part 28

963 66 40
                                    

Nafas Tay terengah-engah, ia langsung melepaskan alat kontrasepsi pada miliknya, mengikatnya agar cairan tersebut tidak tumpah lalu membuangnya kedalam tong sampah yang berbeda di sudut kamar.

Tay merebahkan tubuhnya di sebelah Namtan yang sudah tertidur di balik selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Tay menatap Namtan, ia merasa bersalah pada wanita itu.

Beberapa menit kemudian, Tay langsung bangkit dari posisinya. Tay masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang penuh dengan keringat serta lengket akibat kegiatan panasnya bersama Namtan.

Setelah selesai mandi, Tay memutuskan untuk ke ruang kerjanya. Tay memutuskan untuk menyibukkan diri dengan pekerjaannya agar bisa melupakan masalahnya dengan New.

Namun itu semua sia-sia, Tay tidak bisa membuat New dari pikirannya. Tay mengusap wajahnya dengan kasar. Tay pikir dengan cara berhubungan badan, melampiaskan semuanya kepada Namtan bisa membuatnya melupakan masalahnya terhadap New namun nyatanya tida.

Tay membuka laci mejanya, dan mengeluarkan sebuah map coklat yang berisi berkas perceraiannya dengan New. Tay masih ragu untuk menyerahkan berkas tersebut kepada pihak pengadilan. Bagaimanapun New sedang mengandung anaknya saat ini, Tay tidak akan mungkin membiarkan itu begitu saja.

Tapi bagaimana dengan Namtan? Tay tidak akan tega menyakitinya.

Tay di buat prustasi, ia tidak tahu harus melakukan apa.

Di sisi lain, sama halnya dengan Tay, New tampak duduk termenung berperang dengan pikirannya sendiri.

New melepaskan Tay, ia bisa mengatakan jika ia mengikhlaskan Tay bersama orang lain, namun tidak dengan hatinya.

New ragu dengan dirinya sendiri, apa ia mampu membesarkan sang anak tanpa seorang pendamping?

New ingin egois, namun ia tidak bisa. New tidak ingin merenggut kebahagiaan Tay, sudah cukup Tay menderita saat bersamanya selama ini.

"Boleh aku duduk di sini?"

New tersadar dari lamunannya, New menatap kaget pada seseorang yang berdiri di hadapannya sambil tersenyum.

"E-Earth, apa yang kau lakukan?" Tanya New.

Earth tersenyum, ia duduk di hadapan New.

"Ini tempat umum New, siapapun bisa ke sini" Earth terkekeh.

New hanya mengangguk, ia masih tidak menyangka bahwa Earth bisa bersikap seolah-olah tidak ada sesuatu di antara mereka. Memang New sudah memaafkannya, tapi New tidak berpikir Earth bisa bersikap seperti ini padanya.

"Kenapa melamun?" Tanya Earth setelah menyeruput minumannya.

New hanya menggelengkan kepalanya, tidak mungkin New mengatakan yang sebenarnya pada Earth.

"Bagaimana hubunganmu dengan Tay?" Tanya Earth penasaran.

"K-kami baik-baik saja" jawab New berbohong.

"Sepertinya kau sedang ada masalah"

New langsung menatap Earth tidak suka, sepertinya pria yang ada di hadapannya ini sedang mengulik kehidupannya.

"Oh maaf" Earth menyadari arti tatapan New. "Aku hanya ingin berubah untuk menjadi temanmu kembali New, maaf kan aku" Earth menatap New penuh penyesalan.

"Lupakan" New mengalihkan wajahnya.

Earth masih betah pada posisinya, bahkan ia terus berusaha mengajak New untuk berbicara. Hingga Earth berhasil mencuri perhatian New. Dan sekarang, perlahan New tampak mengakrabkan dirinya kembali pada Earth.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang