Kun tak pernah berpikir dapat berada di sini. Di rumah yang selalu menjadi impiannya dan hidup bersama orang yang sangat dicintainya. Yasha, menjadi miliknya seutuhnya. Walau badai kehidupan berlalu lalang menghantam cinta mereka, keduanya tetap berusaha. Agar mereka sampai ke rumah dengan selamat.
Lalu beberapa tahun setelahnya, mereka dikaruniai putra pertama mereka. Namanya Nakhala. Nama dari Kun yang mempunyai makna yang indah di sana. Keduanya berbahagia bersama, Nakhala kecil tumbuh dengan baik. Karena cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Lalu tahun keempat usianya, Nakhala tiba-tiba bertanya pada Abi, bagaimana kalau dirinya mempunyai adik perempuan? Nakhala ingin memiliki adik perempuan.
"Abi, Adek maw adik kecil pelempuan." ucapnya kala itu. Pelafalannya yang belum jelas, membuat sepasang suami istri itu tertawa gemas mendengarnya.
"Kenapa Adek mau punya adik perempuan, nak?" tanya Kun lembut.
"Maw ajah. Maw sayang adik."
"Kalau adik laki-laki, mau?" Yasha bertanya dengan penasaran.
"Maw. Tapi maw adik pelempuan, Uma"
Keduanya tertawa. Putra mereka memang sangat menggemaskan. Pipinya yang memerah karena cuaca yang dingin membuatnya semakin menggemaskan. Jari-jarinya yang kecil dan setia memegang dagu Kun selalu menjadi kesukaan Yasha. Anaknya selalu menginginkan atensi penuh dari mereka. Dan itu membuat keduanya tak yakin untuk memberikan adik pada Nakhala. Apalagi umurnya yang baru saja menginjak usia empat tahun.
Ada banyak pertimbangan yang dibuat mereka. Apalagi Kun, dirinya hanya tak mau kalau istrinya terlalu kelelahan. Menjaga Nakhala saja, Yasha pasti kewalahan apalagi jika nanti mereka dikaruniai satu anak lagi.
"Ya Allah, Adek maw punya adik pelempuan, maw sayang sayang adik Ya Allah. Maw adik cantik sepelti Uma."
Dan akhirnya takdir memang tak dapat ditebak. Doa-doa Nakhala kecil sebelum tidur dikabulkan. Yasha mengandung putri kecil mereka.
"Abi, Dedek pipis di celana!!"
Kun dan Yasha yang tengah memasak di dapur kompak tertawa saat mendengar suara cempreng milik sulung mereka.
Nakhala berlari kecil menuju tangga, dari ujung sana, bibir kecilnya mengerucut lucu. Lalu dengan tangan yang masih memegang diaper baru milik sang adik, anak itu berteriak. Berharap agar salah satu dari orang tuanya dapat segera menyusulnya.
"Uma! Abi! Dede pipis sama pup juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakhala (SELESAI)
Teen FictionNakha bukannya tidak bersyukur karena sudah hidup lebih dari berkecukupan dan punya empat ayah. Tetapi Nakha hanya bingung. Bagaimana bisa dia punya empat ayah tanpa adanya seorang ibu?