Blooms in Our Hearts ch 24

1.3K 140 6
                                    

"Selamat pagi sweetie!"

Suara berat itu merdu terdengar menyapa pendengaran laki -laki mungil yang masih terlelap. Sunoo baru saja akan membuka mata ketika dirasakannya tangan seseorang merengkuh tubuhnya. Ia beberapa kali mengerjapkan matanya.

"Bangun sayang. Tangan aku kebas nih semaleman kamu tindihin." Kembali Sunghoon mencoba membawa Sunoo kembali kedunia nyata.

Mendengar ucapan Sunghoon, dengan buru -buru Sunoo bangun dari posisi tidurnya. "Hah? Maaf kak!" ucap Sunoo panic.

Lelaki di depannya itu hanya tertawa melihat tingkah lucu kekasihnya di pagi hari seperti ini. "Aku buatin sarapan buat kamu ya, habis itu aku pulang dulu buat ganti baju."

Sunoo baru mengingat kejadian semalam, wajahnya memerah. Bahkan ia yang meminta Sunghoon untuk menginap.

Merasa Sunoo belum juga beranjak dari posisinya duduk di tempat tidur, Sunghoon menghampirinya. "Kenapa?"

"Huh? Se -semalam, aku nggak ngelakuin hal aneh kan?"

"Hal aneh apa?"

"Pas aku tidur gitu?" Sunghoon menggeleng menanggapi pertanyaan Sunoo. Kemudian Sunoo menghembuskan napasnya lega.

"Udah nggak usah dipikirin, buruan cuci muka."

Sunoo beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Saat menyikat giginya, ia teringat ciuman panas yang terjadi antara dirinya dan Sunghoon semalam. Dan ia baru menyadari jika ada beberapa bercak merah di leher kanannya.

"Hah?" Sunoo mulai panic melihat bekas merah itu. "Aduh gimana nih? Mama!"

Dari luar Sunghoon mengetuk pintu kamar mandi yang sedang digunakan Sunoo. "Sunoo, kamu nggak apa -apa?" tanyanya khawatir.

"Kak Sunghoon!" Sunoo berjalan keluar kamar mandi dan mendapati Sunghoon yang berdiri di depan pintunya dengan raut wajah khawatir. "Ini." Sunoo menunjuk lehernya dan tampak beberapa bekas merah yang ia tinggalkan disana semalam.

"Hehe, maaf ya. Nanti aku bantu buat nyamarin bekasnya." Ucap Sunghoon.

Mereka berdua kembali kemeja makan yang sudah tersaji roti bakar dan sunny side serta segelas susu coklat hangat. "Wooaaahh!"

Sunghoon tersenyum mellihat ekspresi senang dari Sunoo. "Nanti ke kampusnya bareng aja, hari ini aku bawa mobil kak Heeseung."

"Eeeuunggg, tapi nanti kakak nggak ke kelas professor Choi lagi?"

"Hmmmm." Sunghoon tampak berpikir sejenak. "Ada sih, tapi aku usahain pulang cepet hari ini."

"Hehe, iya. Kalau nggak bisa pulang bareng nggak apa -apa, tapi kasih kabar." Sunoo merajuk.

"Iya sayang!"

Seperti janji mereka pagi tadi, Sunoo dan Sunghoon berangkat ke kampus dengan mobil Heeseung. Sunghoon memarkir mobilnya di dekat kantin Kimia, semua orang melihat kearah mereka ketika tau milik siapa mobil tersebut.

Mereka masuk ke Gedung kampus Kimia, dari kejauhan Niki tampak melihat kearah mereka berdua. Pemandangan yang lain dari biasanya yang ia temui, Sunghoon berjalan bersama Sunoo sepanjang koridor. Beberapa saat ia mengamati keduanya yang mulai menghilang dari pandangan.

"Udah kak, aku bisa ke kelas sendiri."

"Tapi aku mau anterin kamu ke kelas." Sunoo tidak membantah lagi ucapan Sunghoon itu. Dalam hatinya cukup senang juga di antar kekasihnya sampai ke kelas, tapi yang jadi masalah adalah nanti seluruh kelas akan membanjiri dirinya dengan pertanyaan seputar Sunghoon atau malah dirinya dan Sunghoon.

"Udah ya kak, nggak usah masuk ke kelas, nanti bakal banyak pertanyaan kalau kakak muncul di kelas."

Sunghoon melihat kearah Sunoo yang tampak gelisah sedari tadi jalan bersamanya. "Kamu nggak suka jalan bareng aku?"

"Hah? Bu -bukan gitu maksud aku!"

"Iya -iya, yaudah aku anter kamunya sampai disini aja ya. Nanti siang aku kabarin kalau udah selesai kelas professor ya." Sunoo mengangguk senang.

Dari dalam kelas Jungwon dan Taki menyambut Sunoo dengan tatapan dan senyuman yang aneh. "Jadi Sunoo pacarannya sama kak Sunghoon?" tanya Taki penasaran.

Semburat merah tampak diwajah Sunoo, ia tidak langsung menjawab dan hanya duduk di bangku sebelah Jungwon.

"Sunoo, ceitain gimana lo bisa jadian sama kak Sunghoon. Cepet!"

"Apa sih Kii. Masih pagi tau, lagian kelas bentar lagi mulai."

"Ishhh, semua orang udah liat kali Sunoo jalan bareng kak Sunghoon tadi itu."

"Iya, iya, nanti gue certain ya. Tapi enggak sekarang."

Jungwon menyenggol lengan Sunoo, "Kenapa?" Tanya Sunoo pada Jungwon.

"Lo terbaik emang Noo, bikin orang -orang ngegosipin lo sama kak Sunghoon pagi -pagi begini." Ucap Jungwon berbisik.

"Serius lo?! Gimana nih?"

"Ya biarin aja sih, kalau gue jadi lo malah seneng semua orang tau gue pacaran sama orang yang cukup diminatin di kampus."

"Tapi elo bukan gue kan? Dan gue juga bukan elo!"

"Dih, kok lo sewot ke gue sih!"

Sepanjang perkuliahan Sunoo tampak gelisah tidak seperti biasanya. Ia sudah mengikuti saran dari Jungwon untuk bersikap biasa saja dikelas. Tapi semua anak -anak di kelasnya seperti menghujaninya dengan tatapan aneh.

Sunoo duduk di bangku taman yang ada di sekitaran kampusnya untuk menunggu Sunghoon. Beberapa orang yang melewatinya seolah menatapnya dan berbisik -bisik tentang dirinya. Sampai satu suara berat mengagetkannya dari arah belakang. "Heeyy!"

Niki mengambil tempat duduk di depannya, Sunoo yang awalnya mencoba focus dengan buku yang ia baca kali ini memilih untuk menutup buku yang sedari tadi menemaninya itu. Ia sedikit bersyukur Niki datang padanya dan menemaninya.

"Kak Niki belum pulang?"

"Gue baru selesai kelas, lo ngapain disini sendirian? Biasanya berdua sama temen lo kan."

"Hehe, iya. Jungwon udah balik duluan tadi."

"Terus lo nungguin siapa?"

"Gue nungguin kak Sunghoon, dia masih ada kelas sampai jam 5."

"Ohhh, Sunghoon yang anak Fisika temennya Jay?" Ekspresinya tidak lagi terkejut setelah melihat mereka berdua berjalan bersama di koridor tadi pagi. Yang ditanya mengangguk tanpa ragu. "Gue temenin ya!"

Sunoo sedikit ragu mengiyakan permintaan Niki barusan, tapi ia tetap mengiyakan. Bagaimanapun Niki adalah kakak tingkat di jurusannya.

"Kalau gue perhatiin kalian sering pulang bareng ya?"

"Haha, iya kak. Aku sama kak Sunghoon kebetulan satu arah pulangnya."

"Hmmm... bukan karena ada hubungan serius?" Niki semakin menginterogasi Sunoo dengan sederet pertanyaan yang memojokannya.

"Ha? Iya sih." Sunoo menjawab singkat pertanyaan Niki kemudian kembali terdiam.

Meski sedikit terkejut Niki mencoba bersikap tenang, "Jadi kalian pacaran?" Sunoo mengangguk dan wajahnya tampak bersemu. Hati Niki seperti tercubit melihat ekspresi Sunoo saat ini, kesempatannya untuk mendekati adik tingkatnya itu tidak ada lagi.

Sunghoon selesai kelas pukul 5 tepat, ia bergegas untuk pulang dan menemui Sunoo yang sudah menunggunya. Melihat pesan Sunoo, ia menunggu di bangku taman yang ada di dekat gedung fakultas.

Saat akan menghubungi ponsel Sunoo, dari kejauhan ia melihat Sunoo yang sedang duduk dengan seseorang di bangku taman. Sunghoon mengampiri kedua orang itu, yang adalah Sunoo dan Niki.

Blooms in Our HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang