37. Cepat Sembuh Mama, Kala Tunggu di Rumah.

1.6K 268 9
                                    

Bagi Nakhala, sesulit apapun hidupnya, akan selalu ada Abi yang menuntunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Nakhala, sesulit apapun hidupnya, akan selalu ada Abi yang menuntunnya. Ada Yayah yang siap menjadi tamengnya, ada Didi yang selalu membuat dirinya tertawa, dan juga Papa Juan yang senantiasa merawatnya. Nakhala tak pernah merasakan susah sendirian. Maka dari itu, dirinya tak mau lagi membuat keempat ayahnya bersedih. Nakhala sudah berdamai dengan dirinya dan juga rasa sakit yang masih setia bersarang di dadanya.

Maka saat sang ibu tak memberi jawaban saat dirinya mengajaknya untuk pulang, Nakhala tahu bahwa itu adalah sebuah penolakan. Nakhala tak dapat memaksa. Karena selagi Mama bahagia, Nakhala akan bahagia juga.

Dua koper besar masing-masing berada di tangan Kun dan juga Syamil. Dengan jaket barunya, Nakhala menggendong ransel berwarna coklat milik Kun. Beanie yang bertengger di kepalanya membuat anak itu terlihat begitu menggemaskan. Jaket berwarna hitam yang dibelikan Syamil langsung dipakainya.

Syamil bahkan tak dapat menahan bahagianya. Terlihat amat sangat jelas bahwa hati Syamil terasa berbunga-bunga. Kun yang sedari tadi diam, sibuk menggenggam telapak tangan Nakhala yang dingin. Entah karena gugup atau cuaca yang memang sedang dingin.

Di sana juga ada Yasha yang mengantarkan mereka ke bandara. Wanita itu tak ikut pulang. Sebab ada banyak hal yang tak diinginkannya di sana.

"Kala pulang ya Mama."

Yasha tersenyum dan mengangguk. Tangannya terangkat mengusap pipi Nakhala yang memerah karena kedinginan.

"Hati-hati di jalan ya, Adek."

"Iya Mama. Mama jaga kesehatan ya? Jangan sampai sakit." ucap Nakhala.

Yasha mengangguk menanggapi ucapan Nakhala. Wanita itu menarik lembut Nakhala pada pelukannya. Hangat sekali. Pelukan hangat seperti ini sangat amat dirindukan oleh Yasha. Yasha mengusap-usap punggung milik Nakhala dengan sayang.

"Kala juga ya, nak. Tetap menjadi anak baik dan nurut dengan Abi ya?"

"Heum." gumam Nakhala mengangguk dalam pelukan Yasha.

Nakhala melepaskan pelukannya dengan perlahan. Pengumuman keberangkatan pesawat mereka sudah terdengar. Nakhala dan kedua ayahnya harus segera bergegas. Nakhala mengeluarkan satu buah amplop dari dalam jaketnya. Yasha menatap amplop itu dengan seksama. Ada stiker kucing dan kelinci di sana.

"Cepat sembuh, Mama. Kala tunggu di rumah ya?"

Ah rumah ya? Yasha sudah asing dengan kata itu. Tetapi untuk Nakhala Yasha akan mencoba. Walau sesulit apapun itu, untuk Nakhala.

Yasha mengangguk dengan bibirnya yang digigit kuat menahan tangis. "Iya, tunggu Mama di rumah ya, nak. Tunggu Mama Pulang."

Hidup memang perjalanan panjang. Bukan tak mungkin untuk tersesat. Namun Nakhala punya empat ayah. Jadi dirinya tak perlu takut untuk tersesat. Karena walau sampai ke ujung dunia 'pun, mereka akan selalu bersama Nakhala. Selamanya.

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang