"Empatpuluh enam"

3.6K 287 17
                                    

"Empatpuluh enam"










Brak!

Haechan, menutup pintu mobil Jeno dengan kasar dan tanpa rasa bersalah dia tetap berjalan memintakan Jeno yang melotot melihat ke arahnya dari dalam mobil.

"Hukuman mu aku naikin jadi seumur hidup" gumam Jeno sambil melepas seatbelt dan keluar mobil menyusul Haechan.

Sedangkan Haechan tak perduli dan tetap berlari menjauh dari tempat Jeno memarkirkan mobilnym sampai langkahnya terhenti saat melihan keruman orang di tempat yang dia tutu yaitu sebuah danau dimana dirinya dan Somi pertamakalinya menyatakan perasaan mereka satu sama lain.

Lalu kanapa Haechan bisa tau Somi ke danau itu...??

Flashback oN.

Haechan, bukan anak yang terlahir dari keluarga yang kaya tapi dia anak yang cerdas sehingga bisa bersekolah di sekolah elit di korea itu, tapi semua itu tak membuat Haechan terus mengucap syukur karena tanpa banya orang tau beberapa teman juga membully nya.

"Aihh! gimana dong ini, uangku di ambit lagi sama mereka, aku butut sepeda buat ke sekolah" umam Haechan sambil menendang-nendang kerikil yang ada di depannya.

Pluk!

Awww~

Mendengar suara erangan kesakitan,Haechan mengadarkan pandangannya mencari dari mana sumber suara itu sampai pandangannya tertuju pada seorang wanita yang juga terlihan celingukan sambil memegangi kepalanya yang Haechan yakini batu yang dia tendang mangerai wanita itu.

Tanpa pikir panning lagi Haechan segera mendatangi si wanita, "H-hai, maaf aku tak sengaja" ucap Haechan membuat wanita itu menoleh ke arahnya.

"H-Haechan namaku Haechan dan ini nomorku, kalau kau terluka hubungi aku" ucap Haechan memperkenalkan diri dan memberi secarik kertas di mana terdapat nomad ponselnya di sana.

Haechan, yang cupu akan cinta dan manita itu segera pergi setelah si wanita menerima secarik kertas yang dia kasih.

Dan keesokan harinya Haechan kembali berjalan melewati danau itu karens itu jalan pintas untuknya bisa sampan lebih cepat ke rumah.

"Haechan!"

Suara terikan memanggil namanya membuat langkah Haechan terhenti dan mencari keberadaan sumber suara yang ternyata wanita yang keratin ia temui.

Tanpa pikir panjan Haechan berjalan mendekati wanita itu, "H-hai" sapa Haechan dan wanita itu Hanna membalas dengan senyuman.

"Aku Somi" ucap si wanita sambil mwngulurkan tangnnya.

"Oh! hai Somi" ucap Haechan meraih tangan Somi.

Pertemuan tanpa sengaja dan perkenalan singkat tak membuat mereka untuk tidak saling nyaman satu sama lain, dan setelah perkenalan itu mereka juga sering menghabiskan waktu mereka di danau itu sampai akhirnya kata cinta saling terucap dan mereka resmi pacaran.

"Aku pertama kali melihatmu di sini dan aku ingin untuk terakhir kalinya melihatmu juga di sini" ucap Somi.

"Ngomong apa sih"

"Enggak, itu hanya ke inginanku  yang mungkin suatu hari nanti kita tak lagi bersama dan saat kamu mendengar kalau aku menghilang pastikan tempat ini menjadi petunjuk"

Haechan, hanya diam tanpa rasa curiga mendengar ucapan Somi arena dia merasa hubungan mereka baik-baik saja tanpa tau sore itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Somi arena saat dia pulang kabar duka yang membuat Haechan berubah dan akhirnya Somi mengakhiri hubungan mereka.


Flashback Off.


Haechan, mematung melihat tubuh Somi terbujur kaku dengan baju basah kuyup eerbaring di pinggir danau.

"Chan" panggil Jeno sambil menepuk bahu Haechan.

Greb!

Haechan, membalikkan tubuhnya dan langung memeluk Jeno sebelum tangisnya pecah, "Aku terlambat No hikz...aku terlambat" ucap Haechan di tengah-tengah tangisnya di dałam pelikan Jeno.

Meski Haechan dan Somi tak ada hubungan lagi tapi Haechan menganggap Somi esperti adik sediri karena Somi orang pertama yang menyapanya dengan senyuman tulus di saat orang-orang memanggil namanya hanya saat mereka butuh bantuanya saja.

"Ini bukan salahmu Chan" ucap Jeno mengratkan pelukan Haechan padanya.

- - -ooOoo- - -

Selesai pemakanan Somi, Jeno dan kawan-kawan termasuk Haechan memilih pergi ke markas dan duduk di sofa usang kebanggaan mereka.

"Ini salah ku" celetuk Jaemin.

"Gak ada yang salah di sini" ucap Jeno.

"Aku yang salah" ucap Haechan.

Sedangkan Jisung dan Hyunjin hanya bisa saling menatap bingung melihat ketiga temannya saling menyalahkan diri mereka masing-masing.

"Kalau aku mengejarnya ini gak akan terjadi, ini salahku" ucap Jaemin.

"Kalau aku datang lebih cepat Somi pasti masih bisa di selamatkan, ini salahku" ucap Haechan.

"Ehemm! Uummm... kalian laper gak?" tanya Hyunjin.

Jeno, Haechan, Jaemin dan Jisung menatap Hyunjin secara serentak.

"K-kenapa?"

"Aku laper Hyung" ucap Jisung.

"Aku juga" sahut Jeno.

"Aku"

"Aku"

Hyunjin, menunjukkan deretan giginya memdengar jawaban dari ke empat temannya, "K-kalau gitu aku turun beli makanan" ucap Hyunjin tapi tak ada yang menanggapi karena mereka semua kembali merenung seperti awal mereka datang.

"Jie, ikut aku" lanjut Hyunjin menarik paksa Jisung agar ikut dengannya dan merekapun pergi meninggalkan Jeno, Jaemin dan Haechan.

- - -ooOoo- - -

Kangen gak sama ini Book..??? Gak ya..?? Ya udah ilang lagi aja Wkwkwk...

Eh! Iya aku buat Book baru pair Nahyuck.

KEPOIN BABY😘

KEPOIN BABY😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang