"Tigapuluh enam"

3.7K 379 10
                                    

"Tigapuluh enam"
















Jeno, berjalan lebih dulu meninggalkan Haechan di belakang yang terlihat kesusahan mengejarnya.

"Jeno, tunggu... Jeno... Jeno..." teriak Haechan sambil sedikit berlari berusaha menyamakan langkahnya dengan Jeno.

Sedangkan Jeno terlihat tak perduli dan tetap berjalan dengan raut wajah menahan emosi dan sedih secara bersamaan.

Srak!

"JENO!" teriak Haechan berhasil meraih lengan Jeno dan menghentikan langkah Jeno.

"Lepas" ucap Jeno tanpa menoleh ke arah Haechan.

"Gak"

"Haechan lepas" ucap Jeno lagi tapi kali ini dia menatap Haechan.

Haechan, menggelengkan kepalanya tanda kalau dia tak mau melepaskan Jeno.

"HAECHAN AKU BILANG LEPAS..!!!"  teriak Jeno membuat Haechan yang terkejut reflek melepaskan tangannya dari lengan Jeno dan Jeno segera melangkah pergi meninggalkan Haechan yang masih terdiam shock.

Pluk!

Sebuah tangan menyentuk bahu Haechan dan Haechan hanya bisa menunduk sambil menutupi wajah menggunakan kedua tangannya.

"Jangan paksa dia aku tak apa" ucap orang yang menyentuh bahu Haechan dan malah membuat Haechan menangis sekarang.

- - -ooOoo- - -

Cklek!

Pintu terbuka dan keadaan apartemen masih sama seperti kemarin saat dia dan Haechan keluar dari apartemen untuk pergi ke makam.

Jeno, tak perduli itu dan berjalan menuju kamarnya untuk istirahat karena semalaman dia tidah tidur.

Sedangkan di sisi lain, Haechan terus menangis di pelukan eommanya sampai-sampai matanya bengkak.

"Kamu ini kenapa sih? sudah 2 bulan gak pulang ini pulang-pulang nangis" ucap Taeyon yang bingung dengan anak semata wayang nya itu.

Dan ya selama 2 bulan ini Haechan tak pernah pulang ya karena sibuk sama tetek bengeknya Jeno jadi dia gak ada waktu untuk pulang dan masa hukuman Haechan tinggal 1 bulan lagi baru lunas tuh 100 hari.

"Jeno, bentak aku" ucap Haechan yang malah membuat Taeyon mengerutkan dahinya.

"Sejak kapan kau cengeng cuma karena di bentak? gak ingat kau pernah bikin anak tetangga patah tulang" ucap Taeyon membuat Haechan menghentikan tangisnya dan melepas pelukannya.

"Iya juga ya?" ucap Haechan mirip orang linglung "bentar ini aku nangis?" lanjut Haechan.

"Gak! habis luluran kau, mangkanya tu mata bengkak" jawab Taeyon sambil beranjak dari duduknya karena pantatnya udah terasa tepos duduk semalaman.

"Bisa gitu lulur bikin bengkak" gumam Haechan gak jelas dan akhirnya dia ikut beranjak berjalan menunu kamarnya untuk tidur, capek dia nangis mulu.

- - -ooOoo- - -

Dan di apartement Jeno yang baru membuka matanya setelah tidur seharian dan kini jam menunjukkan pukul 23:00pm dia merasa perutnya mulai keroncongan tanda minta sumbangan.

"Kok Haechan gak bangunin makan malam sih" gumam Jeno yang belum sadar kalau Haechan gak ada di apartementnya dari kemarin.

Jeno, beranjak dari ranjang dan keluar kamar menyalakan semua lampu yang ada di apartemennya dan dia baru menyadari tak ada yang berubah di apartemennya seperti dua gelas yang masih tergeletak di meja makan dan beberapa baju yang berserakan di sofa, yang artinya...

"Wah bener-beber ini si Haechan, awas aja aku tambah masa hukumannya" ucap Jeni sambil berjalan menuju kamar Haechan.

Brak!

Brak!

"Byun Haechan keluar kau!"

Brak!

Brak!

"Byun Haechan keluar gak!"

Brak!

Brak!

"Kalau gak keluar aku dobrak nih, Byun Haechan keluar..!!"

Tak ada tanggapan dari dalam karena memang gak ada siapapun di dalam.

Jeno, yang sudah emosi mulai mundur beberapa langkah untuk mengambil ancang-ancang sebelum dia berlari ke arah pintu kamar Haechan untuk mendobrak nya.

BRAK...!!!

Jeno, terdiam melihat kamar Haechan yang kosong dan gelap tak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

"Tunggu, aku pulang tadi pagi rumah berantakan, dan sekarang masih berantakan dan ini Haechan gak ada di kamar, jangan bilang..."

"HAECHAN..!!!" teriak Jeno sambil berlari keluar dari kamar Haechan bahkan keluar apartement untuk mencari keberadaan Haechan.

- - -ooOoo- - -

Jeno lu kenapa lagi sih..???

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang