part 32

1.2K 69 40
                                    

Tay berjalan memasuki gedung kantornya dengan memasang wajah datar nan dinginnya. Tatapan Tay menajam, sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Tay dapat mendengar para karyawannya yang sedang membicarakan kecelakaan yang New alami.

Tay masuk kedalam ruangannya dan langsung di sambut oleh Namtan. Tatapan tajam Tay, perlahan melunak.

"Kamu sudah mendengar kabar?" Tanya Namtan yang tampak panik.

"Kabar apa?" Tanya Tay.

"Aku dapat kabar dari karyawan jika New terjatuh dari tangga darurat dan di larikan ke rumah sakit"

Tay menganggukkan kepalanya, lalu ia duduk di kursi kebesarannya.

Namtan menatap Tay dengan bingung, reaksi Tay tidak menunjukkan gurat kekhawatiran terhadap New.

"Kamu tidak ke rumah sakit untuk menjenguknya?" Tanya Namtan.

Tay menghela nafasnya "aku tidak perduli"

Namtan menahan senyumnya, dalam hati ia menghela nafasnya lega. Namtan pikir Tay membenci New setelah mengetahui jika New sedang hamil anak pria lain.

"Hmm aku turut prihatin dengannya, semoga bayi di dalam kandungannya baik-baik saja" ucap Namtan memasang wajah sedihnya.

Tay menatap Namtan dengan datar, tangannya mengepal.

"Lalu bagaimana dengan Phem saat ini?" Tanya Namtan.

"Phem sedang bersama ibu" jawab Tay.

Cklek

Pintu ruangan terbuka, Off masuk menghampiri Tay.

"Aku baru saja dari rumah sakit untuk menjenguk New" Off menatap Tay, lalu melirik Namtan yang berdiri di sebelahnya.

"Bagaimana keadaannya?" Tay masih memasang wajah datarnya, namun dalam hati ia merasa cemas.

"New hampir saja keguguran, beruntung dokter berhasil menyelamatkannya" Off melirik kembali pada Namtan.

Sedangkan Namtan, ia mulai bergerak gelisah.

"Kau tahu? Techaapaikhun ingin mengusut kasus ini. Mereka merasa ada yang janggal" ucap Off.

"M-maksudnya?" Tanya Namtan.

Off menatap Namtan, ia bersemirik "menurut mu saja? Apa yang New lakukan di sini jika bukan untuk menemui Phem? Sedangkan yang kita tahu Phem hari ini sedang bersama orangtua Tay. Lagipula untuk apa New berada di tangga darurat?" Jelas Off.

"Mereka membawa kasus ini ke polisi?" Tanya Tay yang sebenarnya sudah tahu apa rencana Off.

Off mengangguk "mungkin sebentar lagi pihak kepolisian akan datang untuk mencari barang bukti"

"Baiklah, aku akan menghubungi pihak keamanan untuk memberikan izin kepolisian untuk mengecek cctv bagian tangga darurat"

Namtan semakin panik "t-tapi bukankah cctv di sana sudah tidak berfungsi lagi?"

Tay menatap Namtan "aku sudah membayar orang untuk memperbaikinya. Kamu pikir perusahaan sebesar ini mengabaikan keamanan begitu saja?"

Tay bersemirik, sebenarnya ia bisa saja mengecek langsung cctv dan melaporkan pelakunya pada pihak yang berwajib. Namun, Tay tidak ingin melakukannya semudah itu.

Tay ingin memberi sedikit pelajaran pada Namtan. Tay ingin melihat apakah Namtan akan mengakui kesalahannya atau tidak. Tay tidak ingin terlalu keras, karena ia sadar semua ini dirinyalah yang menjadi penyebabnya.

Tay tidak menyangka, jika wanita yang ada di hadapannya ini, wanita yang ia pikirkan sangat baik ternyata memiliki sifat yang sangat buruk.

Tay kecewa terhadap Namtan. Namun ia tahu, Namtan berbuat seperti ini karena dirinya.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang