(3) Didi, Dede, dan Mimi!

1.5K 205 25
                                    

Jaylani tak pernah menyangka bahwa diumur nya yang masih menginjak 24 tahun, dirinya sudah dikaruniai bocah menggemaskan yang tidak kain tidak bukan adalah putranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaylani tak pernah menyangka bahwa diumur nya yang masih menginjak 24 tahun, dirinya sudah dikaruniai bocah menggemaskan yang tidak kain tidak bukan adalah putranya. Putranya yang cerewet dan banyak bertanya. Ada kalanya dia malah mengejek bocah berusia 4 tahun itu karena kerap kali bertanya dan mengomel dengan bibir yang mengerucut. Awalnya Jay pikir, putranya itu menuruni sifat-sifat istrinya. Namun dirinya salah, putranya mewarisi segala sifatnya.

"Eh gendut! Pake baju dulu."

Ucapan Jay total diabaikan Nakhala, putra tunggalnya. Bocah itu hanya memakai celana kolor pendek berwarna merah tanpa atasan. Perutnya yang buncit tentu saja terekspos kemana-mana.

"Dede mau main." jawab putranya dengan mata memicing.

Cih apa dikiranya Jay takut?

Bibir Jay sudah komat-kamit tidak jelas. Tadi pagi, sewaktu baru bangun tidur, dirinya mendapati istrinya yang tengah mengomel pada Nakhala. Alasannya sama seperti yang dilakukan sekarang. Nakhala tak mau memakai bajunya.

"Iya tapi pake baju dulu."

"Panas. Dede ndak mau."

"Mpeng sama ndotmu Didi kasih Jarot aja ya!" ancam Jay. Omong-omong, Jarot adalah kambing hitam laki-laki milik mereka yang dititipkan pada salah satu tetangga orang tua Jay di kampung.

"Yaudah." katanya cuek. Padahal kalau tanpa dua barang itu, bocah yang baru saja menginjak empat tahun itu mana bisa tidur.

"Elah bocah! Didi aduin Abi Kun ya! Biar Dede nggak diajakin jalan-jalan lagi." ancamnya.

Mengadu pada Kun, kakaknya, ternyata lebih manjur dan langsung membuat Nakhala mau memakai bajunya.

"Janan! Dede mau jalan-jalan sama Abi dan adik cantik."

Nakhala langsung berlari ke arah Jay. Jay tersenyum seperti penjahat licik, bagai di film-film yang menggambarkan sosok jahat yang sedang merasa menang.

"Makanya jangan bandel ya? Nanti Abi Kun nggak mau ajak Dede lagi. Mengerti?"

Nakhala mengangguk mendengar ucapan ayahnya. Anak itu merebut pacifier miliknya yang sedang digenggam oleh Jay dan langsung memasukkannya dalam mulut kecilnya. Jay berdecih, siapa tadi yang seolah menolak benda kenyal itu?

"Dede mau main boleh, Didi?" tanya si kecil sesaat setelah Jay menyelesaikan pekerjaannya, memakaikan Nakhala baju.

"Mau kemana emangnya?"

Kun memunguti bedak dan minyak telon di lantai bekas dipakainya tadi.

"Ke rumah Abang Jeje!" jawabnya semangat. Agak tak jelas sebab pacifier miliknya masih senantiasa berada dalam mulutnya.

"Boleh, tapi jangan lama-lama ya? Nanti Didi dimarahi Mimi."

"Kenapa Mini marah?" tanya Nakhala penasaran. Karena setahunya, Mimi marah hanya karena Toyib, kucingnya kencing sembarangan.

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang