part 11

592 50 1
                                    

Hubungan Tay dan New beberapa hari ini terlihat sangat dekat layaknya pasangan pada umumnya. Bahkan mereka melupakan permasalahan yang ada di tengah mereka.

Setiap harinya New selalu menempel pada Tay, bahkan beberapa hari ini Tay bekerja dari rumah.

Saat ini Tay dan New sedang duduk bersantai sambil menonton film kartun kesukaan New. Dengan posisi New yang duduk di pangkuan Tay dan bersandar pada dada bidang Tay.

Tangan Tay mengusap perut besar milik New, sesekali ia akan merasakan tendangan di sana.

New memakan keripik kentang yang ada di dalam pelukannya, ia mengabaikan handphonenya yang sejak tadi menyala karena ada panggilan.

"New itu handphone kamu nyala dari tadi" ujar Tay.

New melirik sekilas handphonenya.

"Biarin aja" jawab New acuh, ia melanjutkan memakan keripik kentangnya.

Tay menghela nafasnya, ia melihat layar handphone New yang masih menyala, tertera nama Earth di sana, dan New mengabaikannya.

"Siapa tahu penting" ujar Tay lagi.

New mendengus kesal, ia menatap Tay dengan tajam.

"Ok terserah kamu saja"

Tay lebih baik mengalah dari pada New marah padanya. Tay berpikir tidak biasanya New mengabaikan telepon dari Earth, biasanya New akan semangat jika mendengar nama Earth. Apa mereka bertengkar? Entahlah, yang jelas Tay merasa senang saat New mengabaikan Earth.

Suara bel rumah berbunyi, bibi Fah yang kebetulan ada di dekat pintu depan segera membuka pintu tersebut.

"Siang bibi, apa Tay dan New ada di rumah?"

Bibi Fah tersenyum pada dua orang paruh baya di hadapannya.

"Siang tuan nyonya. Tuan Tay dan New ada di rumah. Mari silahkan masuk" ujarnya ramah.

Pria dan wanita paruh baya tersebut tersenyum dan melangkah masuk.

"Wow ada yang lagi manja-manja nih" seru wanita paruh baya tersebut saat melihat Tay dan New sedang berpangku ria di atas sofa.

"Mama? Papa?" Seru New bersemangat.

New turun dari pangkuan Tay, ia menghampiri kedua orangtuanya dan memeluknya erat. New sangat merindukan kedua orangtuanya tersebut.

"Mama papa, silahkan duduk" ujar Tay. "Mau minum apa? Biar Tay meminta bibi Fah untuk membuatnya" tawar Tay.

"Ah tidak perlu repot-repot Tay. Apa saja"

Tay mengangguk, ia segera menyusul bibi Fah untuk menyiapkan minuman sang mertua.

"Kandungan kamu sudah besar ya" mama mengusap perut New.

New mengerucutkan bibirnya "itu karena mama sama papa tidak pernah kesini untuk melihat kondisi aku" rajuknya.

Papa terkekeh, anaknya itu sudah dewasa namun kelakuannya masih saja sama seperti anak kecil.

Tay datang kembali menyusul ke ruang keluarga, ia duduk di sebelah papa.

"Bagaimana New? Apa dia merepotkanmu?" Tanya papa.

Tay terkekeh "tentu tidak sama sekali"

"Kau tidak bekerja?"

Tay melirik New.

"Tay gak boleh kerja! Dia harus nemenin aku!" Seru New tanpa tahu malunya.

Papa menggelengkan kepalanya "kamu tidak boleh seperti itu New. Tay harus tetap bekerja"

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang