"Sembilan"

6K 590 14
                                    

"Sembilan"












Haechan, mengayun-ngayunkan kakinya dengan kepa menuduk bersandar di gerbang sekolah menunggu Jeno yang entah kemana.

"Haechan!"

Yang di panggil segera mendongak dengan senyum di wajahnya, namun senyum itu hanya sesaat karena seketika hilang saat tau siapa yang menanggilnya.

"Haechan, lama gak ketemu apa kabarmu?" tanyanya setelah sampai di hadapan Haechan.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja" jawab Haechan.

"Uumm... dan sepertinya kau banya berubah" ucapnya lagi membuat Haechan meligat dirinya sendiri dan baru menyadari kalai memang dirinya berubah.

Bukan berubah jadi batman apalagi telletubies, tapi penampilan Haechan emang sedikit berubah karena sekarang dia lebih terlihat manusiawi dengan menggunakan barang-barang brandet yang di beri Jeno untuknya.

"Biasa aja" ucap Haechan.

Wanita itu tersenyum dan mengusap lengan Haechan dengan mesra seolah sedang menggoda Haechan.

"Chan~aaa" panggil wanita itu sambil nempel-nempel ke Haechan yang mulai bingung ada apa dengan mantannya itu.

Ya, orang yang nemui Haechan itu adalah si mantan yang memutuskannya dengan alasan tak jelas dan membawa Haechan ke masalah sekarang di mana Haechan harus jadi kacungnya Jeno.

Loh kok mantannya Haechan? bukannya Haechan kena masalah karena bikin mobil Jeno lecet?

Iya emang, tapi kalau itu cewe gak mutusin Haechan secara tiba-tiba dengan alasan tak jelas di pagi itu, Haechan juga gak akan merasa kesal dan menendang kaleng yang siapnya mendarat di mobil Jeno.

"Apa yang kau lalukan?" tanya Haechan saat sang mantan mulai mengusap rahangnya.

"Kau masih mencintaiku kan? aku yakin kau masih mencintaiku" ucap wanita itu.

"Pede banget kau"

Wanita itu lagi-lagi tersenyum dan sesekali menggigit bibir bawahnya.

"Selama kita pacaran tak pernah sekalipun kau menciumku, dan sebagai tanda maaf dari ku, kau bisa memiliki ku malam ini" ucap wanita itu membuat Haechan semakin bingung kenapa sebenarnya si mantan itu, kenapa sekarang malah mirip jalang.

"A-apa maksudmu?"

"Chan~aaa, kau itu lelaki normal kan? masa gak tau maksudku"

Haechan, mendorong pelan sang mantan memberi jarak antara mereka.

"Somi~aaa... aku emang normal dan karena aku normal aku gak bakal ngelakuin itu kecuali dia istriku, dan lagian kita udah gak ada hubungan apapun jadi jangan ganggu aku lagi okay" ucap Haechan mencoba memberi pengertian pada mantannya yang ternyata bernama Somi.

Haechan, mulai berjalan mundur untuk menghindari Somi yang entah kesurupan setan di jembatan mana.

Brugh!

Haechan, menabrak seseorang saat akan membalikan badannya dan berniat lari.

"Kenapa kau?"

Mendengar suara yang Haechan kenal dia segera mendongak "Jeno!" ucap Haechan dan Jeno hanya mengerutkan dahinya.

"Chan~aaa"

Perhatian Jeno teralihkan pada Somi yang memanggil Haechan dan itu membuat alis Jeno terangkat sebelah sebelum akhirnya dia tersenyum tipis.

"Kau takut pada wanita itu?" tanya Jeno kembali melihat Haechan yang masih mendongak menatapnya.

"Minggir!"

Srak!

Brugh!

Jeno, mendorong Haechan ke samping sehingga Haechan tersungkur di tanah.

"Mau apa kau?" tanya Jeno pada Somi.

"Apa urusanmu?" tanya balik Somi.

"Gak ada sih, tapi aku pikir Haechan minta bantuanku"

"Ck! jangan sok jagoan dach, ini urusanku sama kekasihku jadi minggir lah"

Jeno, tertawa remeh dan melangkah lebih dekat dengan Somi, "bukannya kau sudah membuangnya?" ucap Jeno membuat Somi terdiam sesaat sebelum dia mendorong Jeno ke belakang.

"Itu urusanku"

"Ck! Aku tau itu urusanmu dan aku tak perduli asal kau gak ganggu dia karena dia sekarang milikku" ucap Jeno sebelum pergi meninggalkan Somi dan membawa Haechan bersamanya.

Jeno dan Haechan masuk kedalam mobil dan Jeno segera mengambil note kecil dari tasnya.

"Hutangmu nambah" ucap Jeno membuat Haechan terkejut dan menoleh ke arahnya.

"Maksudmu?"

Jeno, melihat ke arah Haechan sambil tersenyum "hutangmu nambah karena aku sudah membebaskanmu dari kekasih gila mu itu" ucap Jeno yang ternyata melihat semuanya dari awal di mana Somi mencoba menggoda Haechan.

"Aku pikir kau emang mau membantuku" ucap Haechan.

"Gak ada yang gratis ya di jaman sekarang ini"

"Ck!"

Haechan, melipat tangannya di dada dengan bibir manyun dan membuang muka dari Jeno.

Sedangkan Jeno tak perduli dan memilih menyalakan mobilnya sebelum menginjak gas dan pergi dari area sekolah.

- - -ooOoo- - -

Jeno aku gaplok kau ya lama"

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang