"Sebelas"

5.8K 605 23
                                    


"Sebelas"














Haechan, keluar dari kamarnya dan kebingungan karena tak melihat Jeno yang biasanya duduk di ruang makan menunggunya untuk sarapan bersama sebelum berangkat ke sekolah.

"Lah belum bangun si kampret?" gumam Haechan melihat makanan yang masih utuh.

Haechan, kembali ke lantai atas dan mulai mengetuk pintu kamar Jeno.

"Jeno~aaa kau belum bangun!?" teriak Haechan.

Tok!

Tok!

"Jeno~aaa apa kau di dalam?"

Haechan, mengerutkan dahinya bingung karena tak ada jawaban dari dalam atau lebih tepatnya dari Jeno.

"Gak mungkin kan dia udah berangkat ke sekolah?" gumam Haechan lagi.

Tok!

Tok!

"Jeno jawab aku kalau kau di dalam!"

Masih tak ada jawab membuat Haechan memilih jalan pintas yaitu membuka pintu kamar Jeno tanpa persetujuan Jeno terlebih dulu. Haechan tau kalau Jeno akan marah padanya tapi apa perduli Haechan toh dia sudah mengetuk pintu dan berteriak tapi Jeno tak meresponnya.

Cklek!

Haechan, terdiam sesaat melihat betapa rapinya kamar Jeno tak sesuai dengan pribadi Jeno angkuh, cuek dan klihatan kayak berandal.

"Eomma"

Perhatian Haechan teralihkan saat mendengar suara Jeno menyebut kata eomma.

"Eomma jangan pergi"

"Eomma"

Perlahan Haechan mendekati Jeno dan melihat Jeno seperti sedang mengigau dengan mata tertutup.

"Eomma...eomma... jangan tinggalin Nono... eomma"

Grep!

Haechan, dengan reflek memeluk Jeno dan perlahan Jeno mulai tenang dan Haechan melepas pelukannya.

Terlihat keringat dingin membasahi dahi dan leher Jeno.

"Jeno~aaa" panggil Haechan lembut sambil mengusap rahang Jeno dengan lembut juga.

"Gghhhhh~"

Karena merasakan sentuhan Haechan membuat tidur Jeno terusik dan perlahan membuka matanya.

Jeno, yang belum sepenuhnya sadar hanya diam menatap Haechan yang juga menatapnya iba.

Haechan, menaruh tangannya pada dahi Jeno, "Kau demam" ucap Haechan sebelum beranjak untuk mengambil baskom dan air untuk mengompres Jeno.

Srak!

"Jangan pergi" ucap Jeno menahan pergelangan tangan Haechan membuat langkah Haechan terhenti.

"Aku hanya mengambil air untukmu"

Jeno, melepas tanggannya dari Haechan dan Haechan segera berjalan keluar kamar sebelum kembali masuk ke kamar Jeno dengan baskom berisi air dan handuk kecil.

Dengan telaten Haechan merawat Jeno selayaknya merawat anak kandung yang sedang sakit.

"Istirahatlah agar obat cepat bereaksi" ucap Haechan setelah memberi obat pada Jeno.

"Chan" panggil Jeno dan Haechan menoleh menatapnya.

"Makasih" ucap Jeno.

"Ck! aku nglakuin ini karena $3000 ya" ucap Haechan nyolot tapi malah membuat Jeno tertawa kecil.

"100 Day's" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang