Sore hari ini Nakhala sedang sedih. Karena kejadian kemarin, sang ayah— Yudhi mendiaminya. Padahal kan yang seharusnya marah itu Nakhala kan? Tiba-tiba disuruh nyapu, terus nggak dibolehin masak. Padahal biasanya dia juga masak kok. Ya walaupun harus ada Kun yang akan menunggui sebab anak satu ini terlalu pelupa. Tapi Nakha kan tetap bisa masak! soal teflon milik Kun yang gosong itu tolong dilupakan saja. Nakha saja hampir lupa.
Maka dari itu, bocah berumur empat belas tahun itu duduk di ayunan taman belakang rumahnya dengan headphone yang mengalungkan lagu milik The 1975, Robbers. Sembari mengelus bulu-bulu halus milik Toyib, Nakha mengajak kucing itu berbicara. Kadang juga anak itu meminta tanggapan pada makhluk menggemaskan berbulu halus itu. Ngomong-ngomong, Toyib ini adalah kucing oren kesayangan Nakha. Toyib ini dibawa Nakha saat dia pulang sekolah sewaktu sekolah dasar. Waktu itu Kun tak sempat mengantar pulang karena harus mengajar ngaji murid-muridnya. Sedangkan ayah-ayahnya yang lain sedang sibuk semua. Jadilah Nakha pulang sendirian.
Di perjalanan pulang, bocah menggemaskan itu mendapati seekor anak kucing yang sedang mengeong keras. Sewaktu mendapati tubuh anak kucing yang telah basah dan dingin itu, Nakha langsung berinisiatif membawanya pulang. Bahkan sangking niatnya anak itu untuk menyelamatkan kucing tadi, Nakha langsung singgah di pet shop yang dekat dengan rumahnya. Tak lupa anak itu bertanya pada sang penjaga toko untuk membeli peralatan kucing barunya. Sembari menunjuk Toyib yang sudah lebih tenang dibalutan sweater hangatnya, Nakha bertanya.
"Abang! Ini Nakha dapet di jalan. Dia nangis-nangis minta susu." Nakha mengangkat Toyib dan menunjukkannya kepada petugas yang menjaga pet shop.
Untungnya, si Abang sudah tahu kalau Nakha ini adalah anak dari keempat laki-laki yang tinggal di rumah paling besar di kompleknya. Jadi, tanpa banyak berpikir si Abang langsung menyerahkan beberapa barang yang sekiranya dibutuhkan oleh Toyib nantinya. Bahkan saat Nakha langsung pergi setelah mengucapkan terima kasih tanpa memberi sepeserpun uang, si Abang tetap tenang saja. Soalnya urusan bayar membayar itu pasti nanti salah satu ayah dari bocah itu akan datang dan melunasinya.
Nakhala umur tujuh sudah punya hutang di pet shop.
Lama berbicara dengan Toyib, Nakhala bahkan tanpa sadar tertidur di sana. Tentu saja masih dengan Toyib yang berada di pelukannya.
Sampai saat salah satu ayahnya datang dengan seorang pria berumur. "Ya Allah anakmu kenapa dibiarin tidur di sini sih, Yud?"
"Lah mana Abang tau, Pa."
Pria berumur yang dipanggil Papa oleh Yudhi ini melirik sang putra dengan malas. Walau kini umurnya sudah menginjak pertengahan enam puluh, pria ini masih sangat kuat untuk beradu mulut dengan sang putra.
"Bangunin! Bawa kedalam! Udah tau anaknya nggak bisa kena angin lama-lama, malah dibiarin tidur di luar." Arya menyuruh Yudhi untuk membangunkan Nakha. Pria yang kini berstatus duda itu lebih dulu masuk ke dalam rumah, karena tak kuat lama-lama berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakhala (SELESAI)
Teen FictionNakha bukannya tidak bersyukur karena sudah hidup lebih dari berkecukupan dan punya empat ayah. Tetapi Nakha hanya bingung. Bagaimana bisa dia punya empat ayah tanpa adanya seorang ibu?