part 22

695 52 42
                                    

Seperti dugaan New, karma terus menghampirinya. Apa yang ia lakukan di masa lalu, sekarang terulang kembali dan hal itu menimpa dirinya.

Seperti saat ini, Phem sudah tidur di dalam kamarnya, sedang New masih duduk di sofa ruang keluarga. Entah apa yang membuat New betah duduk di sana seorang diri, seolah ada sesuatu yang menahannya untuk tidak pergi.

New memejamkan matanya, ia menutup erat telinganya tidak ingin membiarkan suara-suara masuk kedalam Indra pendengarannya. Namun apa daya, serapat apapun New menutup telinganya, suara tersebut tetap terdengar jelas di telinga New.

Air mata New mengalir deras, New tidak sanggup, New ingin pergi, New ingin berteriak sekencang-kencangnya, namun ia tidak bisa seperti ada sesuatu yang menahannya.

"Aghhhh Tay ahhhh"

"Nam hahhhh"

"Aghhh Tay leb-ih cepat"

"Nam aku sampai"

"Aghhhh"

New dapat mendengar dengan jelas lenguhan panjang yang keluar dari mulut Tay dan Namtan secara bersamaan. Mungkin mereka telah mencapai pelepasan, karena setelahnya New tidak mendengar suara itu kembali.

Nafas New terengah-engah, ia seperti terbangun dari mimpi buruk, namun semua itu nyata.

Tubuh New basah di penuhi oleh keringat. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

Tidak. New menggelengkan kepalanya saat suara itu kembali terdengar.

New memeluk kedua kakinya seperti orang yang ketakutan. New berusaha untuk mengusir suara itu tapi ia tidak bisa. Hingga beberapa menit kemudian New merasa tubuhnya sudah tidak ada yang menahannya lagi. New bangkit dari posisinya, dan dengan cepat New berlari memasuki kamar.

"Hiks..."

Tubuh New merosot bersandar pada pintu kamar. New memukul dadanya yang terasa sesak.

"Hiks...sakit"

Bugh bugh

"Sakit Tay, sakit hiks..."

New menjambak rambutnya sendiri hingga beberapa helai tercabut tersangkut di tangannya.

"Tuhan apakah ini hukuman untukku? Hiks... Ini terlalu berat, aku tidak sanggup tuhan hiks..."

New menangis sejadi-jadinya, hingga tanpa sadar ia tertidur meringkuk di atas lantai yang keras nan dingin.

***

"New hari ini kamu jaga rumah sendirian gak papa ya? Aku sama Namtan mau ajak Phem jalan-jalan" ujar Tay.

Tatapan New kosong, wajahnya yang pucat membuat New terlihat seperti mayat hidup.

"New?" Panggil Tay.

"Ah iya?" Kaget New.

"Aku sama Namtan mau ajak Phem jalan-jalan" ujar Tay lagi.

"Oh iya"

"Aku tinggal dulu, Phem sama Namtan sudah nunggu di bawah"

Saat Tay ingin beranjak, New menahan tangan Tay.

"Ada apa?"

"Jangan pergi" lirih New.

Tay menghela nafasnya "kamu kenapa? Kamu sakit?" Tentu Tay menyadari jika kondisi New saat ini sedang tidak sehat.

"A-aku..."

"Aku sudah janji sama Phem mau ajak dia jalan-jalan"

"A-aku ikut"

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang