"Empatpuluh tiga"

3.6K 382 9
                                    

"Empatpuluh tiga"














Haechan, memainkan ujung kemeja seragamnya dengan kepala menunduk duduk di ruang tamu rumah keluarga Jeno.

Sedangkan Jeno terlihat begitu santai seperti tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

"Aden?"

Jeno, yang mendengar itu segera berdiri dan sesaat kemudian berhambur ke pelukan wanita yang bisa di bilang sedikit tua.

"Bibi aku kangen bibi" ucap Jeno sambil memeluk erat wanita itu yang juga membalas pelukan Jeno.

"Aden gimana kabarnya?" tanya bibi sambil mengusap punggung Jeno.

Jeno, melepas pelukannya dan terlihat wajah tampannya sudah di basahi oleh air mata yang langsung di hapus oleh bibi yang dulu merawat Jeno saat Jeno masih tinggal di rumah itu.

"Anak bibi semakin tampan saja" ucap bibi membuat Jeno sedikit tersenyum.

Bibi, yang baru menyadari adanya Haechan di antara mereka mulai melihat ke arah Haechan dan Jeno secara bergantian seolah meminta penjelasan siapa yang Jeno bawa.

Dan Jeno yang paham akan itu segera membisikkan sesuatu pada bibi dan itu berhasil membuar bibi terkejut.

"Serius?" tanya bibi dan Jeno mengangguk.

Bibi, berjalan mendekati Haechan yang kebingungan, "Namamu siapa?" tanya bibi.

"Annyeong, a-aku...aku h-Haechan bi" jawab Haechan sambil melirik Jeno yang hanya senyum-senyum gak jelas.

"Oh! aku bibi jung maid di rumah ini dan dulu yang merawat den Jeno" ucap bibi dan Haechan hanya bisa tersenyum canggung dan mengangguk.

Setelah perkenalan singkat itu, bibi jung memilih untuk pergi karena masih ada yang harus dia kerjakan dan meminggalkan Jeno dan Haechan di ruang tamu.

"No, kau ini mau ngapain sih sebenarnya?" tanya Haechan yang beneran bingung kenapa Jeno membawanya pulang kerumah.

"Kan tadi udah aku bilang kalau aku mau merestui kamu dan appaku" ucap Jeno membuat Haechan seketika memasang ekspresi bete.

"Aku cuma bercanda No, ya kalik aku nikah sama bapak-bapak yang anaknya seumuran sama aku" gumam Haechan dengan wajah cemberut dan menunduk.

Jeno, yang melihat itu tersenyum gemas dan ingin memakan Haechan saat itu juga tapi dia tahan karena urusannya lebih penting dari makan Haechan yang mungkin bisa dia lakukan kapan aja setelah ini.

Cklek!

Suara pintu kamar terbuka membuat Jeno dan Haechan seketika berdiri.

"J-Jeno?"

Tuan Lee yang baru keluar kamar mulai berjalan mendekati Jeno dan Haechan, "kalian sudah lama?" tanya tuan Lee dan bukannya menjawab Jeno dan Haechan malah saling bertukar pandang sebelum kembali melihat ke arah tuan Lee.

"Appa" panggil Jeno membuat tuan Lee terkejut karena ini pertama kali setelsh sekian lama Jeno tak pernah memanggilnya Appa.

"J-Jen"

"Appa, Jeno minta maaf" ucap Jeno lagi yang berhasil membuat tuan Lee dan Haechan terkejut.

"No?"

Jeno, melihat kearah Haechan dan tersenyum lalu meraih tangan Haechan yang ada di lengannya untuk di genggam seolah mengisyaratkan kalau dia baik-baik saja.

"Jeno minta maaf karena selama ini telah salah sangka pada Appa" ucap Jeno benar-benar membuat Haechan dan tuan Lee kebingungan.

"Apa, Appa mau maafin Jeno?" lanjut Jeno.

Tuan Lee yang tak tau apa yang terjadi pada anak sematawayang nya itu sehingga dia meminta maaf hanya bisa mengangguk dalam kebingungannya.

"I-iya"

Jeno, tersenyum dan melepas genggamannya pada Haechan lalu dia berhambur ke pelukan tuan Lee.

"Ini bukan mimpi kan?" batin Haechan plak "aawww~" Haechan menampar dirinya sendiri saking tak percayanya dengan apa yang dia lihat sekarang.

"Ini gak mimpi baby" ucap Jeno sambil mengacak rambut Haechan "Aigoo pipimu jadi memerah kan" lanjut Jeno.

Chup!

"Jangan di tampar lagi ya baby"

Haechan, hanya bisa mematung antara terkejut dan malu dengan perlakuan Jeno di depan Appanya.

"Kalian pacaran?" celetuk tuan Lee.

Jeno, mengangguk tapi Haechan menggelengkan kepalanya, "kita gak pacaran Pa, tapi kita mau menikah mangkanya aku datang ke sini ingin meminta restu Appa" ucap Jeno yang langsung mendapat tatapan tajam dari Haechan.

"Jeno!"

Srak!

Jeno, menarik pinggang Haechan hingga tak ada jarak di antara mereka.

- - -ooOoo- - -

Heh! Jenong lu masih sekolah Anying... main nikah-nikah... cinta tak selamanya indah andeeekkkk....

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang