part 2

979 67 7
                                    

New berjalan memasuki sebuah cafe tempat ia dan sang kekasih janji bertemu.

Tadi pagi sebenarnya New bingung bagaimana cara meminta izin pada Tay untuk keluar. Seakan keberuntungan berada di pihaknya, hari ini Tay mendapatkan pekerjaan mendadak yang tidak bisa di tinggalkan.

Seharusnya hari ini Tay dan New masih cuti bekerja hingga satu Minggu kedepan, namun di hari pertama mereka resmi menjadi pasangan, Tay harus meninggalkan New untuk pergi bekerja.

New  bersyukur karena ia tidak perlu meminta izin pada Tay untuk keluar, karena saat ini ia lebih memilih untuk pergi dengan diam-diam.

"Sayang"

Cup

New berseru riang ketika melihat punggung seseorang yang di kenalinya. New memeluk orang tersebut dari belakang dan memberikan kecupan singkat di pipinya.

Orang tersebut menoleh ke arah New dengan wajah datarnya, sedangkan New membalasnya dengan senyum manisnya.

"Maaf aku sedikit telat, apa kau sudah menunggu lama?" Tanya New sembari duduk di hadapan orang tersebut.

"Aku mengerti, kau pasti sibuk mengurus suami mu itu"

New menggeleng cepat "Tidak" sangkalnya.

Terjadi keheningan untuk beberapa saat hingga New yang memulai percakapan terlebih dahulu. New menarik tangan orang tersebut lalu menggenggamnya.

"Aku ingin menjelaskan sesuatu" ujar New, namun orang tersebut hanya diam menatap New dengan datar.

"Aku dan Tay menikah karena perjodohan" jelas New. "Aku tidak mencintainya, sungguh aku hanya mencintaimu. Aku terpaksa menikah dengannya karena permintaan papa dan mama" jelas New.

"Lalu? Kau berharap aku akan menjadi pihak ketiga di dalam rumah tangga kalian?"

New memejamkan matanya, ia harus bersabar untuk mempertahankan hubungannya dengan sang kekasih.

New menggeleng "tidak, bukan kau, tapi dia yang menjadi orang ketiga dalam hubungan ini" ujar New.

"Aku mohon" lirihnya. "Aku mohon jangan tinggalkan aku. Kita bisa menjalani hubungan ini secara diam-diam sampai aku menemukan waktu yang tepat untuk menceraikannya" ujar New dengan penuh keyakinan.

Orang tersebut hanya diam, ia memandang New dengan datar.

"Aku mohon" New terus memohon dengan wajah sendunya.

"Hmm" jawaban singkat yang di berikan oleh orang tersebut mampu membuat New tersenyum senang.

"Terimakasih" New mengeratkan genggamannya pada tangan orang tersebut, ia tersenyum dengan penuh kelegaan. "Terimakasih, aku mencintaimu Earth" ujar New.

Orang yang tak lain sang kekasih bernama Earth itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Awalnya New kurang puas atas tanggapan Earth, namun ia memahaminya.

Setelah pulang dari cafe tempat ia bertemu dengan Earth, New memilih untuk mampir ke supermarket untuk membeli stok cemilannya. Dapur rumah baru Tay dan New sudah terisi lengkap termasuk bahan makanan namun tidak untuk cemilan yang selalu ia butuh kan.

New sudah sampai di rumahnya, ia berjalan masuk sambil bersenandung pelan karena merasa bahagia atas hubungannya dengan sang kekasih yang kembali membaik.

"Tay!" Seru New ketika melihat Tay sedang duduk di meja makan seorang diri.

"New?" Tay berjalan menghampiri New. "Kamu dari mana? Aku mencarimu ketika mendapatkan rumah yang kosong" ujar Tay khawatir, pasalnya waktu ia pulang tadi rumah kosong dan New tidak meninggalkan pesan apapun padanya.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang