"Duabelas"

5.6K 574 6
                                    

"Duabelas"













"Aduh gimana ini?" bingung Haechan mondar-mandir kek setrikaan sambil gigitin kukunya sendiri bingung harus gimana.

"Masa aku tidur sama Jeno? mana ke jadian tadi pasti bikin Jeno mikir enggak-enggak tentang ak-"

"HAECHAN!"

Ucapan Haechan terhenti dan dia sedikit terperanjat saat mendengar teriakan Jeno yang memanggil namanya.

"Kenapa gak mati aja sih itu orang" gerutu Haechan.

"BYUN HAECHAN!!" teriak Jeno lagi yang semakin membuat Haechan bingung harus memilih tidur satu ranjang sama Jeno dan hukuman ber kurang 5 hari atau menolaknya dan tetap mendapat hukuman 100 hari.

Cklek!

"Yak! aku memanggilmu kenapa kau malah cuma berdiri di situ?" ucap Jeno yang akhirnya keluar kamar untuk mencari Haechan dan malah melihat Haechan cuma berdiri di ujung tangga di lantai bawah.

"Uumm... itu... itu... a-aku.. aku mau ngerbus air buat mandi iya mau rebus air" ucap Haechan membuat Jeno mengangkat sebelah bibirnya dan melipat tangannya di dada.

"Byun Haechan" panggil Jeno.

"Iya?"

"Kau pikir apartementku seperti kontrakan yang kamar mandinya Haris nganter Hah!"

Haechan, terdiam dan tersenyum bodoh mendengar ucapan Jeno dan sadar akan alasan tak masuk akalnya yang mau ngerbus air untuk mandi di apartement semewah itu.

"Hehehe"

Jeno, berjalan menuruni tangga dan berdiri tepat di hadapan Haechan, "Fiiuuhhh~" Jeno meniup wajah Haechan sampai Haechan menutup matanya rapat-rapat sebelum akhirnya membuka mata yang mana itu membuat wajahnya memerah seperti udang rebus saat Melahat wajah Jeno satgat dekat dengannya.

"I-iyak!" teriak Haechan sambil mendorong Jeno hingga tersungkur di lantai dan langsung meringis kesakitan membuat Haechan berjongkok.

"Maaf" ucap Haechan dengan wajah memelas.

"Kau ini apa-apaan sih? gak mau nemenin aku tidur ya udah tinggal bilang" ucap Jeno sewot sambil berdiri dań akan meninggalkan Haechan yang mana itu membuat Haechan bingung.

"No" panggil Haechan menghentikan langkah Jeno yang sudah berjalan sampli tengah tangga.

"Lupain aja dan maaf kalau permitanku membuatmu gak nyaman" ucap Jeno sekelum lanjut berjalan dan benar-benar meninggalkan Haechan dengan sejuta kebingungan di pikiran Haechan.


- - -ooOoo- - -





Pagi harinya setelah membuat sarapan untuk dirinya dan Jeno, Haechan sekarang berdiri di depan kamar Jeno sambil mondar-mandir.

"Ketuk gak ya?" tanya Haechan pada diri sendiri yang bingung bagaimana cara membangunkan Jeno setelah kejadian semalam yang dia yakini Jeno pasti kecewa padanya meski ia yakin ia tak salah.

"Ah! Godoy lah masuk aja" gumam Haechan mulai memuar gagang pintu kamar Jeno dan membukanya.

Haechan, terdiam sesaat sebelum masuk kedalam kamar, "No?" langgil Haechan "Jeno" panggil Haechan lagi sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Jeno yang tak terlihat ada di ranjangnya.

"Dia sudah berangkat kesekolah duluan?" gumam Haechan yang berpikir Jeno sudah pergi kesekolah meninggalkannya.

Haechan, menghela naïfs berat dan berbalik akan keluar dari kamar Jeno untuk berangkat ke sekolah sendiri sebelum langkahnya terhenti saat ponselnya bergetar.

Drrrttt...

Haechan, mengerutkan dahinya saat Melahat nomor yang tak dia kenal melakukan panggilan padanya.

Drrrrrtttt...

Karena ponsel terus berättar akhirnya Haechan menggeser ikon hijau dan mengarahkan ponselnya ke telinga.

"H-Halo?"

"HAECHAN!!"

Seketika Haechan menjauhkan ponselnya saat seseorng dari seberang berteriak memanggil namanya.

"Haechan, apa kau mendengarku?"

"Ini siapa?" tanya Haechan.

"Jaemin"

"Oh! Dari mana kau dapat nomorku?" tanya Haechan lagi.

"Aih! itu gak penting, yang penting sekarang ini Jeno pingsan kau di mana Hah?!"

"Jeno, pingsan? Kok bisa? Aku masih di rumah mau berangkat sekolah"

"Ceritanya ntar aja yang penting kau kesini dulu ini urus ayangmu"

"Ck! bukan ayang ku ya, dan kesini ke mana?"

"Ke markas kita lah"

Haechan, mengerutkan dahinya saat Jaemin mengatakan markas, bukan kaget tadi Haechan bingung kan dia gan tau alamat markas Jeno in the geng, dia baru ke sana satu kali itu pun bersama Jeno.

"Woeee Chan!"

"Aku gak tau di mana"

Jaemin, yang ada di seberang mengusap wajahnya kasar saat mendengar jawaban Haechan yang bilang kalau Haechan tak tau markas mereka dimana.

"Kau tau apartement Jeno gak? Kalau tau kau tunggu di sana aja aku yang akan bawa Jeno pulang, aku juga ada urusan jadi kau urus Jeno di apartementnya" ucap Jaemin sebelum mematikan sambungan tanpa tau kalau sudah 1 bulan lebih Jeno dan Haechan tinggal satu atap.

- - -ooOoo- - -

Kemarin lupa gak Up aku wkwkwkwk.... Perasaan udah Up weh... tp lihat notif kok pada vote n komen Book lama... pas aku cek ternyata gak Up 🤣

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang