part 7

605 50 2
                                    

Tay berdiri di mini bar dapurnya sambil menunggu bibi Fah yang sedang menyiapkan sarapan. Tay sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Seperti biasanya, ia akan mengantarkan sarapan untuk New sebelum ia berangkat kerja.

"Ini tuan" bibi Fah menyerahkan nampan tersebut pada Tay.

"Makasih bi. Aku ke atas dulu ya"

Tay membalikkan badannya hendak ke kamar New, namun langkahnya terhenti saat melihat New sedang menuruni anak tangga dan berjalan ke arahnya.

"Selamat pagi Tay, selamat pagi bi Fah" sapa New dengan senyum khasnya.

"Selamat pagi tuan New" balas bi Fah yang juga tersenyum.

"N-New?" Kaget Tay.

"Hai" sapanya.

Tay melihat penampilan New dari atas hingga bawah, New tampak rapi dengan stelan jas dan dasinya.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Tay bingung.

"Kerja?"

Tay mendelik kaget "tapi kamu masih sakit New!"

"Siapa bilang aku sakit?"

"Kemarin kamu suruh mama datang katanya kamu gak enak badan"

"Cuma gak enak badan doang, bukan berarti sakit, sekarang aku baik-baik aja kok" tenangkan New, lalu ia menatap nampan di tangan Tay "ini sarapan punya aku kan?" Tunjuknya.

Tay mengangguk "tadinya aku mau antar ke kamar kamu"

New mengambil alih nampan tersebut lalu berjalan menuju meja makan di susul Tay yang mengikutinya dari belakang.

"Gak perlu Tay, aku makan di sini aja. Kita makan sama-sama" ajaknya. "Bi sarapan buat Tay mana?" Tanya New.

"Sebentar tuan" bibi Fah langsung ke dapur. "Ini tuan" ujarnya meletakkan makanan di hadapan Tay.

"Makasih bi" ujar Tay.

Bibi Fah mengangguk lalu pergi membiarkan dua orang tersebut menikmati waktunya setelah masalah yang menimpa mereka.

Setelahnya Tay dan New langsung menikmati sarapan mereka sambil berbincang ringan di selingi dengan canda tawa mereka. Baik Tay dan New tampak baik-baik saja, mereka tampak tidak ada masalah sebelumnya. Di sela tawanya New sempat tidak enak hati pada Tay, New tau arti tatapan Tay padanya, New bisa merasakan tatapan tersebut tatapan penuh cinta. New tidak ingin mempermasalahkannya, ia ingin memperbaiki hubungan mereka kembali seperti semula.

"New aku antar kamu ya?" Tawar Tay.

"Aku bisa pakai mobil sendiri kok Tay" tolak New.

"Tapi aku pengen antar kamu. Kan kantor kita se arah juga"

"Kantor aku lebih jauh, kamu harus putar balik kalo ngantar aku"

"Gak papa New" Tay menatap New memohon.

New menghela nafasnya "tapi gimana nanti aku pulangnya kalau aku gak bawa mobil?"

"Aku bisa jemput kamu" jawab Tay dengan cepat dan riang.

New terdiam, ini hal yang tidak di inginkannya. Tay terlihat masih menaruh harapan padanya dan New seolah-olah memberikan harapan padanya.

"Aku gak ngerepotin kamu?" Tanya New.

Tay menggeleng "kan aku yang nawarin, tentu aku gak kerepotan New"

New mengangguk, setelahnya mereka langsung berangkat mengingat waktu yang sudah siang.

Tay dan New sudah sampai di kantor mereka masing-masing, setelah mengantar New ke kantornya Tay langsung putar balik ke kantornya juga.

New masuk ke gedung kantor dengan di sambut oleh sapaan para karyawan nya, dan New membalasnya dengan ramah. Baru satu Minggu New tidak masuk bekerja, dan sekarang ia yakin pasti pekerjaannya sangat menumpuk saat ini.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang