"Duapuluh dua"

4.9K 486 45
                                    

"Duapuluh dua"

















Sesampainya di apartemen Jeno langsung masuk gitu aja ngebiarin Haechan membawa belanjaan mereka sendirian.

"Yak! Jeno bantuin napa, ini berat tau" ucap Haechan.

Jeno, yang berjalan lebih dulu menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Haechan, "itu hukuman untukmu" ucap Jeno.

Brugh!

Haechan, menjatuhkan semua belanjaan ke lantai dan berjalan mendekati Jeno.

"Hukuman apa lagi? dikit-dikit hukuman, dikit-dikit hukuman semua yang aku lakuin kau jadikan hukuman, kau ini war-"

Ucapan Haechan terhenti saat Jeno tiba-tiba menarik pinggangnya dan menatapnya dalam membuat jantung Haechan seketika berdetak tak normal.

"Karena semua yang kau lakukan membuatku cemburu" ucap Jeno dengan suara deep nya dan tepat di telinga Haechan.

Haechan, mengedipkan kedua matanya beberapa kali dengan ekspresi terkejutnya saat mendengar kata cemburu keluar dari mulut Jeno.

"A-apa m-maksudmu?" tanya Haechan gugup.

Bukannya menjawab Jeno justru melepas pelukannya dan meninggalkan Haechan begitu saja.

"Orang aneh" gumam Haechan menatap punggung Jeno yang semakin menjauh dan dia pun mulai beranjak menuju kamarnya.

- - -ooOoo- - -

"Yash! selesai" ucap Haechan sambil menepuk kedua tangannya tersenyum melihat hidangan yang dia buat tertata rapi di atas meja maka.

"Hah! belum keluar juga itu si kampret" ucap Haechan lagi sambil melihat ke lantai atas.

Haechan, melepas celemeknya dan menaruhnya di punggung kursi lalu dia berjalan menuju lantai atas berniat memanggil Jeno untuk makan malam.

Tok!

Tok!

"Jeno keluar waktunya makan!" teriak Haechan sambil mengetuk pintu kamar Jeno.

Tok!

Tok!

"Woe Jeno! keluar gak kau!?"

Masih tak ada jawaban dari penghuni kamar membuat Haechan geram dan akhirnya membuka pintu kamar.

Cklek!

"Lah babi, kemana dia?" gumam Haechan sambil celingukan di kamar Jeno siapa tau Jeno nyelip di mana gitu.

"No?" panggil Haechan dengan bodohnya udah jelas-jelas itu kamar kosong, ya mana mungkin gitu Jeno yang badannya segede bagong gitu bisa nyelip.

Haechan, meraih ponselnya dan mencari kontak Jeno untuk menanyakan keberadaan Jeno di mana.

Sedangkan di markas Jeno in the geng, terlihat Jeno yang manik melihat ponselnya bergetar dan tertera kontak Haechan sedang melakukan panggilan.

"Jaem...Jaem... dia nelfon... dia nelfon.." ucap Jeno sambil nunjuk-nunjuk ponselnya yang ada di atas meja yang mana malah membuat Jaemin bingung.

"Kau kenala anjir.... itu cuma Haechan yang telfon bukan emakmu"

Plak!

"Emak ku kan udah mati"

"Nah tu tau orang mati bisa nelfon kan serem, lah ini cuma Haechan napa kau takut coba?" ucap Jaemin.

Jeno, memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Jaemin yang pasti udah lupa tujuan Jeno ke markas kan emang ngindarin Haechan.

Flashback oN.

Brak!

Mendengar suara pintu tertutup Jeno yang tadinya lebih dulu masuk kamar kembali keluar dan dengan jalan ngendap-ngendap dia keluar apartement.

"JAEMIN!"

"Apa sih?"

"Di mana kau?"

"Di markas napa?"

"Udah kau tunggu di sama ini aku lagi nyetir ke sana" ucap Jeno sebelum mematikan panggilan dan menginjak gas lebih dalam sehingga laju mobilnya semakin cepat.

Sesampainya di markas Jeno segera turun dari mobil dan berlari menuju gedung bagian atas di mana Jaemin berada.

"JAEMIN!" teriak Jeno dan ketiga sahabatnya menoleh ke arahnya secara bersamaan.

"Lah kalian di sini juga?" tanya Jeno dan Hyunjin Jisung mengangguk "kok kamu gak ngomong sih Jaem" lanjut Jeno.

"Emang kau tanya?"

"Kenapa sih?" tanya Jisung.

Jeno, melihat ke arah Jisung dan mengeluarkan dompetnya, "Ji, beli cemilan sama Hyunjin gih, dan kalian boleh beli apa aja yang kalian mau" ucap Jeno sambil ngasih black card nya pada Jisung yang dengan senang hati menerima black card itu dan langsung pergi dengan Hyunjin.

Setelah kepergian Hyunjin dan Jisung, Jeno segera duduk di samping Jaemin.

"Kenapa sih?" tanya Jaemin.

"Gawat bro gawat"

"Apa yang gawat"

"Tadi...tadi... aku bilang cemburu ke Haechan"

Jaemin, yang emang otaknya setengah lebih dikit itu cuma bengong mendengar ucapan Jeno.

"La terus"

"Ya aku takut dia mikir kalau aku suka beneran sama dia, aduh ini gimana Jaem gimana?"

"Kan emang kau suka sama dia"

Jeno, terdiam menatap Jaemin yang juga menatapnya sebelum tiba-tiba Jeno lesu "ya tapi kan-"

"Udah lah Jen, mau sampai kapan kau kucing-kucingan gini, suka ya bilang suka sok-sok an banget dah" ucap Jaemin.

"Ya gak gitu Jaem, aku kan gak tau perasan dia ke aku"

"Kalau kau gak ngungkapin sampai Dewi kuanin rengkarnasi juga gak bakal tau perasan di-a"

Ucapan Jaemin terbata saat ponsel Jeno bergetar dan terlihat kontak Haechan yang melakukan panggilan"

Flashback Off.

"Hallo?"

Jeno dan Jaemin melihat ke arah Hyunjin yang mengangkat panggilan Haechan di ponsel Jeno.

"JENO..... !!!"

Prak!

- - -ooOoo- - -

Mereka ini kenapa sih? 😭 Jeno juga... begok banget sih lu jadi cowo.

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang