26. Mama Boleh Menyerah, Ada Abang Untuk Mama

1.6K 305 29
                                    

"Kalau mau, Kala dan Ayah Kala boleh kok gabung dengan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau mau, Kala dan Ayah Kala boleh kok gabung dengan kita." ucap Syamil.

"Nggak perlu!" jawab Kun cepat.

Semua orang di sana sedikit terkejut saat Kun berucap dengan tegas. Apalagi Nakhala, ini pertama kali baginya melihat Kun seperti itu.

"Abi—" Nakhala menarik lengan Kun mencoba menenangkan ayahnya itu. Berbeda dengan Jay yang malah menatap Ken dengan datar.

"Kita cari meja lain aja ya, nak?" tawar Kun pada Nakhala. Nada suaranya begitu berbeda saat berbicara dengan Nakhala membuat Syamil merasa tercubit. Bagaimana bisa, dia yang ayah kandungnya saja tak pernah melakukan hal itu pada Nakhala.

"Tapi Abi—"

"Ken-nya juga kelihatan nggak nyaman kalau ada kita. Kita cari tempat lain aja ya, Dek?" kali ini Jay yang berucap. Membuat Ken melotot tak terima. Walau apa yang diucapkan oleh Jay ada benarnya, namun harusnya Jay tak perlu terang-terangan seperti itu. Ken akan terlihat jahat di depan Nakhala jadinya.

"Ha?" Nakhala mendongak menatap Jay yang lebih tinggi darinya,  "Oh Oke." ucapnya dengan suara kecil.

"Maaf ya Om Papa Ken, Kala cari tempat lain aja hehe. Bye Ken, Bye Tante." pamitnya pada keluarga kecil itu.

Syamil hanya bisa terdiam mematung saat ketiga orang tadi sudah berlalu dari hadapannya. Melupakan dua orang lain yang sedang bersamanya.

"Ken udah selesai? Ayo pulang." Syamil bangkit dari tempat duduknya. Merampas kunci mobil di samping makanannya yang tersisa sedikit dan berjalan duluan. Ken mengepalkan tangannya kesal. Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu olehnya. Setelah sekian lama, akhirnya Papa mengajak mereka makan di luar dan sekarang, hal itu menjadi berubah suram hanya karena Nakhala.

Boleh Ken membenci Nakhala sekalipun dirinya tahu bahwa Nakhala adalah adiknya?

"Mama—"

"Kita omongin nanti ya, Abang? Papa kayanya lagi nggak enak badan."

Atau Ken harus membenci Papa yang telah membuat Mama sakit? Atau membenci Papa karena ayahnya itu begitu egois, sehingga membuat Mama selalu mengalah seperti ini?

Atau Ken harus membenci Papa yang telah membuat Mama sakit? Atau membenci Papa karena ayahnya itu begitu egois, sehingga membuat Mama selalu mengalah seperti ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang