"Duapuluh satu"

4.9K 517 47
                                    

"Duapuluh satu"














Haechan, kembali ke kelas setelah di tinggal oleh Jeno sendirian di lapangan basket.

"Chan"

Haechan, menoleh dan melihat Renjun berdiri di sampingnya, "dia setan apa orang sih muncul mulu perasaan" batin Haechan mengabaikan Renjun.

"Lagi sedih ya?" tanya Renjun.

Haechan, menggelengkan kepalanya "udah tau masih pakek nanya lagi" batin Haechan lagi.

"Pulang sekolah mau jalan-jalan dulu gak?" tanya Renjun lagi.

"Makasih kak, tapi aku harus bantu eomma jualan" ucap Haechan menolak ajakan Renjun dengan menggukan eommanya sebagai alasan.

"Oohh!... ya udah besok aja mau gak?"

"Besok juga bantu eomma kak, tiap hari bantu eomma aku tuh" ucap Haechan.

Renjun, tersenyum mendengar ucapan Haechan yang yang sebenarnya bohong, bohong kalau sibuk ngebantuin eommanya karena nyatanya Haechan sibuk karena harus nge babu di tempat Jeno.

"Ya udah lain kali aja kalau kau ada waktu kita jal-"

"Kalau gak mau ya gak usah maksa, masa udah di tolak gitu gak peka juga"

Renjun dan Haechan melihat ke arah pintu di mana terlihat Jeno yang baru masuk dengan tangan masuk ke kedua saku celananya berjalan santai menuju bangkunya.

"Chan" panggil Renjun.

"Uummm?"

"Kau ada hubungan apa dengan Jeno?" tanya Renjun yang mulai geram karena setiap dia berusaha deketin Haechan selalu muncul Jeno.

"Aku?" tanya balik Haechan dan Renjun mengangguk.

"Aku dan Jeno eng-"

"Ada hubungan apa itu bukan urusanmu" jawab Jeno menghentikan ucapan Haechan dan lagi-lagi mengalihkan perhatian.

Renjun, berbalik menghadap ke arah Jeno meski jarak mereka terbilang jauh. Jeno duduk di pokok kanan belakang sedangkan Haechan duduk di bangku nomor dua ujung kiri.

"Aku tau bukan urusan ku, dan aku bertanya pada Haechan bukan kau" balas Renjun.

Jeno, tak perdulikan ucapan Renjun dan malah memalingkan wajah nya menghadap ke jendela menikmati pemandangan di luar kelas yang hanya ada dinding.

Sedangkan Renjun kembali ke Haechan yang bingung ini dua orang kenapa sih?. (Peka nak pekak, tampol juga nih).

- - -ooOoo- - -

Sepulang sekolah Jeno dan Haechan mampir dulu ke mini market untuk membeli kebutuhan yang habis di rumah.

"Jeno" panggil Haechan dan Jeno berjalan ke arah Haechan.

"Apa?" tanya Jeno.

"Aku mau snack itu" ucap Haechan sambil menunjuk ke arah snack yang dia inginkan mirip anak umur 3 tahun yang meminta snack pada eommanya.

"Ya udah ambil" ucap Jeno tapi bukannya segera mengambilnya Haechan justru mengembungkan kedua pipinya lucu.

"Kenapa diem?" tanya Jeno.

"Gak nyampek loh~" rengek Haechan sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Bilang dong" ucap Jeno, "Nih petang" lanjutnya sambil memberikan sebungkus coklat pada Haechan.

"Cepat ambil" ucap Jeno lagi sambil ngegendong Haechan agar Haechan bisa ngambil snack yang di inginkan yang berada di rak paling atas.

Meski masih shock dengan apa yang Jeno lakukan, Haechan tetap mengambil snack itu, "udah" ucap Haechan dan Jeno segera menurunkan Haechan.

"Udah selesai belum belanjanya?" tanya Jeno.

Haechan, melihat ke keranjang belanjaan dan melihat-lihat belanjaannya.

"Sepertinya udah semua" ucap Haechan.

Jeno, mengangguk dan berjalan ke arah kasir di ikuti Haechan di belakangnya membawa keranjang penuh dengan belanjaan.

"Sini biar aku yang bawa" ucap Jeno menghentikan langkahnya dan mengambil ranjang belanjaan dari tangan Haechan sebelum dia lanjut jalan.

Sesampainya mereka di kasir mbak kasirnya senyum-senyum sambil ngelirik ke arah Jeno dan Haechan.

"Kenapa mbak?" tanya Jeno.

Mbak kasir yang entak sedang mikirin apaan tak me dengar pertanyaan Jeno dan tetap senyum-senyum gak jelas.

Jeno, noleh ke arah Haechan "kenapa dia?" tanya Jeno dan Haechan menahan tawa sambil ngegeleng.

"Woe mbak! waras kau?" tanya Jeno sambil ngelambaikan tangan tepat di depan mbak kasih sehingga kewarasannya kembali.

"E-eh iya?"

Jeno, yang udah dan mood memasang wajah jutek membuat mbak kasirnya segera melakukan tugasnya.

"Mas" panggil mbak kasirnya saat Jeno dan Haechan akan pergi, "Pacarnya imut" lanjut mbak kasir sambil nunjuk Haechan.

Jeno, lihat ke arah Haechan dan langsung meraih kepala Haechan untuk di sembunyikan di ketiaknya lalu pergi meninggalkan mini market itu dengan mbak-mbak kasir yang mulai teriak-teriak kayak orang gila mengabaikan pengunjung lain.

Sesampainya di parkiran Jeno dengan wajah kusutnya masuk kedalam mobil setelah meletakkan belanjaan di belakang.

"Emang aku imut ya No?" tanya Haechan.

"GAK!"

"Ck!"



- - -ooOoo- - -

Sainganlu banyak ya No termasuk aku loh ini saingan lu.

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang