Nakhala tahu bahwa para ayahnya memang sengaja menjauhkannya dari Ken dan keluarga. Awalnya, hal itu mengundang rasa penasarannya. Sejak pertama kali Ken datang ke rumahnya waktu itu, baik Yayah, Didi, dan Abi kompak memberi tahunya untuk tak terlalu dekat dengan Ken. Lalu Papa yang hanya menyetujui ketiganya.Nakhala sudah tahu ada yang aneh di antara mereka dan keluarga Ken. Nakhala sudah mulai paham apa yang terjadi di keluarganya. Sampai saat dirinya mendapat jawaban dari semua hal yang mengganggu pikirannya. Nakhala sudah hampir menginjak usia 15 tahun. Bulan depan, anak itu akan merayakan ulang tahunnya yang ke 15.
Dirinya sudah mulai mengerti mengapa ayah Ken sering kali kedapatan mengikutinya. Atau ibu Ken yang tiba-tiba sering mengontaknya untuk bertemu barang sekali. Lalu saat keduanya tak sengaja bertemu, ibu Ken mengajak Nakhala untuk sekedar menikmati minuman hangat di kafe sebrang mini market.
Di sana ibu Ken lumayan banyak berbicara. Untuk ukuran orang yang belum pernah mengobrol sebelumnya, ibu Ken termasuk orang yang sangat ramah. Nakhala bahkan melupakan tentang itu adalah kali pertama mereka mengobrol. Anak itu ikut hanyut dalam obrolan singkat mereka.
"Kala sudah lama kenal Ken?" tanyanya waktu itu. Nakhala mengangguk sembari tersenyum. Mencoba menciptakan kenyamanan untuk wanita di depannya itu.
"Lumayan Tante, dari kelas tujuh." jawab Nakhala.
Ibu Ken menganggukkan kepalanya, "Kala." panggilnya lembut.
Nakhala yang sibuk menatap minumannya mendongakkan kepalanya menatap ibu Ken. Anak itu tersenyum lembut. Membuat ibu Ken merasa dunianya sempat berhenti sebentar.
"Tante boleh ngomong sesuatu sama Kala nggak?" tanyanya memastikan apakah Nakhala akan baik-baik saja kalau dia bertanya.
Nakhala mengangguk, "Boleh." jawab Nakhala.
"Kala, Tante nggak tahu kalau Kala sudah tahu ini atau belum, tapi Tante cuma kasih tahu sama Kala kalau Papa Ken adalah Papa-nya Kala juga. Papa yang selama ini Kala cari, nak."
Nakhala yang sedang menatap minumannya mendongak menatap ibu Ken itu. Anak itu tampak tak terkejut, membuat wanita di depannya sedikit bingung.
"Tante minta maaf sebelumnya karena sudah buat Kala nggak nyaman, Tante mau kasih tahu Kala tentang orang tua. Kala, Tante tahu orang tua Kala di mana, nak. Tante—"
"Stop Tante." ucapan ibu Ken dipotong oleh Nakhala. Anak itu berdiri dari duduknya namun masih berdiri menghadap wanita di depannya itu.
"Kala nggak pernah penasaran sama orang tua yang udah buang Kala. Kala nggak pernah pengen tahu sama orang-orang yang udah benci sama Kala dan lari dari tanggung jawabnya. Maaf kalau Kala sela omongan Tante, tapi Kala memang nggak mau dengar apapun lagi soal orang tua Kala. Mereka nggak pernah mengharapkan Kala Tante, jadi Kala nggak perlu repot-repot untuk berusaha agar ketemu sama mereka. Kala udah cukup tahu diri untuk nggak mengusik kebahagiaan mereka dengan nggak menampakkan muka Kala di depan mereka. Makasih banyak Tante harus repot-repot traktir Kala karena hanya mau kasih tahu informasi ini, tapi maaf Kala nggak minat untuk mendengar." ucap Nakhala. Anak itu menjawab dengan lugas namun tetap terlihat sopan. Setelahnya anak itu sedikit membungkuk berpamitan pada ibu Ken. Namun tak lama kembali membalikkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakhala (SELESAI)
Novela JuvenilNakha bukannya tidak bersyukur karena sudah hidup lebih dari berkecukupan dan punya empat ayah. Tetapi Nakha hanya bingung. Bagaimana bisa dia punya empat ayah tanpa adanya seorang ibu?