part 10

657 50 3
                                    

Pagi ini Tay tampak bersemangat. Tay berdiri di depan cermin besar sambil tersenyum melihat pantulan dirinya sendiri.

Tay benar-benar bahagia, setelah semalam ia menghabiskan waktu bersama New dan calon anaknya yang sangat aktif. Saat ini Tay semakin bahagia saat semalam New meminta Tay untuk menemaninya cek kandungan.

Tay keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar New.

Tok tok tok

Pintu kamar terbuka menampilkan New yang masih mengenakan piyama tidurnya. Bahkan mata New masih terpejam kantuk saat ini.

"Ada apa Tay?" Tanya New sambil mengucek matanya.

Tay tersenyum gemas melihat wajah bangun tidur New yang sangat menggemaskan.

Karena tidak tahan, Tay mencubit pipi New lalu menciumnya dengan gemas. Mata New yang awalnya masih terpejam seketika terbuka lebar.

"T-Tay?" Kaget New.

Tay terkekeh "kamu gemesin"

Wajah New memerah seketika, dan Tay menyadari itu.

"Kamu cantik" puji Tay yang membuat New semakin tersipu malu.

"J-jangan seperti itu. Aku kaget tau" New memanyunkan bibirnya.

"Bibirnya jangan di gituin, atau kamu mau aku cium lagi?"

Mata New kembali melebar, ia menggeleng cepat.

Tay terkekeh membuat New menatapnya marah.

"Kamu mau kemana pagi-pagi sudah rapi?" Tanya New bingung.

"Kamu lupa? Kita kan mau cek kandungan kamu"

New menghela nafasnya "jadwal aku jam sepuluh Tay. Sekarang baru jam tujuh pagi" kesal New karena tidurnya terusik.

"Gak papa, aku terlalu semangat" Tay menyengir lebar.

"Ya udah aku mau lanjut tidur"

New hendak menutup pintu kamarnya, namun dengan cepat Tay menahannya.

"Tay aku masih ngantuk" New merengek seperti anak kecil.

"Kamu gak boleh tidur lagi. Lebih baik kamu mandi terus siap-siap " perintahnya.

"Masih ada tiga jam Tay"

"Gak New, pokoknya kamu harus mandi sekarang"

Tay membuka lebar pintu kamar New hingga ia bisa masuk. Tay mendorong New masuk kedalam kamar mandi.

"Kamu mau mandi sendiri atau aku mandiin?" Goda Tay.

"Jangan macam-macam ya kamu" New menatap tajam.

Tay terkekeh "sudah sana mandi. Hati-hati lantainya licin. Biar aku siapin baju buat kamu"

Sementara New mandi, Tay menyiapkan pakaian untuk New. Tay melakukannya dengan senang hati.

Tay duduk di pinggir kasur New sambil menunggu New selesai mandi. Namun, mata Tay tidak sengaja melihat sebuah bingkai yang terpajang di atas nakas New. Tay mengambil bingkai tersebut dengan perasaan yang perih.

"Aku yakin suatu saat kamu bisa menjadi milik aku sepenuhnya New" lirih Tay.

Hati Tay benar-benar sakit. Di saat dirinya memajang foto pernikahannya bersama New di dalam kamar, New justru memajang fotonya bersama pria lain.

Cklek

Dengan cepat Tay meletakkan kembali bingkai tersebut di posisi semula. Tay tersenyum ke arah New yang baru saja keluar dari kamar mandi, sedangkan New masih menatapnya dengan kesal.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang