Perlombaan untuk cabang olahraga sudah dimulai, semua mahasiswa dengan tertib mengikuti peraturan tiap cabang olahraga. Sunghoon sendiri meski panitia, dia tetap mengikuti cabang olahraga lari jarak pendek dan lari estafet bersama teman -teman sekelasnya. Sunoo dan Jungwon memutuskan untuk melihat pertandingan Sunghoon yang akan diadakan siang nanti seusai kelasnya berakhir.
Meski sudah mulai untuk beberapa cabang olahraga, kegiatan mengajar tetap berlangsung sampai mata kuliah kedua."Won, buruan, lombanya kak Sunghoon udah mau dimulai nih." Sunoo dan Jungwon berjalan menuju lapangan bola yang letaknya ada di belakang kampus mereka. Belum sampai di lapangan mereka bertemu Jay, Ni-ki, dan EJ.
"Jungwon, Sunoo!" Panggil Jay dan langsung menghampiri keduanya. "Mau kemana, buru -buru amat?"
Jungwon memainkan matanya pada si pacar, Sunoo yang ditatap oleh Jay hanya tertawa penuh arti. "Ouwh, mau kelapangan?" Ucap Jay ketika tau maksud permainan mata Jungwon tadi.
"Ehehehe, iya kak. Kakak mau kemana, tumben ramean?" tanya Sunoo.
"Kita habis latihan, yaudah ayok kalo mau lihat perlombaan lari." Niki dan EJ menatap bingung kearah Jay, mereka bertiga tadinya mau pergi ke kantin. "Udah ayok ikut aja, pacar gue mau nonton lomba lari." Ucapnya pada Niki dan EJ.
Mereka berlima menuju lapangan dan memilih duduk di tribun yang tidak terlalu ramai. Niki duduk di samping Sunoo.
"Hai!" sapanya.
"Hai kak Nik," ucap Sunoo canggung. Sunoo masih antusias melihat Sunghoon yang bersiap di lintasan lari.
Riuh suara pendukung Sunghoon, terdengar bersautan di tribun penonton. Sunghoon semakin terkenal karena menjadi panitia perlombaan. Sunoo tahu hal itu, karena teman -teman di kelasnya pun banyak yang membicarakan Sunghoon.
"Aku nggak akan nyerah, Noo." Bisik Niki, membuat Sunoo menatap penuh tanya kearah Niki. Mereka bertemu pandang, namun Sunoo tidak mengatakan apapun.
Dari lintasan lari Sunghoon melihat kearah teman -temannya menonton lomba. Ej, Jay, Jungwoon, Sunoo, dan Niki, dia melihat kearah kelimanya.
Pandangannya terkunci kearah Sunoo dan Niki yang sedang saling pandang. Kemudian ia melihat Sunoo memalingkan pandangannya dari Niki dan menunduk.
***
Sunghoon merasa kehilangan konsentrasinya hari ini, mungkin karena beberapa hari ini dirinya sibuk dengan kegiatan kepanitiaan dan sekarang harus mengikuti perlombaan lari. Tenaganya seperti terkuras, perasaannya terlalu sensitive sekarang ini.
Ia berjalan kearah halte untuk pulang, dan Sunoo menunggunya disana. Senyum yang beberapa hari terakhir ini jarang ia lihat, lambaian tangannya menyadarkan Sunghoon dari lamunan.
"Kak,"
"Iya, Noo."
"Akhirnya bisa pulang bareng kakak lagi sekarang." Ucap Sunoo girang.
'Gue juga seneng Noo, bisa pulang bareng lo lagi.'
Mereka duduk di halte yang kebetulan saat ini sedang lenggang, menunggu bus berikutnya datang. Sunghoon tiba -tiba menjatuhkan kepalanya kebahu Sunoo.
"Biarin gue sandaran dulu ya, gue capek banget." Ucap Sunghoon pada Sunoo yang hanya bisa diam tanpa bicara apapun. Sunghoon memejamkan matanya sekejap, Sunoo mengusap lembut helai rambut Sunghoon.
'Lembut banget rambut kak Sunghoon.'
Sunhoon memegang tangan Sunoo yang sedang mengusap kepalanya, digenggamnya tangan Sunoo. Sunghoon menatap wajah manis Sunoo yang memerah karena malu ditatap seperti itu oleh Sunghoon. Keduanya tersadar ketika ada seseorang datang mendekat kearah halte tempat mereka menunggu bus. Sunoo hanya bisa menunduk karena saat ini jantungnya masih berdebar dengan kencang.
Tak berapa lama bus yang mereka tunggu datang, dan keduanya pulang dengan keheningan. Sampai di halte tujuan Sunghoon menarik tangan Sunoo yang berjalan didepannya.
"Noo."
Sunoo membalikan badannya kearah Sunghoon yang berdiri dan hanya diam menatap kearahnya. Sedangkan tangannya masih digenggam oleh Sunghoon.
"Ada apa kak?"
"Kakak sakit ya? Muka kakak pucet banget."Disentuhnya dahi Sunghoon yang memang teraba hangat.
"Aku anter kakak pulang ya." Sunoo menggandeng Sunghoon yang berjalan lemas disampingnya.
Saat memasuki rumah Sunghoon, Sunoo kembali diingatkan kejadian terakhir dia berkunjung kesana.
"Udah nggak apa -apa Noo kalau kamu mau langsung balik, aku cuma kurang istirahat aja kok sekarang ini."
Sunoo mundur satu langkah dari tempatnya semula, Sunghoon yang menyadari perubahan ekspresi wajah Sunoo pun langsung meralat ucapannya. "Maksud aku, aku nggak mau ngerepotin kamu. Sekarang ini aku cuma butuh istirahat aja."
"Ahhh iya, yaudah aku pamit ya kak Hoon." Sunoo mengambil tasnya yang tadi diletakkan didepan pintu masuk.
"Sunoo!"
"Ya!"
"Kalau boleh minta tolong, beliin aku obat demam ya di apotek."
"Eunggg. Aku beliin obat kakak dulu baru pulang. OK. Tunggu bentar ya kak." Ucap Sunoo dengan senyum yang selalu memenuhi wajah cantiknya.
***
"Kak Hoon, bangun dulu ini obatnya udah aku beliin, diminum dulu." Sunoo menghampiri Sunghoon yang tertidur dikamarnya. Dia membawa obat yang dibelinya dan segelas air yang ia ambil di dapur si pemilik rumah.
Sunghoon tidak juga bangun, Sunoo meletakkan gelas dan obat diatas nakas disamping tempat tidur. "Kak, bangun dulu," Sunoo mencoba membangunkan Sunghoon yang masih terlelap.
Namun diluar kendalinya, tangannya di tarik oleh Sunghoon yang masih setengah tidur. Hal itu membuat Sunoo menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur tepat disamping Sunghoon.
Sunoo melihat wajah Sunghoon sangat dekat, hembusan napas hangatnya sampai ke pipi Sunoo yang merona. Lengan yang lebih tua memeluk tubuh disampingnya. Sunoo sedikit menggeser tubuhnya, pelan, sangat pelan. Saat sudah berhasil bangun dari tempat tidur, Sunoo memastikan Sunghoon masih terlelap.
Sunoo segera mengemas barang -barangnya dan keluar dari apartement Sunghoon. Dia masih memegangi dadanya, jantungnya masih berdegup kencang. Sunoo tidak berani membayangkan wajah terlelap Sunghoon tadi.
Sampai di depan gedung apartement Sunoo melihat Niki disana. Ia segera menghampiri kakak tingkatnya itu. Niki yang menyadari kehadiran Sunoo kemudian tersenyum kearahnya.
"Kak Nik, ngapain disini?"
"Ini mau kasih titipan kak K, tadi gue lupa ngasih ke lo pas ketemu."
"Kok nggak chat atau telpon aja sih kak, kan bisa aku yang ambil ke rumah kakak."
"Iya, santai aja. Gue lagi senggang juga kok."
Sunoo mengangguk dan memasukan map yang diberikan Niki tadi ke tas miliknya.
"Lo baru baliik jam segini Noo? Darimana?"
"Eehh iya kak, tadi ke toko buku dulu nyari bahan buat tugas kelompok. " Sunoo terpaksa berbohong. Ia tidak ingin memperumit suasana diantara dirinya dan Niki. Ucapan Niki di lapangan tadi masih juga menjadi tanda tanya dibenak Sunoo.
"Soal yang gue bilang nggak bakal nyerah tadi, gue serius Noo. Gue tau lo suka sama Sunghoon."
Niki berdiri dan mengusap lembut rambut Sunoo."Sampai ketemu di kampus ya Noo, akhir pekan lo harus liat penampilan kita bertiga. OK!"
Sunoo menatap kepergian Niki dengan pikiran tentang ucapan -ucapan Niki barusan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooms in Our Hearts
FanfictionKim Sunoo diam diam suka kakak kelasnya dari SMA. Park Sunghoon idola kampus yang terkenal dingin. Gimana ceritanya kalau Sunoo nggak sengaja denger pernyataan cinta seseorang pada Sunghoon. Dari pada penasaran, Lech reading!! cast: Kim Sunoo Park...