"Empatpuluh Tujuh"

3.1K 273 16
                                    

"Empatpuluh Tujuh"












"Chan"

Tok...

Tok...

"Haechan~aaa"

Tok...

Tok...

"Chan~aaa"

Jeno, terus mengetuk pintu dan memanggil nama Haechan berharap yang di panggil keluar dari kamar.

Ya, keluar dari kamar karena Haechan menyurung diri sejak dia pulang dari markas Jeno in the gengs, dan sikap Haechan juga jadi berubah sejak kematian Somi.

Entah apa yang membuat Haechan seperti itu, karena kalau di bilang karena mereka ada hubungan juga enggak, kan udah putus dua bulan lalu yang berakhir Haechan jadi babunya Jeno.

"Ch-"

Cklek!

Tiba-tiba pintu terbuka saat Jeno akan memanggil Haechan sekali lagi.

"C-Chan, m-maaf gang-"

"Aku ingin pulang" ucap Haechan memotong ucapan Jeno yang seketika terdiam mendengar permintaan Haechan.

Dan karena tak ada respon dari Jeno, Haechan perlahan mengangkat kepalanya menatap Jeno dengan kedua matanya yang sudah tergenang air mata.

Greb!

Tanpa sepatah kata Jeno menarik tubuh Haechan untuk di peluknya, "jangan nangis, aku antar kamu pulang" ucap Jeno.

Mendengar itu perlahan tangan Haechan terangkat dan memeluk erat Jeno sebelun tangisnya pecah.

- - -ooOoo- - -

"Kalian curiga gak sih?"

Jaemin dan Hyunjin yang sedang main game di ponsel masing-masing seketika melihat ke arah Jisung.

"Curiga apa?" tanya Hyunjin.

"Curiga sama Haechan"

"Maksudnya?" tanya Jaemin.

"Gimana ya, aku ngerasa aneh aja gitu sama Haechan yang segitunya sama Somi" ucap Jisung.

Hyunjin melihat ke arah Jaemin yang juga melihat ke arahnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Apa sih Jie? kan wajar Haechan gitu, mereka matan woe" ucap Hyunjin.

"Ya tau aku Jin, tapi tetep aja aneh, tuh temenmu tuh yang jelas-jelas tunangan sama Somi truss Somi juga ngandung anak dia aja gak perduli, masa Haechan yang udah mantan malah mewek"

Ucapan Jisung membuat yang ada benarnya karena Jaemin yang sudah jelas tunangan sama Somi malah kayak gak merasa kehilangan sedangkan Haechan yang mantan kok malah terlihat begitu terpuku. Tapi itu versi tiga kunyuk yang gak tau kalau Somi udah seperti adek bagi Haechan.

"Iya juga sih, tapi udah lah orang mati jangan di omongin mulu ntar muncul nyahok kalian" ucap Hyunjin.

Sedangkan Jaemin hanya diam dengan seribu pertanyaan yang melintas di kepalanya setelah mendengar ucapan Jisung.

"Atau jangan-jangan anak yang di kandung Somi itu anak nya Haechan, bukan anak dari Appa tiri Somi seperti yang Somi bilang?" batin Jaemin yang termakan celetukan Jisung padahal Haechan pernah bilang kalau dia gak pernah melakukan hubungan badan dengan Somi di hari Somi mengatakan dirinya hamil.

- - -ooOoo- - -

Balik ke apartement Jeno dan terlihat Jeno yang sedang setengah berbaring di ranjang dengan Haechan di atasnya.

"Aku mau pulang Jeno~aaa.... Malah tidur" gumam Jeno menirukan ucapan Haechan beberapa menit lalu sebelum Haechan tertidur karena kelelahan.

Ya, kelelahan karena setelah pemakaman Somi, Haechan tidak benar-benar  istirahat bahkan dia gak mau makan dan sekarang Haechan tertidur di atas Jeno, eh! jangan salah paham...karena terlalu lelah dan terus menangis tubuh Haechan tak bisa di kendalikan lagi dan langsung tumbang gitu aja, dan saat Jeno mengeongnya ke atas ranjang Haechan malah menahan lengan Jeno yang mau tak mau Jeno pun duduk di sebelah Haechan tapi tiba-tiba Haechan merangkak ke atasnya Jeno dan lanjut tidur jadi lah posisi mereka yang sekarang di mana Haechan tidur di atas tubuh Jeno.

"Hhuuufff.... Aku tau kamu udah anggap Somi adek kamu, dan aku tau rasanya kehilangan orang yang kita sayang, tapi jangan nyakitin diri kamu sendiri kayak gini Chan~aaa" ucap Jeno sambil menyingkirkan poni halus yang menutupi wajah damai Haechan.

Tanpa Jeno sadari sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman sambil terus mengesap lembut pipi gembil Haechan

"ggghhhh~" lenguh Haechan yang merasa tidurnya terusik karena Jeno, dan itu berhasil membuat Jeno terkejut dan reflek berdiri dari dari duduknya.

Perlahan Haechan membuka matanya, "Jeno~aa" panggil Haechan dengan suara seraknya.

"Uuuummm?"

Haechan, berusaha untuk bangun dan duduk berdandaran di sandaran ranjang "Kenapa aku masih di sisni? bukannya kamu binlang mau mengantarku pulang?" ucap Haechan yang kesadarannya sudah kembali tapi dia belum sadar akan posisinya.

Jeno, memutar bola matanya jengah tapi juga gemas mendengar ucapan Haechan yang duduk tepat di atas dedeknya (penis).

"Gimana caraku membawamu pulang kalau kamu aja malah tidur" ucap Jeno berusaha sabar.

"Kan bisa bangunin aku"

Lagi dan Lagi Jeno memutar bola matanya, "sadar gak kamu tidur berapa lama?" tanya Jeno dan Haechan menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kalau gak sadar, cepet turun"

"Turun ke mana?"

"Turun dari tubuhku atau kamu aku perkosa"

Haechan, yang mendengar itu seketika membolakan matanya sambil celingukan tampan beranjak dari atas Jeno.

"Yak! Byun Haechan dedek ku kegencen anjir... cepet turun" teriak Jeno yang sebenarnya udah menahan sakit di area dedeknya.


- - -ooOoo- - -

Anyonggg....!!!

Ciek kangen ini Book 🤣🤣🤣

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang