan baju yang ia pakai basah karena hujan. Ia tidak bisa menghubungi Sunghoon karena mereka bahkan belum sempat bertukar nomor telpon.

Sunghoon terkejut melihat Sunoo di depan gedung apartementnya. Begitu pula Sunoo, ia kaget ketika melihat Sunghoon berdiri di depannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Lelaki itu mencoba tidak menghiraukan keberadaan Sunoo dan langsung berjalan melewatinya yang masih diam.

Sunoo tampak tidak bisa lagi membendung air matanya, setelah hampir satu jam ia menunggu Sunghoon di depan gedung apartement kakak tingkatnya itu. Ia menangis sesenggukan, namun tidak juga beranjak dari tempatnya. Sunoo ingin segera meminta maaf, namun Sunghoon tampak dingin padanya.

Sunghoon yang memutuskan untuk pergi tanpa mau tahu keadaan Sunoo seperti tersadar akan sesuatu. Baru saja pintu liftnya terbuka di lantai tempat tinggalnya, segera ia memencet tombol lagi untuk mengarahkan liftnya kembali ke lantai dasar.
Ia merasa kurang dewasa jika mendiamkan Sunoo tanpa tahu alasan ia tidak menepati janji dan sekarang anak itu menunggunya entah sejak kapan.

Sunghoon tidak mampu berkata apa -apa ketika melihat Sunoo masih berdiri ditempatnya tadi. Ia menghampiri adik tingkatnya itu, 'Dia nangis?' batin Sunghoon. Ia berdiri di depan Sunoo yang masih sesengggukan menangis.

Sunoo segera mendongakkan kepalanya ketika tahu Sunghoon berdiri di depannya. Masih dengan wajah penuh air mata ia mencoba menata hatinya.

"Kak Hoon, aku minta maaf karena nggak bisa nepatin janji ketemu kakak pulang kuliah tadi."

Kalimat pertama yang diucapkan Sunoo padanya. Membuat jantungnya mencelos, seperti tercubit.

"Tadi aku selesai kuliah jam 2 siang, dan Taki temen sekelasku ngajakin pergi ke karaoke, karena ini hari ulang tahunnya aku nggak enak mau nolak ajakannya." Sunoo mencoba menjelaskan keadaannya.

"Waktu sampai di tempat karaoke ternyata Taki ngajakin 2 teman Jepangnya buat karaoke juga. Kak Ni -ki sama kak Sakura."

Sunghoon masih diam, ia mencoba memahami Sunoo, "Aku nggak sadar kalau ternyata udah jam 4 lewat, aku buru -buru pamit ke Taki."

"Waktu mau balik ke kampus, kak Ni -ki maksa nganterin sampe depan kampus, tapi belum juga sampai di kampus hujan deras turun." Sunoo menarik napasnya panjang. "Aku nggak tahu harus gimana ketika tau kak Ni -ki nyuruh aku neduh, aku terus kepikiran kakak. Mungkin kak Sunghoon juga nungguin di tengah hujan, karena aku telat dateng."

"Aku minta maaf kak, nggak seharusnya aku kasih alesan sebanyak ini. Tapi aku sungguh -sungguh minta maaf ke kakak. Aku nggak ada maksud buat ingkar janji ke kakak." Sunoo tidak mampu lagi menahan perasaannya.

Ia menangkupkan kedua telapak tangannya, mencoba menghentikan tangisnya yang malah semakin menjadi.

Sunghoon maju mendekati Sunoo dan dengan tiba -tiba memeluk lelaki yang badannya lebih kecil darinya itu. "Badan lo dingin, No."

***

"Aku ambilin baju dulu, duduk aja di sofa." Ucap Sunghoon. Sunoo yang disuruh hanya bisa nurut apa kata Sunghoon.

Blooms in Our HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang