Dalam perjalanan pulang Sunghoon tampak hening dan hanya menjawab seperlunya pertanyaan atau cerita dari Sunoo. Pikirannya terpecah karena harus konsentrasi mengemudikan mobilnya dan semua pikiran tentang Sunoo bersama Niki. Ia merasa sedikit terusik dengan kehadiran Niki tadi, saat Sunoo menunggunya.
Sunghoon berhasil melajukan mobilnya dengan selamat sampai aparetemen Sunoo, ia memarkirkan mobilnya di basement. Namun Sunghoon masih tidak bergeming saat Sunoo mengajaknya untuk turun dari mobil. "Kak!" Panggilan ketiga dan ketukan dari kaca di pintu kemudi yang Sunoo lakukan menyadarkan Sunghoon.
Ia buru -buru turun dari mobilnya ketika menyadari Sunoo sudah berdiri diluar mobilnya. "Kak Hoonie sakit?" tanya Sunoo khawatir.
Lelaki yang tidak lebih tinggi darinya itu menempelkan punggung tangannya kedahi Sunghoon. "Kakak demam ya, badan kakak juga panas!" ucap Sunoo sedikit khawatir. Ia mencoba menggandeng tangan Sunghoon untuk segera beranjak dari basement, namun ditangkis oleh Sunghoon.
Genggaman tangan Sunoo ia tangkis begitu saja, dengan sorot mata dingin, Sunghoon menatap kekasihnya. Sunoo hanya berdiri di depannya tanpa melakukan tindakan atau mengucapkan kalimat apapun.
Sunoo tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Sunghoon, kenapa tatapan lelaki itu sedikit menakutkan kali ini. Genggaman tangannya yang selalu disambut oleh kekasihnya itu, kali ini seperti ditolak. Mencoba mencari jawaban namun bibirnya tidak sanggup untuk bergerak, alih -alih sekedar bertanya 'ada apa'.
"Yauadah aku masuk dulu ya kak, kakak kalau sampai di rumah juga cepat istirahat ya." Sunoo pergi setelah berucap, tanpa menunggu kalimat apapun yang keluar dari mulut Sunghoon. Ia bahkan tidak berani menoleh kebelakang hanya untuk memastikan Sunghoon masuk kedalam mobilnya.
Masih menunggu lift yang akan membawanya naik ke lantai unit rumahnya, Sunoo berdiri sambil mengecek layar ponselnya. Kemudian seseorang mengagetkannya karena dengan tiba -tiba memeluknya sangat erat. Namun ia tidak melawan ketika tahu yang memeluknya adalah Sunghoon.
Sunghoon berlari mengejar Sunoo yang sudah lebih dulu masuk ke gedung apartemennya. Ia melihat Sunoo masih berdiri di depan lift dan langsung memeluknya. Sunoo tidak bergeming dan tidak melawan ketika ia peluk erat seperti ini.
Perasaannya kesal ketika mengingat Sunoo bersama Niki tadi. Dengan paksa Sunghoon mendorong tubuh Sunoo ketembok dan menciumnya sedikit kasar.Sunoo masih setengah sadar ketika Sunghoon dengan tiba -tiba mencengkeram tubuhnya dan menciumnya di area umum seperti ini. Sunoo mendorong tubuh kekasihnya itu ketika bel lift berbunyi. Ia kemudian berlari masuk kedalam lift meninggalkan Sunghoon yang masih berdiri diam. Ia bahkan tidak peduli jika ada orang lain melihatnya dicium seperti itu oleh Sunghoon.
***
Suasana kampus masih belum terlalu ramai ketika Sunoo sampai disana. Angin musim gugur menyapa permukaan kulitnya. Sunoo seperti menghindari semua orang akhir -akhir ini. Ia bahkan berangkat ke kampus lebih pagi dari biasanya. Usai kelas ia langsung bergegas pulang, tanpa memedulikan teman -temannya yang bahkan bertanya tentang keadaannya.
Dan sudah hampir seminggu Sunghoon tidak memberikan kabar pada Sunoo. Bahkan ia beberapa kali mencoba menghubungi Sunghoon tapi tetap tidak ada kabar dari kekasihnya itu.
Dengan malas Sunoo berjalan menyusuri jalanan menuju gedung fakultasnya. Sampai satu suara mengejutkannya, suara yang tidak asing baginya. Seseorang itu menghampirinya dan menepuk pundaknya."Hey!"
Sunoo merasa ingin mengis saat ini juga. Hal pertama yang membuatnya ingin menangis karena Sunghoon tiba -tiba saja muncul di depannya. Hal kedua karena lelaki itu muncul dengan senyuman yang sangat Sunoo rindukan. Dan hal ketiga karena ia sangat ingin memeluk lelaki di depannya. Air mata Sunoo menetes namun bibirnya tidak mampu beucap. Ia pikir Sunghoon marah padanya dan menghindarinya seminggu ini. Namun kali ini pria itu muncul di depannya dengan senyumannya yang menawan.
"Hey! Sunoo, kenapa nangis?"
Bukan jawaban yang Sunoo berikan, ia malah semakin merengek. Sunghoon dengan lembut menggandeng tangan Sunoo menuju bangku disekitar. "Ssssstttthhh, kenapa sih sayang? Kok tiba -tiba nangis?"
"Kak Sunghoon!" Sunoo berucap sambil melirik pada sosok yang sangat ia rindukan itu. "Kenapa ngilang!" ia berucap sambil mencebikkan bibirnya.
Yang ditanya malah kebingungan, ia tidak bermaksud untuk menghilang tanpa memberikan kabar pada Sunoo. Selama seminggu ia memang tidak memberi kabar karena ia focus untuk project Prof. Choi. Ia bahkan beberapa hari yang lalu tidak pulang kerumah dan harus menginap di kampus.
"Kakak kenapa ngilang 5 hari ini?" Air mata Sunoo tidak henti mengalir dikedua pipinya yang cubby itu.
Sunghoon dengan telaten mengusap lembut pipi Sunoo, "Iya, maafin aku ya. Aku sibuk di kelas Prof. Choi beberapa hari ini."
"Kenapa nggak kasih kabar sama sekali! Aku nungguin kabar dari kakak tau!" Sunoo semakin merengek setelah melakukan pengakuan pada Sunghoon.
"Sssstttttthhh! Iya, iya maafin ya. Serius kemarin tu aku sibuk Noo, bahkan aku sampai tidur di kampus buat selesaiin projek yang dikasih Prof. Choi."
"Kenapa sampai tidur di kampus?" Sunoo bertanya dengan nada khawatir.
Sunghoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mencari alasan yang tepat untuk diberitahukan pada Sunoo. "Hehe, soalnya aku sempat nggak konsentrasi minggu -minggu kemarin itu."
"Bukan karena kakak ngindarin aku setelah kejadian di basement apartement tempo hari kan?"
Sunghoon tau kekasihnya itu pasti berpikir jika ia menghindar karena kejadian beberapa hari lalu. Dan ia tidak bisa menyangkal hal itu, konsentrasinya terpecah karena harus cemburu saat melihat kekasihnya itu duduk berdua dengan Niki.
"Hmm, menghindar nggak yahh?" Sunghoon sangat ingin mencairkan suasana diantara mereka, jadi dengan iseng dirinya menggoda Sunoo yang masih merengek.
"Ihhh, kak Sunghoon jawab buruan, kalau nggak aku nangis lagi nih!"
"Lho, lho, jangan!" Sunghoon tampak berpikir sejenak sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Maafin aku ya Sunoo. Aku udah bikin kamu khawatir dengan aku nggak kasih kabar ke kamu."
Sunoo masih memerhatikan setiap kata dan kalimat yang Sunghoon ucapkan. "Kemarin aku sempat jelous deh liat kamu sama Niki berdua."
"Kapan?"
"Waktu aku cium kamu di basement itu, sebenarnya aku lagi bingung banget sama perasaanku. Nggak seharusnya aku langsung cemburu gitu ngeliat kamu sama Niki kan." Ia menghembuskan napasnya berat. "Huuuuhh, aku minta maaf ya Noo. Mungkin karena aku udah capek di kelas jadinya sensitive banget lihat kamu berdua aja sama Niki."
"Huh?"
Sunghoon menoleh kearah Sunoo yang menatapnya lucu, alisnya bertaut. Karena kekasihnya terlalu menggemaskan, ia sengaja mencubit pipinya yang gembil itu. "Aku cemburu Sunoo deket sama Niki." Mendengar ucapan Sunghoon itu wajah Sunoo langsung memerah.
"Aku sayang kak Sunghoon!" Sunoo menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya yang memanas. "Kakak nggak perlu khawatir aku dan kak Niki cuma temen aja, aku menghargai kak Niki sebagai kakak tingkat di jurusan yang sama."
"Iya, aku percaya sama kamu."Sunoo melirik kekasihnya yang duduk tenang di sampingnya. "Aku mau peluk kakak boleh?"
Tidak ada jawaban dari Sunghoon, tapi dirasakannya tubuhnya didekap oleh kekasihnya itu. Sunoo merasa lega anggapannya selama ini Sunghoon menghindarinya itu salah. "Hari ini aku mau ke rumah kak Sunghoon boleh?""Eung! Nanti aku samperin ke kelas kamu kalau udah selesai kelas ya."
Sunoo melepaskan pelukan kekasihnya itu, "Emang kakak nggak ada kelas Prof. Choi?"
Yang ditanya hanya menggeleng, "Aku udah selesaiin kerjaan sampai minggu depan, jadinya bisa agak santai kerjanya."
"Jangan bilang kakak sampai nginep di kampus kemarin karena ini?"
"Hehehe, iya. Tapi emang sebelumnya sempat keteter kerjaannya, sekalian buat ngedistract biar nggak mikir yang aneh -aneh soal Sunoo sama Niki kemarin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Our Hearts
FanfictionKim Sunoo diam diam suka kakak kelasnya dari SMA. Park Sunghoon idola kampus yang terkenal dingin. Gimana ceritanya kalau Sunoo nggak sengaja denger pernyataan cinta seseorang pada Sunghoon. Dari pada penasaran, Lech reading!! cast: Kim Sunoo Park...