"Enam"

6.6K 698 15
                                    

"Enam"












"Kau tunggu di sini" ucap Jeno menyuruh Haechan menunggunya di mobil .

"No" panggil Haechan membuat Jeno yang akan membuka pintu mobilnya beralih pada Haechan.

"Kenapa?"

"Ini dimana?" tanya Haechan sambil melihat ke arah luar di mana Jeno membawa Haechan ke tempat nongkrongnya tang tak lain adalah gedung terbengkalai.

"Tempat nongkrong temen-temenku, udah kau diem di sini aku cuma mau nganter ini" ucap Jeno sambil menunjukkan bag pada Haechan.

"Apa itu?"

Jeno, tak menjawab dan langsung keluar begitu saja meninggalkan Haechan yang sekarang hanya bisa diam menunggu.

"Ck! orang kaya mobil bagus nongkrong di tempat serem gini, dasar orang aneh" gumam Haechan sambil memainkan kukunya dan mulai merasa bosan karena tak tau harus ngapain, mau main ponsel tapi batrenya habis, ya maklum ponsel Haechan kentang.

"Aarrgg... lama banget sih si kampret" kesal Haechan sambil menyadarkan kepalanya di sandaran mobil.

Tuk!

Tuk!

Haechan, membuka matanya dan menoleh ke arah samping di mana terlihat seorang lelaki mengetuk kaca jendela mobil.

Tuk!

Tuk!

Lelaki itu mengisyaratkan pada Haechan untuk membuka pintu mobil dan dengan polosnya Haechan menurutinya lalu membuka pintu mobil.

Srak!

Brugh!

"Awww~" erang Haechan memegangi tangannya yang tak sengaja terkena batu saat dia terjatuh karena lelaki yang tak dia kenal menariknya.

Haechan, berdiri dan menatap lelaki itu, "Kenapa? dan kau siapa?" tanya Haechan tapi lelaki itu tak menjawab dan terus menatap Haechan membuat Haechan jadi takut.

"Oh! kau temannya Jeno ya, Jeno nya sudah ke sana" ucap Haechan sambil menunjuk ke arah gedung.

Dan bukannya menjawab, lelaki itu malah mendorong Haechan dan mengukuh Haechan sebelum dia akan menyerang leher Haechan.

"Yak...Yak... apa yang kau lakukan" ucap Haechan menahan tubuh lelaki itu.

Srak!

Lelaki itu menarik seragam Haechan bagian lengan hingga sobek dan memperlihatkan bahu mulus Haechan.

"Yak!" teriak Haechan sambil mendorong lelaki itu hingga mundur beberapa langkah dan Haechan akan kembali masuk kedalam mobil tapi lelaki itu lebih dulu meraih pinggang Haechan dan kembali menarik Haechan keluar.

Brak!

Lelaki itu membanting pintu mobil dan kembali mendorong Haechan hingga terpojok.

"Tolong..!!! JENO~AAAA..!!!" Haechan berteriak sekencang mungkin berharap Jeno segera datang dan menyelamatkannya.

Srak!

Lengan bagian kanan berhasil tersobek sehingga sekarang seragam Haechan sudah mirip baju tanpa lengan.

"JENO....!!" Haechan terus berteriak sambil meronta setiap kali lelaki yang tak tau dari mana asalnya ingin memperkosanya.

"Hiks... Jeno"

Haechan, mulai menangis karena tenanganya mulai habis sedangkan lelaki itu terus berusaha menyentuhnya.

"Jen-"

Bugh!

Hanya dengan satu pukulan lelaki mesum yang sedang di pengaruh oleh alkohol itu tumbang tak sadarkan diri.

Haechan, yang terkejut hanya bisa terdiam mematung melihat lelaki yang sekarang terkapar di tanah.

"Kau tak apa-apa?"

Haechan, melihat orang yang menolongnya dan menggeleng pelan.

"Siapa kau dan kenapa kau disin- tunggu ini mobilnya Jeno kan?"

Haechan, mengangguk mengiyakan ucapan orang yang menolongnya.

"Lalu di mana Jeno?"

"D-didalam" ucap Haechan pelan dan sedikit terbata.

Lelaki itu meraih bahu Haechan  dan membawa Haechan masuk kedalam.

"JENO!"

Yang di panggil menoleh dan membolakan matanya saat melihat keadaan Haechan yang acak-acakan.

Haechan, yang melihat Jeno segera berlari dan memeluk Jeno sebelum akhirnya menangis di pelukan Jeno membuat Jeno dan 3 sahabatnya terdiam bingung.

- - -ooOoo- - -

"Nih" Jeno meletakkan teh hangat di hadapan Haechan yang duduk di sofa ruang tv.

Jeno, duduk di samping Haechan setelahnya, "lemah banget jadi cowo" celetuk Jeno membuat Haechan menoleh ke arahnya.

"Ini semua gara-gara kau ya" ucap Haechan dengan nada tinggi membuat Jeno seketika terdiam karena terkejut.

"Kalau gak ada temenmu siapa tadi namanya"

"Jaemin"

"Hah! itu, udah di bobol lubangku" omel Haechan dan Jeno cuma bisa diam, "Lagian kuping mu budek banget sih di triakin sampek suara serek masa kagak denger" lanjut Haechan yang semakin membuat Jeno terdiam.

"Main juga di gedung serem kek gitu, kau kan orang kaya, harusnya tuh di mall di cafe di pan-ppffttt"

Jeno, membungkam mulut Haechan yang tak henti-hentinya berbicara.

"Bisa diem gak sih, kayaknya kau dan pacarmu itu lebih cerewet kau dah" ucap Jeno sambil melepas tangannya dari mulut Haechan.

"Aku bukan cerew-"

Haechan, menghentikan ucapannya saat Jeno melotot ke arahnya dan Haechan segera meraih teh manis yang di buatankan Jeno untuknya.

"Cepat ganti bajumu dan siapkan makan malam" ucap Jeno sambil beranjak dari duduknya.

"Jangan ketiduran lagi kau" ucap Jeno lagi sebelum benar-benar pergi menuju kamarnya.

Dan ya orang yang menyelamatkan Haechan tadi adalah Jaemin yang baru sampai setelah mengantarkan pulang cabe-cabeannya.

- - -ooOoo- - -

Jenong lu ngeselin banget sih 😬

SEGERA DEBUT...!!!!

!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang