32. Untuk Nakhala

1.6K 328 23
                                    

Demi Tuhan, Kun tak pernah menyesal karena sudah membesar Nakhala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi Tuhan, Kun tak pernah menyesal karena sudah membesar Nakhala. Anak yang walaupun bukan dari darah dagingnya, namun dicintainya bagai anaknya sendiri. Kun hidup sebatang kara dulunya. Orang tuanya meninggal saat dirinya baru menyelesaikan sekolah menengahnya.

Bertemu dengan Yasha, Yudhi, dan juga Syamil saat dirinya melanjutkan perguruan tinggi merupakan puncak bahagianya. Apalagi saat dirinya telah selesai mengungkapkan cintanya pada Yasha yang beruntungnya juga mencintai dirinya, hidup Kun sangat bahagia waktu itu. Rencana pernikahannya dengan Yasha sudah disusun hingga matang. Keduanya hanya tinggal menghitung hari, dan juga pendidikan Yasha di luar negeri sana.

Namun Tuhan berkehendak lain. Kun harus menelan pil pahit bahkan sebelum mencecap rasa manis pernikahannya.

"Abi." Nakhala yang berada diperlukan hanya memanggil dengan pelan. Tangan anak itu tak berhenti memainkan jemari Kun sedari tadi.

Keduanya kini berbaring dengan saling memeluk. Semenjak keduanya plus Syamil sampai ke hotel tempat mereka menginap, Nakhala tak mau melepasnya. Barang semenit sekalipun. Anak itu hanya diam dalam pelukan Kun. Kun dapat merasakan kesedihan anaknya yang begitu dalam. Di sana juga ada Syamil yang terduduk menghadap mereka.

Laki-laki itu berulang kali mengacak rambutnya frustrasi. Hal yang membuat mereka berakhir di sini adalah Nakhala. Nakhala meminta hadiah ulang tahun berupa pertemuannya dengan sang ibu. Jujur Kun terkejut bukan main. Dirinya juga sempat meminta Nakhala menuggu sebentar lagi agar dirinya mendapatkan informasi tentang Yasha.

Namun anak itu berkata bahwa dirinya sudah mendapatkan alamat sang ibu. Dari ayah kandungnya, Syamil.

"Kita pulangnya boleh dipercepat aja nggak, Abi?" tanyanya dengan suara serak. Pipinya masih memerah karena suhu tubuhnya naik sedari pulang dari tempat Yasha tadi.

Anak itu memang tak tahan terhadap dingin. Membuatnya mudah terserang demam kalau sudah berlama-lama ditempat yang dingin. Jay bahkan pernah menggodanya karena tak tahan terhadap dingin, berkata bahwa anak itu tidak akan tahan cuaca dingin di Eropa kalau saja nanti mereka berlibur ke sana. Membuat anak itu merajuk dan mendiami Jay selama dua hari. Setelahnya Jay kapok untuk menggoda Nakhala.

"Boleh, tapi tunggu Adek mendingan ya, nak." jawab Kun halus. Tangannya tak berhenti mengusap rambut halus milik Nakhala sesekali juga menciumi puncak kepala Nakhala. Hal itu tak luput dari pandangan Syamil.

"Heum. Papa Ken juga jangan lupa ajakin ya Abi." ucap anak itu semakin mengeratkan pelukannya. Dirinya tak tahu bahwa sedari tadi, saat dirinya mengeluh pusing pada Kun, Syamil sudah berada di sana. Menatap bagaimana terampilnya laki-laki itu mengurus Nakhala.

"Iya, nak. Udah Adek bobok aja ya, biar besok mendingan. Selamat bobok anak Abi." Kun mengecup kening dan puncak kepala Nakhala. Seperti yang sudah selama ini dilakukannya.

 Seperti yang sudah selama ini dilakukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang