"Tigapuluh dua"

4K 419 9
                                    


"Tigapuluh dua"










Cklek!

Srak!

Brugh!

Mata Haechan berkedip terkejut menatap Jeno yang kini mengukuhnya di atas sofa.

"J-Jen" panggil Haechan dengan nada gugup.

"Kenapa bisa sama kak Renjun?" tanya Jeno membuat Haechan membolakan matanya.

"D-darimana kau tau?"

"Kenapa kau bisa sama kak Renjun?"

Haechan, yang sepertinya paham dengan pertanyan Jeno mencoba untuk tenang dan menjelaskan pada Jeno kenapa dia bisa sama Renjun.

"Ok...Ok... aku akan jelaskan tapi minggir dulu, posisi kita bikin salah paham kalau ada yang lihat" ucap Haechan sambil mendorong Jeno tapi mustahil jangankan ke dorong geser dikit aja enggak Jenonya.

"Jelasin dulu baru aku lepasin" ucap Jeno.

Haechan, menghela nafas dan memutar bola matanya pasrah, "Hhmm... jadi tadi gak sengaja ketemu di mini market dan karena aku gak bawa uang jadinya kak Renjun bayarin belanjaanku, dan karena udah di tolong masa aku ngusir dia" jelas Haechan sambil manyun-manyun lucu tanpa menyadari Jeno udah nelan ludahnya sendiri menahan agar gak nyerang Haechan.

"Lagian siapa suruh sok-sok an keluar sendiri" ucap Jeno.

"Ya itu karena ak-" Haechan menghentikan ucapannya sebelum dia keceplosan kalau di deket Jeno itu bikin jantungnya gak sehat.

"Apa?" tanya Jeno.

Haechan, salah tingkah tak bisa menjawab di tambah kesadaran yang sudah kembali 100% melihat posisi mereka semakin membuat Haechan salah tingkah dan kepanasan.

"Kau ini kenapa?" tanya Jeno yang mulai heran melihat Haechan gerak-gerak kayak cacing di kasih garem.

"HAECHAN!"

Bugh!

Jeno, mengunci kedua tangan  Haechan menggunakan kedua tangannya, "Kau kenapa?" tanya Jeno dan Haechan menggelengkan kepalanya.

"Chan?" panggil Jeno dan di jawab dengan kesiapan mata oleh Haechan.

"Kau beneran gak apa-apa?" tanya Jeno lagi dan lagi-lagi Haechan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi wajah mu memerah" lanjut Jeno.

Mereka terdiam sesaat sebelum Jeno menyadari sesuatu yang membuat sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.

- - -ooOoo- - -

Keesokan paginya Haechan mendiamkan Jeno bahkan dia tak mau melihat ke arah Jeno dan langsung berjalan ke arah ruang makan.

"Chan" panggil Jeno.

Mendengar namanya di panggil Haechan malah memalingkan wajahnya ke arah samping melihat jalanan.

"Iya...iya aku salah, besok-besok gak lagi deh" ucap Jeno yang menyadari kenapa Haechan bisa mendiamkannya pasti karena semalam.

Flashback oN.

Keduanya terdiam saling menatap setelah Jeno berkata kalau wajah Haechan memerah sebelum akhirnya Jeno tersenyum saat pikiran untuk menjahili Haechan terlintas di benaknya.

Chup!

Jeno, mempertemukan bibirnya dengan bibir Haechan dan perlahan melumat bibir merah cherry milik Haechan.

"Aahhh~" lenguh Haechan tuba-tiba membuat Jeno membuka matanya terkejut dań semakin terkejut saat Haechan membalas lumatannya.

Kaerena terbawa suasana dan nafsu mulai mendominan melupakan tujuan awal Jeno yang hanya akan menjahili Haechan , Jeno aekarang malah menyerang leher Haechan.

"Aaahhh...gghhhh... ummhhh"

Dan Haechan terus meracau menikati sensasi yang belum pernah dia rasa kan selama 18 tahin dia hidup.

Jeno, yang menyadari apa yang dia lakukan sudah kelewat batas segera menghentikan aksinya, "Chan" panggil Jeno membuat Haechan membuka matanya dań menatap Jeno dengan tatapan sayu.

"No" panggil Haechan balik dań Jeno hanya diam menatap Haechan yang perlahan kembali menutup matanya dengan kedua tangannya yang bergerak kearah leher Jeno dań melingkarkannya di Saną.

Heg!

Jeno, membolakan matanya saat Haechan menariknya sehingga jarak mereka tinggal beberapa senti bahkan Jeno bisa merakan hembusan nadas Haechan.

Chup!

Sekarang giliran Haechan yang menyrang bibir Jeno dań membuat Jeno terdiam tak berkutik antara bingung apakah Haechan tau kalau dia gerjain Haechan dan berniat balas dendam dengan ngerjain dia balik, atau emang Haechan udah sange karenanya. Jeno tak tau dań hanya bisa menikmati lumatan Haechan sampai akhirnya mereka sama-sama radar dengan apa yang mereka lakukan.

- - -ooOoo- - -

Jeno dan Haechan berlagak sexerti tak terjadi apa-apa dan tetap melanjutkan aktifitas mereka seperti biasa setelah cuman tarlama yang mereka lakukan.

"Kenapa diam saja?" tanya Haechan yang heran melihat Jeno yang hanya diam saja melihat makanan yang sudah dia şapkan.

"Aku mau delivery aja" jawab Jeno.

BRAK!

Haechan, menggebrak meja mendengar ucapan Jeno yang malah mau delivery padahal dia sudah surah pacha masak.

"Maksudmu apa?" tanya Haechan.

"Aku gak mau makan karena kau membeli semua ini pack uangnya kak Renjun"

'Truss kenapa? takut di santet kau?"

Jeno, menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyan Haechan karena memang bukan itu alasan Jeno tak mau memakan masakan Haechan karena di beli pakek uangnya Renjun,

"Lalu apa?"

Jeno, mengangkat wajahnya menatap Haechan "Karena aku gak suka dengannya yang juga mendekati orang yang akt suka" ucap Jeno sambil beranjak dań akhirnyat pergi meninggalkan Haechan sendirian di ruang makan.

Flashback oFF.




"Chan~aaa... udah dong ngambeknya" rengek Jeno sambil goyang-goyangin tubuh Haechan yang duduk di sampingnya melipat kedua tanganya di dada dan memalingkan wajahnya dari tatapan Jeno.





- - -ooOoo- - -


Mangkanya jangan banyak  tingkah lu.. tinggal makan aja apa susahnya coba..??? hah! udah ngambek gini bingung kan lu.

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang