20. Maaf Kalau Abi Harus Egois

2.1K 334 43
                                    

Bertahun-tahun sudah hidup bersama, Kun kini telah menganggap Juan dan Jay sebagai adiknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertahun-tahun sudah hidup bersama, Kun kini telah menganggap Juan dan Jay sebagai adiknya sendiri. Dirinya kini juga sudah mulai membuka diri terhadap orang lain. Menepis fakta bahwa Jay adalah keponakan Syamil.

Kun tak apa sebenarnya, sebab Syamil harusnya menanggung dosanya sendiri. Namun terkadang, Kun juga kesal. Mengingat Syamil bahkan tak pernah sekalipun berusaha menemui Nakhala. Hati Kun sakit luar biasa.

Setelah kejadian saat dirinya tak sengaja bertemu dengan keluarga kecil Syamil, Kun merasa sangat sakit hati. Seharusnya Nakhala juga merasakan hal yang sama. Nakhala harusnya bahagia dengan kedua orang tuanya.

"Abi~"

Suara cempreng Nakhala terdengar dari lantai atas, terdengar sedikit bergetar seperti menahan tangis. Pagi ini anak itu terbangun lebih awal. Setelah selesai menyelesaikan masakannya, Kun langsung bergegas menuju Nakhala. Takut-takut jika bayi besarnya malah menangis sebab tak menemui seorangpun di sampingnya.

"Saya nak~ Bentar ya sayang." jawab Kun setengah berteriak.

Laki-laki itu dengan cepat mengelap tangannya yang baru saja di cuci, lalu sedikit berlari menaiki tangga. Nakhala kini sudah berusia lima tahun. Anak itu sudah dapat melafalkan R dan L dengan benar.

Kriet!

"Ba! Ih pintarnya anak Abi nggak nangis ya sayang?" ucap Kun menatap Nakhala yang masih terduduk di ranjang besar mereka. Masih dengan piyama putih bergambar bebek kuningnya dan rambut lebatnya yang berantakan. Juga wajahnya yang menahan tangis.

Kun berjalan dengan riang ke arah Nakhala. Anak itu langsung mengangkat tangannya meminta digendong oleh Kun.

"Uuh anak Abi sudah besar. Bentar lagi Abi udah nggak bisa gendong nih kalau kaya gini."

Kun mendekap Nakhala pada pelukannya, bayinya itu langsung saja merebahkan kepalanya pada bahu milik Kun. Jangan lupakan lengannya yang melingkar pada leher Kun.

"Nggak mau. Abi harus gendong Adek sampe Adek besar." ucapnya lirih.

"Apa nak?" tanya Kun sebab tak mendengar jelas apa yang diucapkan oleh anaknya.

"Abi harus gendong Adek terus."

"Haha oke deh, Abi bakal terus gendong Adek."

Kun tertawa mendengarnya, laki-laki itu segera membawa Nakahala ke kamar mandi untuk bebersih. Lalu segera membawa Nakhala untuk sarapan. Seiring berjalannya waktu, Kun memaklumi Yudhi juga Jay yang senang sekali bangun siang, terlebih keduanya juga sama-sama sibuk. Maka belakangan ini, dia lebih sering sarapan hanya berdua dengan Nakhala. Terkadang juga dengan Juan.

"Abi masak kesukaan Adek lho? Apa ya??"

Kun langsung mendudukkan Nakhala pada kursi makannya, lalu menyiapkan makanan si kecil dengan telaten.

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang