34. Perlahan

1.6K 321 38
                                        

"Nama dari kamu untuk Nakhala aku ganti, Cha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nama dari kamu untuk Nakhala aku ganti, Cha. Maaf ya aku nggak ada kabarin kamu lebih dulu, soalnya semua kontak aku kamu blokir. Agak ribet sih, soalnya orang Disdukcapil nggak percaya kalau aku ayahnya Nakha karena nggak punya buku nikah. Aku bohong banyak banget sama mereka."

Kun memulai ceritanya pada Yasha siang itu. Keduanya saling berhadapan. Yasha kini sudah mulai tenang. Walau air matanya tetap mengalir sesekali, namun senyum tipisnya sudah sedikit terlihat. Kun lega luar biasa.

"Oh Yudhi, adik kamu yang satu itu sudah berhenti merokok. Total, Cha. Nakhala memang bawa banyak pengaruh baik untuk Yudhi." Kun tersenyum menatap Yasha yang kini mulai berani menatapnya.

"Nakhala anak yang baik banget Cha. Aku berani bilang betapa ruginya kalian karena nggak melihat tumbuh kembang Nakhala." Yasha menahan nafasnya saat kalimat Kun terlontar begitu saja.

Ada perih di hatinya, bukan karena Kun keterlaluan. Tetapi karena ucapan Kun adalah fakta yang tak akan pernah ditepis olehnya. Kun benar, betapa meruginya dia sebab melewatkan tumbuh kembang Nakhala.

"Aku selalu berharap banyak untuk Nakhala, Cha. Termasuk kebahagiaannya— Kun membernarkan duduknya menjadi tegap dan menatap Yasha dengan lembut.

— dan kebahagiaan Nakhala adalah kamu. Tolong aku Cha, tolong aku untuk mewujudkan bahagianya Nakhala. Setelah itu, kamu boleh menjauh lagi dari kami. Seperti yang pernah kamu lakuin dulu."

Kun tak pernah membual saat dirinya berkata bahwa kebahagiaan Nakhala adalah prioritas utamanya. Karena Nakhala adalah satu-satunya alasan Kun tetap hidup hingga saat ini. Semuanya akan diusahakannya untuk Nakhala. Termasuk membujuk Yasha untuk bertemu Nakhala kembali untuk sekedar menjelaskan pada Nakhala kenapa dirinya memutuskan untuk pergi menjauh.

"Aku— aku cuma ngerasa nggak pantas, Nat."

Ucapan Yasha sempat ingin dipotong oleh Kun, namun Yasha kembali melanjutkan ucapannya.

"Bertahun-tahun meninggalkan Nakhla hanya karena dia terlalu mirip dengan Syamil, aku merasa bodoh, Nat. Anakku. Aku— aku nggak pantas dapat maaf." Yasha kembali mengeluarkan air matanya.

Bagai sungai yang mengalir, perasaan bersalah Yasha tak pernah berhenti. Begitupun sayangnya pada Nakhala yang tak akan pernah habis. Walau bertahun-tahun tak bertemu, saat melihat Nakhala, ada desiran hangat yang menyelimuti dirinya. Apalagi saat anak itu tersenyum. Kun bilang, senyum milik Nakhala terlalu mirip dengan dirinya. Namun bagi Yasha, senyum Nakhala setulus milik Natta. Apa mungkin karena sudah lama tinggal dengan Kun?

"Aku udah bilang 'kan, kalau Nakhala anak yang baik. Anak kamu itu punya hati seluas samudra, Cha. Pintu maaf untuk kamu selalu terbuka lebar. Kamu cuma perlu berani, Cha."

"Nat—"

"Aku di sini, Cha. Aku selalu di sini untuk bantu kamu. Jangan takut."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang