part 25

915 60 33
                                    

New terbangun dari tidurnya, dan ia tidak mendapatkan Tay di sana. Kamarnya berantakan, dan hanya tersisa ia seorang diri.

New tersenyum kecut, ternyata Tay tidak lebih dengan pria lainnya yang haus akan nafsu. Mengingat itu Tay, jadi New tidak keberatan sama sekali melakukannya.

New menggerakkan tubuhnya yang terasa sakit sekali, karena Tay menggempurnya hingga subuh. New turun dari kasur, lalu berjalan menuju kamar mandi sambil menahan rasa perih pada analnya.

Deg

Langkah New terhenti saat ia merasakan sesuatu yang mengalir dari pangkal pahanya. New segera menunduk, dan betapa kagetnya ia saat melihat cairan milik Tay yang mengalir keluar dari analnya.

Tubuh New lemas seketika, ia benar-benar lupa mengingatkan Tay untuk bermain aman. New baru menyadari jika Tay selalu mengeluarkan cairannya di dalam.

Jantung New berdegup kencang. Dengan cepat ia berjalan masuk ke kamar mandi dan membersihkan analnya hingga cairan Tay tak tersisa lagi. New tidak ingin sesuatu terjadi pada dirinya.

Sedangkan di kamar sebelahnya, Tay berdiri di bawah guyuran shower. Tay mengusap wajahnya yang basah. Sama halnya dengan New, Tay baru menyadari jika ia mengeluarkan cairannya di dalam New.

Tay terbawa suasana, Tay melewati batas hingga ia tidak sengaja melakukan hal tersebut kepada New.

Bukan pikiran yang menguasai dirinya, namun hatinya yang meminta untuk merengkuh New kembali.

Tay menyantap sarapannya dalam keadaan diam, ia masih memikirkan kondisi New.

Setelah selesai sarapan, Tay kembali dan langsung menunju kamar New. Tay mengetuk pintu kamar New, tak lama kemudian pintu terbuka.

"Tay?" Lirih New dengan mata yang berkaca-kaca.

Tay paham apa yang di maksud oleh New.

"Maafkan aku" Tay menatap New dengan rasa bersalah.

Yang menjadi permasalahan bukan kegiatan panas yang mereka lakukan, karena pada dasarnya mereka sama-sama menginginkannya. Yang menjadi permasalahannya, bagaimana jika New hamil sedangkan hubungan mereka sudah tidak dapat di selamatkan lagi.

New mengusap air matanya yang menetes.

"Semoga tidak terjadi sesuatu" gumamnya.

Tay menunduk menatap kantong plastik yang berisi makanan dan obat untuk New.

"Aku membelikan mu sarapan, juga ada obat pereda nyeri serta vitamin"

New tersenyum dan menerima kantong plastik tersebut, Tay masih bertanggung jawab padanya tidak seperti yang New pikiran.

"Terimakasih"

Tay mengangguk "istirahatlah. Kita akan pulang jam dua nanti"

"Hmm"

Setelahnya Tay kembali masuk kedalam kamarnya.



New memeluk Phem dengan erat dan mencium pipi anaknya untuk melepas rindu. Tay dan New baru saja sampai dan mereka memutuskan untuk langsung menjemput Phem di rumah mama.

"Papa rindu Phem" gumam New memeluk Phem kembali.

"Papa ya yah" seru anak itu kegirangan karena tiga hari tidak bertemu kedua orangtuanya.

Tay merentangkan tangannya, Phem langsung berlari kedalam dekapan Tay.

"Ya yah hihi ya yah Pem"

"Iya, ayah juga rindu sama Phem jagoan ayah" ucap Tay mengusap kepala anaknya.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang