"Limapuluh"

3.5K 274 10
                                    

"Limapuluh"












"Cepat masuk"

Haechan, dengan wajah lesu karena capek di tambah kesal itu pun melangkah masuk kedalam rumah sesuai perintah eommanya.

"Kenapa harus gini sih?" ucap Haechan.

"Udah adatnya gini, pemelai gak boleh ketemu sampai hari pernikahan biar kejutan, diet sana biar pangkling ntar Jeno nya" jawab Taeyeon.

"Adat dari mana kayak gitu? ada-ada aj-"

Plak!

"Diem aja kenapa sih Chan, cuma dua minggu doang gak ketemu Jeno, udah kayak 5 abad aja" omel Taeyeon, "ah! atau jangan-jangan emang beneran ya kalian tinggal satu atap udah sering gituan?" lanjut Taeyeon yang berhasil membuat Haechan melotot tak percaya bisa-bisa eommanya menuduh anak sendiri.

"A-apaan, aku dan Jeno gak pernah ngelakuin itu ya, yang di gudang itu pertama kalinya tapi malah gak jadi" ucap Haechan dengan kedua pipinya yang memerah mengingat kejadian di gudang kemarin.

Plak!

Lagi-lagi Haechan kena pukul emaknya karena tiba-tiba ngelamun dan itu membuat Haechan mengapouthkan bibirnya.

"Apa kamu bilang? malah gak jadi..?? iya Chan gak jadi?"

"Yak...Yak... eomma, bukan itu maksud echan, Aish! gimana sih ini" bingung Haechan salah ngomong.

"Hah! mau alasan apa kamu? kalau saja Appamu masih hidup, udah di rebus kamu" ucap Taeyeon sebelum pergi meninggalkan anaknya di ruang tengah.

Dddrrrttt....

Ddrrttt....

Haechan, yang masih mode begok karena perdebatan dengan emaknya di kejutkan oleh ponsel yang bergetar cukup lama yang artinya ada seseorang yang menghubunginya.

"Jeno?" gumam Haechan melihat layar ponsel yang menampilkan sebuah panggilan masuk yang ternyata Jeno.

"Hallo?"

"Ngapain?"

"Baru sampek rumah, kenapa?"

"Kangen~"

Rasanya Haechan ingin muntah mendengar suara manja Jeno yang selama ini gak pernah dia dengar meski sebenarnya Haechan pun kangen juga. Ya, 2 bulan lebih bareng-bareng tuh gak sebentar juga, dan biasanya kan mereka selalu bareng-bareng tuh kemana aja kecuali mandi sama boker, truss tiba-tiba di pisahin gitu aja selama dua minggu.

"Woe Chan!"

"Apa?"

"Kenapa diem?"

"Truss aku harus gimana? mau kayang pun kamu juga gak bakal lihat"

"Iya juga sih, ya udah kayangnya dua minggu lagi di ranjang sama aku"

Haechan, yang mendengarkan itu langsung mematikan sambungan secara sepihak dan meletakkan ponselnya di atas meja.

Ting!

Notif pesan masuk membuat Haechan kembali meraih ponselnya.

Jeno🐶.

Pasti kedua pipimu lagi merah.

Secara tak sadar Haechan memengang kedua pipinya yang memang terasa hangat karena ucapan Jeno di telfon beberapa menit lalu.

"Kenapa kamu?" tanya Taeyeon yang baru keluar kamar dan melihat anaknya dengan wajah memerah.

"Huh?!"

"Kenapa wajahmu seperti udang rebus gitu, sakit?"

Haechan, menggelengkan kepalanya dengan kedua tangannya masih memegangi pipinya.

"Gak ketemu Ayang beberapa jam aja udah setres" ucap Taeyeon sebelum melenggang pergi meninggalkan Haechan.

- - -ooOoo- - -

Tok!

Tok!

"Iyaaaa..!!!!"

Cklek!

"Appa?"

Tuan Lee tersenyum dan mulai berjalan mendekati anak semata wayangnya yang tampan bak pangeran kodok.

"Sedang apa?"

"Enggak, hanya ngejahilin Haechan" ucap Jeno.

"Firasat Appa memang tak pernah salah, dia memang orang yang tepat untukmu" ucap tuan Lee membuat Jeno mengerutkan dahinya.

"Maksud Appa?"

"Kamu ingat saat kita bertemu setelah sekian lama di pemakaman?" tanya tuan Lee dan Jeno mengangguk.

"Saat kamu pergi meninggalkannya Appa menceritakan semua kebenaran pada nya dan meminta tolong padanya untuk membawamu kembali pada Appa karena Appa sangat merindukanmu" ucap tuan Lee.

"Tunggu, kebenaran..??" tanya Jeno dan tuan Lee mengangguk.

"Jangan bilang ini tentang tuan Kim yang membunuh eomma" lanjut Jeno dan tuan Lee lagi-lagi mengangguk.

"Yash! kampret, kenapa dia gak bilang dan malah sok terkejut saat aku tunjukin bukti pembunuhan eomma yang di lakukan tuan Kim.

Tuan Lee yang mendengar itu tertawa pelan sambil menggeleng dan mengacak pelan poni Jeno. "Kalian ini lucu sekali, sebentar berantem sebentar mesra" ucap tuan Lee sebelum berjalan keluar kamar Jeno.

Dan ya ini adalah alasan kenapa Haechan bisa percaya kalau tuan Lee bukan pembunuh meski mereka baru bertemu di pemakaman saat dia dan Jeno datang ke pemakaman orang tua mereka masing- masing. Dan untuk tuan Lee, Jeno sudah melaporkan pada polisi dan sekaran tuan Lee sedang menjadi buron karena dia kabur entah kemana.

Jeno, hanya bisa berharap tuan Kim segera mendapat hukuman yang setimpal agar eommanya bisa beristirahat dengan tenang dan dia pun bahagia bersama orang yang dia cintai yaitu Haechan.

Cinta?

Gak usah di jelasin... baca aja dari awal wkwkwkwk... Jeno udah suka Haechan dari lama tapi Haechan aja gak peka dan Jeno nya juga goblok gak berani ngomong secara terang-terangan.

Tapi yang namanya takdir dan jodoh sudah ada yang menentukan tinggal kita yang mencari jalan untuk bertemu dan mereka akhirnya tetap bersama meski satu begok satu gak peka wkwkwkwk.

- - -ooOoo- - -

Kangen...??? Iya lah masa enggak 🤣🤣🤣 Ok" dua hari ini bakal Up karena emang tinggal 2 chapt udah end... jadi Next chapt end yey..!!

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang