06. Harimau

4.1K 607 49
                                    

Tahun lalu, sewaktu Nakha masih sekolah menengah pertama, Nakha pernah meminta satu permintaan pada keempat ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tahun lalu, sewaktu Nakha masih sekolah menengah pertama, Nakha pernah meminta satu permintaan pada keempat ayahnya. Anak itu meminta dibelikan anak harimau putih pada ulang tahun berikutnya. Karena waktu itu bapak-bapaknya pikir anak satu-satunya mereka itu lagi ngelindur, jadi diiyakan saja. Tapi, seperti yang diketahui bahwa Nakhala adalah Nakhala, keturunan Jaylani dan Yudhi yang anehnya lebih parah dari pada orang yang lagi mabuk.

Hari ini, anak itu menagih janji para ayahnya. Mumpung weekend katanya. Anak itu menggedor satu-persatu pintu kamar ayah-ayahnya. Memaksa keempatnya untuk membuka kedua mata mereka. Dengan piyama berwarna khaki itu, remaja empat belas tahun ini menggiring Yudhi, Kun, Jay, dan Juan untuk turun ke bawah.

Dan dengan tiba-tibanya anak itu langsung mengucap keinginannya. Ayah-ayahnya yang baru bangun tidur pada shock. Nggak nyangka kalau anak mereka yang sebiji ini bisa inget janji mereka. Wong yang buat janji aja pada lupa.

"Ya nggak harimau juga dong, Dek. Ribet tau ngurusnya. Mahal juga pasti. Bapak-bapakmu lho bukan sultan." Jay berucap sembari menguap. Berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air.

Sedangkan Yudhi, Kun, juga Juan masih menahan kantuk di ujung tangga. Juan bahkan sudah merebahkan dirinya pada anak tangga terakhir. Masih mengantuk sebab tadi malam begadang hingga larut malam.

"Ih! Janjinya kan kemaren kaya gitu."

"Kapan?"

"Ada waktu itu. Waktu Adek mau ula-."

"Mana ada. Didi aja nggak inget."

"Ada lho, Diiii. Udah janji lho masak diingkari. Ntar sikutnya pada busuk. Mau?"

Jay mengedikkan kedua bahunya. Berusaha tak perduli atas ucapan Nakha. Laki-laki itu masuk ke dalam kamar mandi untuk buang air besar. Kebiasaannya setiap pagi sehabis minum air putih.

"Sikut busuk tuh kalau udah ngasih barang tapi diminta lagi, Dek." ucap Juan membalas ucapan Nakha.

"Udahlah pokoknya gitu. Papa ribet banget jadi orang." Juan mengerling malas mendengar ucapan anaknya.

Emang dasarnya bocah satu ini memang tidak pernah mau mengalah, alhasil Juan yang mengalah. Dengan sedikit terpaksa dia mendudukkan tubuhnya. Lalu sebentar mengumpulkan nyawa dan berjalan ke arah Nakha. Merangkul anak semata wayangnya untuk diajak sarapan terlebih dahulu. Mana tau kan kalau habis sarapan bisa balik waras lagi?

"Omelette atau sereal?"

"Nasi goreng."

Juan memandang malas Nakhala. Yang ditanya apa yang dijawab apa. Suka bikin emosi memang anaknya.

"Omelette atau sereal?" ulangnya sekali lagi.

Nakha menghirup nafasnya panjang. Niatnya tadi mau buat Juan kesal, kok malah jadi dia yang kesal? Apa jangan Nakha sudah tertular oleh penyakit sumbu pendek milik Kun?

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang