part 15

712 52 7
                                    

Beberapa hari ini Tay mulai bekerja seperti biasanya pasca sembuhnya Tay dari kecelakaan yang di alaminya empat bulan yang lalu.

Tay tampak pokus dengan pekerjaannya hingga suara ketukan pintu terdengar. Tay langsung mempersiapkan orang tersebut untuk masuk.

"Ada apa Namtan?" Tanya Tay pada sang sekretaris.

Wanita bernama Namtan itu tersenyum anggun.

"Saya membawa beberapa berkas yang harus bapak tanda tangan. Seharusnya berkas ini di serahkan beberapa bulan sebelumnya, namun para klien dan pihak investor hanya menginginkan tanda tangan bapak langsung karena mereka takut terjadi kecurangan" jelas Namtan.

Tay mengangguk mengerti, lalu ia mempersilakan Namtan untuk duduk di hadapannya sambil menunggu ia menyelesaikan pekerjaannya.

"Bagaimana kerja sama kita dengan perusahaan SU company? Apa mereka sudah memberi kabar?" Tanya Tay sambil membolak-balik kertas di hadapannya.

"Sudah pak. Mereka baru saja mengabarkan untuk menggandakan meeting secepatnya. Saya sudah mengatur jadwalnya besok pukul sepuluh" jawab Namtan.

Tay mengangguk, ia melanjutkan pekerjaannya. Terjadi keheningan di ruangan tersebut.

Namtan memperhatikan Tay yang sedang pokus dengan pekerjaannya itu. Tay terlihat sangat tampan dan berwibawa.

Namtan sudah menaruh hati pada atasannya itu sejak lama, namun ia cukup sadar diri karena Tay sudah memiliki keluarga. Namtan bukan wanita yang jahat dan dengan teganya merusak rumah tangga orang lain.

"Ini sudah selesai"

Tay menyodorkan kembali berkas tersebut kepada Namtan. Namtan berdiri dari posisinya.

"Baik pak terimakasih"

Saat Namtan ingin melangkah, ia tidak sengaja tersandung kaki meja hingga menyebabkan ia terjatuh. Melihat itu dengan cepat Tay menghampiri Namtan dan membantunya.

"Maaf pak saya tidak sengaja menjatuhkan berkasnya"

Tay mengangguk "itu tidak terlalu penting. Bagaimana dengan kakimu? Apa baik-baik saja?"

Namtan meringis kesakitan ketika Tay menyentuh bagian sakit pada kakinya.

"Ayo saya bantu obati"

Tay membereskan berkas yang terjatuh lalu meletakkannya di atas meja. Setelah Tay membantu Namtan untuk berdiri.

"Maaf" ujar Tay ketika ia merangkul pinggang Namtan.

Namtan tersenyum, Tay pria yang sangat sopan dan baik hati. Jarang ada seorang atasan yang akan mengutamakan karyawannya sendiri apalagi di tengah kesibukannya.

Tay mendudukkan Namtan pada sofa, setelahnya ia berjongkok di hadapan Namtan.

"Pak tidak usah" ujar Namtan sungkan saat Tay hendak melepaskan sepatunya.

"Tidak apa-apa, saya ingin memeriksanya"

Tay meletakkan satu kaki Namtan yang sakit di atas pahanya.

"Pak saya bisa mengobatinya sendiri"

Tay menatap tajam pada Namtan, bagaimanapun keselamatan pegawai adalah tanggungjawabnya.

Namtan akhirnya diam menurut, ia takut saat mendapatkan tatapan tajam dari Tay.

"Apa ini yang sakit?" Dan Namtan mengangguk sebagai jawaban.

Tay mulai memijat kaki Namtan sebisanya. Luka di kaki Namtan tidak terlalu parah, jadi Tay pikiran hanya dengan pijatan sebentar itu akan sembuh.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang