"Tujuh"

6.5K 659 18
                                    

"Tujuh"














Rutinitas baru Haechan sekarang adalah, bangun pagi, bersih-bersih, bikin sarapan, bawain tas Jeno sampai di kelas. Dan itu akan terus Haechan lakukan selama 100 hari demi tak membayang uang $3000 pada Jeno. Dan itu sudah di lakukan Haechan selama 1 minggu ini.

"HAECHAN..!!!" teriak Jeno di ambang pintu apartemen karena Haechan yang gak balik-balik padahal tadi bilangnya cuma mau ambil ponselnya yang tertinggal di kamar.

"Yash! kemana sih ini bocah" gumam Jeno kembali masuk kedalam dan segera berjalan menuju kamar Haechan.

Brak!

Brak!

"Haechan..!!"

Jeno, menggebrak pintu kamar Haechan seperti orang yang kesetanan.

Brak!

Brak!

"HAEC-!"

Pintu terbuka dan memperlihatkan Haechan dengan wajah  pucat dimana itu berhasil membuat Jeno panik seketika.

"K-kau kenapa?" tanya Jeno.

Brugh!

Haechan, terjatuh di pelukan Jeno yang untung sigap menangkapnya, kalu enggak udah benjol itu jidat Haechan karena posisi jatuhnya ke arah depan.

Jeno, mengangkat tubuh Haechan dan membaringkannya di ranjang dan kembali keluar kamar setelahnya.

- - -ooOoo- - -

Jeno, menghentikan mobilnya di depan toko kue milik keluarga Haechan dan segera keluar lalu berjalan masuki toko.

"Tante!" teriak Jeno.

Taeyon, yang sedang melayani pelanggan mengalihkan perhatiannya pada Jeno yang terlihat panik.

"Nak Jeno? Ada apa" tanya Taeyon.

"Haechan.. Haechan pingsan tante truss badannya juga panas" ucap Jeno memberi tau Taeyon ke adaan Haechan karena dia tak tau haru bagaimana jadinya Jeno memilih buat menemui eomma Haechan untuk meminta bantuan.

"Sekarang di mana dia?" tanya Taeyon.

"Di rumahku"

Taeyon, akan menghampiri Jeno tapi langkahnya harus terhenti.

"Tolong bungkus yang ini" ucap pelamggan yang membuat langkah Taeyon terhenti dan kembali melayani pelanggan membuat Jeno geram dam memilih untuk pergi dari sana.

Jeno, kembali ke apartemennya dan mulai merawat Haechan mengikuti petunjuk dari YouTube tutorial menurunkan demam.

"Kenapa jadi gini sih" gumam Jeno sambil memeras handuk kecil sebelum di letakkan di dahi Haechan.

Jeno, terdiam menatap Haechan yang terbaring lemah dengan mata tertutup.

"Baru kali ini aku perhatian sama orang" gumam Jeno mengakui kalau selama ini dia tak pernah memperhatikan orang sekitarnya bahkan kedua orang tuanya sekalipun.

Di pikiran Jeno hanyalah harta dan kehormatan, Jeno senang saat semua orang menyeganinya karena kekayaan orang tuanya, tapi dia tak pernah berbuat baik pada siapapun.

Tapi kali ini entah kenapa dia mau-maunya merawat Haechan yang sedang sakit, padahal kan Haechan ada di apartementnya untuk di jadiin pembantu.

"Eeggghhhh~"

Haechan, mengerjapkan matanya pelan sebelum terbuka sepenuhnya. Lalu Haechan mulai melihat sekitar dan melihat Jeno tidur di sofa kamarnya.

"Jeno"

"Jeno~aaa"

"Lee Jeno"

"Eegghh~" Jeno mengusap matanya sambil berusaha duduk saat Haechan terus memanggil namanya membuat tidurnya terusik.

"Kau sudah sadar" tanya Jeno sambil jalan sempoyongan mendekati Haechan.

Brugh!

Mata Haechan membola sebelum dia meringis kesakitan karena tiba-tiba Jeno menjatuhkan tubuhnya dan itu mengenai Haechan.

"Yash! ini orang ya" gumam Haechan sambil berusaha menyingkirkan tubuh Jeno yang sudah kembali tertidur dari tubuhnya.

Nafas Haechan terendah engah setelah berhasil mendorong tubuh Jeno menjadi terbaring di sampingnya.

"Sialan, kampret Hah! Makan apa sih dia berat banget" kesal Haechan ngomelin Jeno yang sedang tidur.

Haechan, turun dari ranjangnya dan baru menyadari baskom dan handuk di atas naska, "um!? siapa yang sakit?" tanya Haechan kembali melihat ke arah Jeno dan merangkak menaiki ranjang guna memegang dahi Jeno.

"Dia gak demam" ucap Haechan.

Ting!

Di tengah kebingungannya ponsel Haechan berbunyi dan dia segera meraihnya.

Eomma.
   Sayang, maaf kan eomma tak bisa menemuimu, apa denganmu sudah turun? kemarin nak Jeno datang ke mari dan memberi tau eomma kalau kau sedang sakit.

Haechan, merasakan panas di area wajahnya setelah membaca pesan dari eommanya yang meminta maaf karena tak bisa jagain Haechan yang sedang sakit, tapi bukan itu yang membuat wajah memanas.

"J-jadi baskom itu? Jeno ketiduran di sofa kamarku, apa dia merawatku semalaman?" gumam Haechan dengan jantung yang mulai berdetak semakin cepat setelah menyadari apa yang Jeno lakukan padanya.

"Eeggghhh~"

Melihat Jeno menggeliat membuat Haechan segera kembali ke ranjang dan menutup matanya seolah dia belum tersadar dari pingsannya.

"ASTAGA! HAEC- tunggu" Jeno menoleh ke samping dan wajahnya pun memanas setelah menyadari dirinya tidur satu ranjang dengan Haechan.

"A-apa yang terjadi? aku ngigo? aku ingat aku tidur di sofa, kenapa sekarang di sini? dan apa ini, ada apa dengan jantungku... hhuuaaa apa aku akan mati?" gumam Jeno sambil menuruni ranjang dan berjalan keluar kamar Haechan.

"BUAHAHAHAHA... dia kenapa sih? dasar sinting" Haechan menertawakan Jeno setelah kepergian Jeno yang sambil bergumam tak jelas.

- - -ooOoo- - -

Kalian kenapa..??

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang