"Abi! Adek pulang!"
Suara riang milik Nakha tak dapat menahan senyum milik Kun. Laki-laki yang tengah duduk bersantai di sofa itu menyambut sang anak dengan sangat bahagia. Padahal anaknya baru saja tak terlihat sekitar empat jam, tapi dia sudah rindu.
Nakhala pulang jauh setelah selesai makan siang di rumah Jevian. Anak itu bahkan sudah dimandikan oleh Jihan. Wangi sekali, berbeda jauh saat Yudhi memandikannya. Anak itu pulang dengan pakaian milik Jevian. Jangan lupakan topi dan tas kuning berisi snack yang telah dibelikan oleh Keenan bersamanya tadi. Wajahnya ceria sekali, Kun tak habis pikir melihatnya.
"Adek pake baju siapa, nak?" Kun bertanya saat Nakhala kini sudah berada di hadapannya. Mengangkat bayi menggemaskan kesayangannya itu pada pangkuannya.
"Bajuna Abang Jeje! Kata Tante Bunda, bajuna untuk Adek ajah." ucapnya riang menarik baju yang dipakainya.
Kun mengangguk paham, menarik Nakhala dalam dekapannya lalu menciumi wajah si kecil. Nakhala tentu senang. Anak ini sungguh sangat clingy, dia menyukai pelukan juga ciuman.
"Ini isinya apa aja, nak? Kok banyak sekali?" tanya Kun mengangkat tas kuning yang dibawa Nakhala. Kun tebak ini pasti akal-akalan Jevian. Anak itu sungguh amat sangat royal pada Nakhala. Dua hari lalu, anak itu datang dengan satu kotak strawberry Korea yang dibawa oleh neneknya langsung dari Korea untuk Nakhala. Mengingat anak itu sudah sedikit muak dengan buah berwarna merah itu.
Anak itu sempat mendapatkan pelototan dari Yudhi, namun Jevian mana takut. Toh ayahnya bisa lebih galak dibanding Yudhi. Maka dengan wajah songongnya, anak itu masuk dengan mengucapkan salam. Lalu memberikan buah itu kepada Abi yang sedang sibuk di dapur.
"Untuk Adek, Om Abi. Ayah bilang Adek suka buah jadi Iyan kasih satu." ucapnya begitu sopan.
Kun tersenyum ramah, "Wah Adek pasti senang dikasih buah sama Abang Jeje. Makasih ya Abang Jeje." ucapnya mengusap rambut lembut Jevian.
Anak itu tersenyum malu, seumur hidup dia belum pernah dipanggil Abang. Namun saat bertemu Nakhala anak itu akhirnya mendapatkan panggilan Abang. Tentu Jevian senang.
"Sama-sama Om Abi. Abang Jeje pulang dulu ya hihi." pamitnya kepada Kun. Lalu berlari keluar rumah dengan berlari. Pasti wajahnya sudah memerah. Menggemaskan sekali.
Berbeda dengan Kun, Yudhi malah menganggap Jevian adalah saingan. Karena saat bertemu Jevian, Nakhala akan selalu ingin bermain dengan anak bungsu Keenan itu. Padahal biasanya Nakhala tidak akan mau dilepas olehnya. Memang sedikit aneh Yudhi ini.
"Isina banyak sekali, Abi. Ada sosyis, syusyu, pelrmen, yoget, syama esy krlim." ujar Nakhala membuka tasnya. Mengeluarkan satu persatu makanan yang ada di dalam sana. Kun mengangguk mengerti, namun ada satu hal yang membuat Kun mengerutkan keningnya bingung, saat melihat satu bungkus makanan kucing berwarna ungu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakhala (SELESAI)
Novela JuvenilNakha bukannya tidak bersyukur karena sudah hidup lebih dari berkecukupan dan punya empat ayah. Tetapi Nakha hanya bingung. Bagaimana bisa dia punya empat ayah tanpa adanya seorang ibu?