"Halo Akmal anak soleh. Selamat datang di hidup Ayah, nak."
Suara Kun terdengar begitu lembut. Suara halusnya membuat si kecil menggeliat dalam gendongan. Di sana, ada Yudhi yang menatap keduanya bahagia. Diam-diam mengucap syukur karena si kecil dapat diterima dengan mudahnya.
"Nama dari lo - bagus, Nat." ucap Yudhi pada Kun. Laki-laki itu masih fokus menimang bayi laki-laki dalam gendongannya. Menimang-nimangnya juga sesekali menyanyikan lullaby agar si kecil nyaman dalam tidurnya.
"Makasih." jawab Kun seadanya. Yudhi mengangguk dan hendak beranjak, niatnya, laki-laki itu ingin membereskan barang bawaan milik Kun. Dua koper besar beserta tas ransel berwarna merah muda datang bersama Kun. Ransel berwarna merah muda itu penuh dengan barang-barang bayi. Dapat Yudhi simpulkan bahwa keputusan Kun untuk datang kepadanya benar-benar direncanakan Kun dengan matang.
"Makasih juga udah izinin gue untuk menjadi Ayah untuk Akmal."
Desember 2008
Hari pertama menjadi ayah. Akmal anak yang baik. Nggak rewel juga. Matanya cantik seperti Yasha. Selamat datang di hidup ayah, sayang. Semoga jadi anak yang soleh ya.
..
"Wah Adek sudah bisa telungkup ya anak Ayah? Pintarnya." Kun bertepuk tangan heboh saat dirinya menemukan si kecil yang tengah telungkup dengan kepalan tangan yang sibuk dimasukkan ke dalam mulutnya.
Bayi empat bulan itu ikut senang saat sang ayah berjalan kepadanya dengan senyum yang mengembang lebar.
"Nyanyanyanya." racaunya senang.
"Nyanyanya anak Ayah pintar sekali." puji Kun senang.
Desember 2008
Ternyata Akmal anak yang pintar juga, sudah bisa angkat kepala dan telungkup. Kerennya anak Ayah.
...
"Kenapa tidak istrinya yang antar, Pak?"
Kun menatap petugas imunisasi dengan senyum canggung. Dirinya tak menyiapkan jawaban apapun untuk pertanyaan semacam ini, maka dengan ringisan pelan, laki-laki menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakhala (SELESAI)
Teen FictionNakha bukannya tidak bersyukur karena sudah hidup lebih dari berkecukupan dan punya empat ayah. Tetapi Nakha hanya bingung. Bagaimana bisa dia punya empat ayah tanpa adanya seorang ibu?