"Lima"

7K 704 19
                                    

"Lima"









Tau dirinya bersalah, Haechan hanya bisa menunduk tak berani menatap Jeno yang ada di depannya yang terlihat sibuk sendiri dengan makanannya dan tak memperdulikan Haechan.

Jeno, benar-benar kelaparan dan semakin kelaparan karena Haechan yang malah ketiduran dan berakhir Jeno memesan makanan karena tak ada pilihan lain lagi.

"Hah! kenyang aku" ucap Jeno seletah menyuapkan suapan terakhir pada mulutnya.

Jeno, melihat ke arah Haechan yang masih setia menuduk dan entah kenapa ada sejumput rasa kasian melihat Haechan seperti itu, padahal 30 menit lalu Jeno sangat ingin membunuh Haechan karena kelalaian Haechan yang malah tertidur padahal dirinya sedang menahan lapar dan berharap Haechan memasak makanan yang banyak untuknya.

"Nih makan" ucap Jeno sambil mengger box berisi makanan yang belum dia sentuh menghadap Haechan.

Haechan, mengangkat kepalanya dan menatap Jeno dengan mata yang berbinar, "Serius?" tanya Haechan dan Jeno menjawab dengan anggukan.

"Aku udah kenyang dan kau bereskan ini semua" ucap Jeno sambil beranjak dari dudunya.

"Ummm" jawab Haechan sambil tersenyum dan segera menyantap makanan itu karena sebenarnya dia sendiri juga sangat lapar.

- - -ooOoo- - -

Pagi harinya Haechan bangun lebih awal karena kejadian semalam tak ingin terulang lagi. Haechan segera membereskan apartemen sebelum dirinya memasak untuk sarapan.

Srak!

Haechan, menoleh ke belakang dan melihat Jeno sedang menarik kursi sebelum mendudukinya.

"Kau sudah bangun?" tanya Haechan.

"Hhhmmm" jawab Jeno sambil fokus pada ponselnya.

"5 menit lagi sarapan siap" ucap Haechan dan Jeno tak perduli.

Dan setelah 5 menit masakan yang menjadi menu sarapan di hari pertama Haechan bekerja untuk Jeno pun jadi. Haechan segera meletakkan di meja makan dan mengambil mangkuk untuk Jeno.

"Kau makan duluan aja, aku mau mandi dulu" ucap Haechan dan Jeno tetap tak perduli.

Haechan, segera berlari menuju kamarnya dan menyiapkan peralatan sekolah termasuk seragam sebelum masuk ke kamar mandi.

15 menit berlalu kini Haechan sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Dia segera meraih tasnya dan keluar kamar.

Haechan, berjalan mendekati meja makan di mana Jeno yang sudah ada di sana.

"Kau sudah sel-" ucapan Haechan terhenti saat melihat masakannya masih utuh "Yak! Lee Jeno" panggil Haechan.

"Huh?!"

"Kenapa kau tak makan?"

Jeno, meletakkan ponselnya dan melihat ke arah meja yang sudah ada menu sarapan dan melihat juga melihat ke arah Haechan memasang ekspresi masam.

"Nungguin kau lah" jawab Jeno membuat Haechan seketika terdiam.

- - -ooOoo- - -

Di sekolah, Jeno dan Haechan yang baru sampai langsung menjadi pusat perhatian karena baru kali ini Jeno datang kesekolah bersama seseorang, mana orang itu Haechan pula.

Semua siswa/i tau kalau Jeno tak akan membiarkan siapapun masuk kedalam mobilnya sekalipun itu sahabatnya apalagi berangkat sekolah bareng satu mobil itu mustahil banget, tapi kenapa sekarang Haechan bisa bersama Jeno? kan jadi pada bingung itu murid lain.

"Bawa tas ku" ucap Jeno sambil melempar tasnya pada Haechan.

Jeno, berjalan dengan santainya tak perduli akan tatapan dan bisikan dari para siswa/i lain di koridor sekolah.

Sedangkan Haechan yang selama ini sebagai murid transparan tentu saja risih tiba-tiba menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan omongan.

"Yak! lama banget sih kau jalan" teriak Jeno membuat Haechan yang tertinggal di belakang terperanjat terkejut dan seketika berlari mendekati Jeno.

"No, itu kenapa pada nglihatin aku sih?" tanya Haechan.

Jeno, melihat sekitar dan tiba-tiba sudut bibirnya tertarik menjadi sebuah senyuman tapi senyuman jahil.

Srak!

Jeno, meraih pinggang Haechan dan menaiknya hingga tak ada jarak di antara mereka membuat siswa/i terperangah melihat itu.

"Yak! apa yang kau lalukan bodoh!" kesal Haechan berusaha melepaskan tangan Jeno tapi tenanganya tak cukup melawan dan akhirnya pasrah mengikuti langkah Jeno dengan tangan Jeno yang masih di pinggangnya.

Dan tak buruh waktu lama, kejadian di koridor sekolah tadi pagi di tambah bumbu-bumbu penyedap rasa, rumor tentang Jeno dan Haechan tersebar di penjuru sekolah bahkan sampai kesekolah sebelah di mana geng Jeno bersekolah.

Iya, geng Jeno bersekolah di sekolah yang berbeda dengan Jeno, karena sekolah Jeno itu sekolah elit jadi tak mudah untuk keluar masuk jika ingin membolos, mangkanya 3 sahabat Jeno yang rebelnya sudah tak tertolong itu milih tak satu sekolah dengan Jeno meski sebenarnya mereka pun mampu untuk membayar biaya di sekolah yang sama.

Truss kenapa gak Jeno nya aja yang ikut mereka?

Jeno, sih mau-mau aja ikut mereka tapi karena sekolahnya sekarang itu milik pamannya dan papanya Jeno itu orangnya keras, daripada Jeno kehilangan semuanya yang dia punya sekarang mending dia nurut aja sama orang tuanya, lagian mereka tetep bisa ketemu kan saat pulang sekolah meski gak satu sekolahan.

- - -ooOoo- - -

Jeno ngegasss nnjiirrr... 🤣🤣🤣

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang