"Dua"

8.9K 823 11
                                    

"Dua"












Haechan, berjalan dengan kepala menuduk dan langkahnya terlihat begitu tak bersemangat.

"Haechan!"

Langkah Haechan terhenti dan dia melihat kanan kiri mencari sumber suara yang ternyata ada di belangnya.

"Eomma" ucap Haechan sebelum berjalan putar arah mendatangi sang ibu yang berdiri menatapnya dengan tatapan aneh.

"Mau kemana kau?" tanya eomma membuat Haechan cengingisan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Haechan, malu karena melamun dirinya sampai berjalan tanpa sadar kalau dia sudah melewati toko roti milih orang tuanya. Dan inilah keseharian Haechan setelah kematian Appanya dua minggu lalu.

Dia akan pergi ke toko kue milik ibunya dan membantu sang ibu berjualan ataupun membikin kue. Keluarganya hidup pas-pas an saat sang Appa masih ada bersama mereka, tapi setelah kematian Appanya, hidup mereka menjadi berubah meski bisa di bilang kematian sang Appa masih baru tapi tetap saja mereka langsung merasakan kesulitan karena pemasukan berukuran di tambah biaya sekolah Haechan yang mahal.

Haechan, sempat ingin berhenti sekolah dan memilih berkerja, tapi eommanya tak setuju dan ingin Haechan tetap sekolah dan mengejar cita-citanya sebagai dokter.

"Kau ini, untung eomma melihatmu, kalau tidak kau bisa celaka"

Senyum Haechan mengembang dan langsung memeluk eommanya "echan sayang eomma" ucap Haechan manja.

Taeyon, eomma Haechan menangkup kedua pipi anaknya dan tersenyum, "eomma lebih menyayangimu, dan ceritakan kenapa kau melamun" ucapnya yang langsung membuat raut wajah Haechan berubah kembali menjadi murung.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di sebuah gedung tak terpakai terlihat Jeno bersama dengan gengnya sedang menikmati rokok dan minuman berakohol yang memang sudah menjadi hidangan mereka setiap kali berkumpul.

"Ngomong-ngomong dimana Jaemin?" tanya Jeno yang baru menyadari salah satu anggota gengnya tak ada di sana.

"Biasa"

Mendengar itu Jeno melihat ke arah salah satu ruangan yang tak ada pintu dan jendelanya hanya terhalang antara dinding.

"Ahh...aaahhh..."

Senyum Jeno mengembang mendengar suara desahan dari sana, "Woe Jaem kau bawa anak mana lagi!" teriak Jeno membuat dua anggota lainnya tertawa.

"Gila si Jaemin, bisa-bisanya dia gampang banget dapet mangsa" ucap Jeno.

"Bukan Jaemin yang cari mangsa tapi mangsa-mangsa itu yang mendatangi Jaemin dan sepertinya kau juga bisa hanya saja kau terlalu cuek, atau jangan-jangan kau tak normal dan burung mu gak bisa bangun?" ucapnya membuat Jeno menatap orang itu.

"Kenapa? kau merasa aku bilang kalu kau pengecut? Heh! Jen, hanya kau yang belum pernah merasakan nikmatnya lubang para uke bodoh itu, padahal tampang kau lebih menggoda dari Jaemin dan kau juga lebih kaya dari kami"

Jeno, hanya diam dan semenit kemudian dia beranjak dari duduknya, "Aku balik dulu" ucap Jeno sebelum melangkah pergi meninggalkan geng nya.

Brak!

Jeno, menutup pintu mobilnya cukup keras dan dia langsung bersandar di sandaran mobilnya sambil memejamkan matanya.

"Emang aku sepengecut itu?" gumam Jeno masih dengan mata tertutup.

"Hufff... emang harus gitu nidurin seseorang biar bisa di bilang keren?" tanya Jeno entah pada siapa.

"Aku tuh bukan gak mau, penisku juga tegang tau kalau lagi nonton bokep, aku normal cuma aku bingung dengan seksualku, aku tak tertarik dengan wanita manapun dan selama ini juga tak ada lelaki yang bisa membuatku nafsu" gumam Jeno di dalam mobil sendirian sampai akhirnya pandangannya tertuju pada ponsel yang ada di kursi penumpang di sebelahnya.

"Dia?" gumam Jeno lagi sambil meraih ponselnya dan memcari kontak seseorang sebelum melakukan panggilan.

Tut...tut...

"Hallo/Hallo?"

"A-ak-aku Jeno"

"Hhhmmm... aku tau kau menyimpan nomormu di ponselku"

"Apa kau sibuk?"

"Tidak"

"Bisa kita bertemu? ada sesuatu yang harus kita bicarakan"

"Baiklah, kirimkan alamat padaku dan aku akan menemuimu"

Sambungan terputus secara sepihak dan itu membuat Jeno mengerutkan dahinya.

"Ada apa dengannya? Ck! Orang aneh" gumam Jeno sebelum melempar ponselnya ke kursi sebelah dan dia mulai menyalakan mobilnya dan menginjak gas pergi meninggalkan area gedung kosong itu.

- - -ooOoo- - -

Gimana gaesss..???

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang