"Empatpuluh satu"

3.7K 379 5
                                    

"Empatpuluh satu"














Haechan, keluar kamar sambil nunjukin deretan giginya saat melihat Jeno yang juga keluar dari kamarnya sendiri.

"Hai calon anakku" ucap Haechan menyapa Jeno yang memasang muka bete karena kejadian semalam.

"Au!" jawab Jeno ketus dan langsung pergi gitu aja.

Haechan, yang melihat respon Jeno membolakan matanya sebelum beranjak mengejar Jeno, "Yak...Yak... Jeno tungguin aku!" teriak Haechan.

Brak!

Brak!

"Yak! kenapa kau ini?" tanya Haechan setelah mereka sudah sama-sama duduk di dalam mobil.

Jeno, tak menjawab dan langsung menyalakan mesin mobilnya tanpa melirik sedikitpun ke arah Haechan.

Chup!

Haechan, tau Jeno ngambek dan untuk meluluhkan Jeno adalah dengan cara menciumnya.

Dan benar saja setelah Haechan memberi kecupan pada pipi kanan Jeno, Jeno langsung menoleh ke arahnya.

Chup!

Haechan, kembali memberi kecupan singkat yang kini di bibir Jeno.

"Jangan ngambek~" ucap Haechan sambil ber aegio membuat jantung Jeno terancam.

Jeno, yang tak mau mati muda segera membuang muka kembali menghindari kontak mata dengan Haechan.

Srak!

"Nono jangan ngambek ih! kan aku cuma bercanda" ucap Haechan sambil menangkup kedua pipi Jeno agar melihat ke arahnya.

"Nono!"

"Ih! Nono jangan ngambek, ngomong dong"

Jeno, menyingkirkan kedua tangan Haechan dengan kasar "gimana aku bisa ngomong coba kalau kau menekan wajah ku seperti tadi" ucap Jeno dengan nada kesal.

"Hehehe... maaf lupa, sekarang udah gak ngambek?"

"Masih"

Haechan, mengembungkan kedua pipinya dan menuduk lesu sambil membenarnya posisi duduknya setelah mendengar ucapan Jeno yang bilang masih ngambek.

Sedangkan Jeno yang melihat tingkah Haechan tersenyum tipis tapi berusaha terlihat tak perduli dan langsung menginjak gas untuk pergi ke sekolah.

- - -ooOoo- - -

"Jeno kemana sih dua hari ngilang?" celetuk Jisung sambil fokus pada ponselnya.

"Au! mati kali" balas Hyunjin.

"Congormu Jin, begok-begok gitu dia atm kita ya" ucap Jaemin yang di susul galagak tawa dari Jisung dan Hyunjin.

Setelahnya tak ada lagi yang berbicara dan fokus pada ponsel mereka masing-masing sampai kedatangan Somi membuat geger 3 sahabat itu.

Brak!

"Oppa"

Ketiganya membenarkan posisi duduknya dan melihat Somi berdiri tak jauh dari mereka dengan darah yang membuat kaki putih mulusnya menjadi merah.

"Yak! Somi apa yang terjadi?!" teriak Jaemin langsung berlari ke arah Somi yang seketika pingsan.

"Panggil ambulan...panggil ambulan" ucap Jisung.

"Gak ada waktu, Jaem kita langsung ke rumasakit aku bawa mobil" ucap Hyunjin dan Jaemin langsung mengangkat tubuh Somi dan mereka berlari turun untuk membawa Somi ke rumasakit.

- - -ooOoo- - -

"Channie?"

Haechan, memegangi dadanya terkejut saat dia membuka pintu mobil Jeno dan Renjun sudah nongol menyapanya padahal saat Jeno mematikan mobil Haechan tak melihat ada tanda-tanda keberadaan Renjun.

"K-kak Renjun?" ucap Haechan dan Renjun tersenyum.

"Mau ke kantin sarapan?" tanya Renjun dan Haechan melirik ke arah Jeno yang baru keluar dari mobil.

Karena Jeno terlihat tak preduli dengan kedatangan Renjun, Haechan kembali menatap Renjun, "Bol-"

"Gak!" Ucapan Haechan terhenti dan dia reflet menoleh ke arah Jeno yang tiba-tiba berkata GAK sambil ngegas.

Jeno, berjalan mendekati Haechan dan Renjun yang masih terbengong karena teriakan Jeno beberapa menit lalu.

Srak!

Haechan atau pun Renjun membolakan matanya saat Jeno menarik pinggang ramping Haechan ke pelukannya.

"Kita baru jadian semalam, jadi jangan ganggu di lagi" ucap Jeno sebelum melenggang pergi dengan tangan masih di pinggang Haechan meninggalkan Renjun yang hanya tersenyum.

Setelah di rasa sudah jauh dari area parkir Haechan mendorong Jeno hingga ada jarak di antara mereka.

"Apaan sih!?" ucap Haechan.

"Kau yang apaan"

Haechan, mengeritkan dahinya "kok jadi aku?" heran Haechan karena malah dia yang di salahin.

"Apa-apaan kau dengan gampangnya di ajak tu kakak kelas" ucap Jeno.

"Kau cemburu?"

"I-enggak lah, cuma takut dia punya niat jahat deketin kamu"

Senyum Haechan semakin mengambang mendengar ucapan Jeno.

"Dan sayangnya dia gak jahat Nono, dia tuh lembut romantis, Uuhhh~ pokoknya pacarabel deh kalau kata anak sekarang" ucap Haechan sambit senyum-senyum seolah dia sedang jatuh cinta ada Renjun padahal dia hanya sengaja membuat Jeno semakin panas setelah semalam mengaku sebagai calon eomma Jeno yang baru.


- - -ooOoo- - -

Chan, lu suka banget cari penyakit.

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang