part 33

1.4K 69 38
                                    

New duduk bersandar di atas ranjang rumah sakit dengan dua orang bayi mungil sedang tidur bersandar di atas dadanya.

Senyum New tak berhenti sejak ia keluar dari ruangan operasi hingga saat ini ia sudah di pindahkan ke ruang rawat.

Betapa bahagianya New saat ia kembali di anugerah kan oleh tuhan, dengan di berikannya dua orang bayi laki-laki sekaligus.

New tidak menyangka, jika saat ini ia sudah menjadi orang tua dari ketiga anak laki-lakinya.

"New"

"Hmm?"

New menyahuti tanpa menoleh pada sosok yang memanggilnya. New terlalu fokus pada sang anak.

"Baby twins nya kita pindahkan ke box bayi aja ya? Kasian kalau tidur seperti itu, pasti kurang nyaman. Kamunya juga nanti kelelahan" ucapnya khawatir.

New menghela nafas, ia mengangguk setuju karena tubuhnya sudah kaku karena menahan gerak agar sang buah hati tidak terbangun.

Tay, yang sejak tadi duduk di sebelah New dan memperhatikan New, akhirnya beranjak untuk memindahkan kedua jagoan barunya.

Tay tersenyum, ia menundukkan tubuhnya lalu mengecup singkat baby twins secara bergantian. Setelahnya Tay kembali menghampiri New, kali ini Tay ikut duduk di atas ranjang rumah sakit, berhadapan dengan New.

Tay menatap New, lalu menggenggam salah satu tangan New dengan kedua tangannya. Tay tersenyum, dan di balas senyuman juga oleh New.

"Terimakasih" ucap Tay dengan sangat tulus.

"Untuk apa?" Tanya New yang balas menggenggam tangan Tay.

"Untuk semuanya" jawab Tay. "Terimakasih karena kamu mau bertahan dan berjuang untuk aku" tambah Tay.

"Maaf juga untuk semuanya. Jujur aku tidak bermaksud untuk melakukannya, tapi tanpa aku sadari aku lah yang paling jahat di sini" ucap Tay penuh penyesalan.

"Jangan berkata seperti itu" New mengusap lembut pipi Tay.

Ya, Tay menyesalinya. Tay baru menyadari jika langkah yang ia ambil selama ini salah. Karena dirinya, beberapa pihak menjadi korban. Salah satunya Namtan, wanita yang baik itu perlahan berubah menjadi jahat karena rasa sakit yang di berikan oleh Tay tanpa di sadarinya.

"Aku pria yang jahat" ucap Tay.

"Jika kamu pria jahat lalu aku apa?"

New sama halnya dengan Tay, ia menyesali semua perbuatannya dahulu. Karena dirinya juga lah semua ini menjadi kacau. Namun New memilih untuk memendam sendiri perasaannya, melihat kondisi Tay yang seperti ini, New tidak ingin membuat Tay lebih merasa bersalah lagi. Tugas New hanyalah untuk menenangkan Tay.

Tay menggelengkan kepalanya "aku membenci sikapmu waktu itu, dan tanpa sadar aku juga melakukan hal yang sama kepadamu dan Namtan"

New tersenyum simpul ketika mendengar Tay yang membenci dirinya. Tapi New mengerti itu, ia tidak terlalu ambil hati karena itu memang kenyataannya.

"Lupakan Tay, bukankah kita sepakat untuk membuka lembaran baru?"

Tay mengangguk, lalu ia mengecup punggung tangan New.

"Aku mohon, tetaplah bersamaku sampai hari tua nanti"

New mengangguk "sampai maut memisahkan. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kamu lagi Tay"

Mereka tersenyum, lalu Tay membawa New kedalam dekapannya.

***

"Ayah" panggil Phem ketika melihat sang ayah yang baru saja pulang.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang