extra part

1.1K 71 5
                                    

"Nanon jangan lari-lari nak nanti jatuh" teriak New dari arah dapur.

"Ayah!" Seru Nanon.

Nanon berlari dari dapur menuju depan karena mendengar suara pintu yang terbuka, Nanon tahu ia Tay yang baru saja pulang bekerja. Nanon sangat antusias menyambut kepulangan sang ayah.

"Hap" Tay menangkap Nanon dan membawanya kedalam gendongan.

"Mana papa?" Tanya Tay sambil mencium pipi Nanon dengan gemas.

"Papa di dapur" tunjuknya ke arah dapur.

Tay menghampiri New yang sedang berkutat di dapur. Satu tangan Tay menggendong Nanon, sedangkan satu tangannya lagi merengkuh pinggang New.

Cup

Tay mencuri satu kecupan pada pipi New.

"Tay di lihat Nanon" bisik New dengan gemas.

"Gak papa" ucap Tay dengan santai.

"Ayah cium Nanon, ayah cium papa juga? Nanon mau cium papa juga" ucapnya dengan lucu.

New tersenyum, ia mendekatkan wajahnya pada sang anak.

Cup

Satu kecupan mendarat pada bibir New dari Nanon.

"Gak boleh gitu, kalau mau cium papa itu di pipi saja" ucap Tay pada Nanon.

"Gak papa, dia kan anak aku" bela New.

"Nanti kebiasaan" ucap Tay.

New menatap Tay dengan malas.

"Pulang kerja itu ganti baju dan bersih-bersih. Habis dari luar banyak kuman malah gendong anak" ucap New yang fokus pada masakannya.

"Anaknya sendiri yang tiba-tiba ngejar aku. Gak mungkin kan aku menghindar?" Jawab Tay.

New hanya diam, ia sedang membuat makan malam untuk mereka nanti.

"Kamu baru pulang kerja juga? Aku kan sudah bilang, kalau kita pakai jasa pembantu saja" ucap Tay.

New meletakkan pekerjaannya, lalu ia menatap Tay dengan datar.

"Sebagai ibu saja aku harus di bantu orang untuk mengasuh anak-anak. Dan sekarang apa yang aku lakuin ini untuk kamu juga, untuk anak-anak. Apa harus di bantu orang juga?"

"Tapi sayang"

Mereka sudah sering memperdebatkan hal ini. Tay yang khawatir terhadap New, sedangkan New yang ingin berperan layaknya ibu rumah tangga pada umumnya yang melayani anak dan suami.

"Asalkan kamu tahu? Aku lebih memilih untuk meninggalkan pekerjaan itu, aku tidak perduli dengan harta-harta itu. Yang aku mau saat ini, aku melakukan tugas yang seharusnya aku lakukan sebagai pasangan kamu, sebagai seorang ibu dari anak-anak" jelas New.

Tay mengangguk mengerti, namun ia tetap saja khawatir terhadap New.

"Ok, tapi kamu jangan paksain diri kamu. Kalau lelah kamu harus istirahat ya? Aku khawatir" ucap Tay dengan lembut.

New tersenyum, ia mengangguk kepalanya. New mengerti mengapa Tay melarangnya untuk melakukan tugas rumah, namun New tetap keras kepala dengan pendiriannya.

"Abang sama kakak di mana?" Tanya Tay pada Nanon yang masih di dalam gendongannya.

Nanon menunjuk ke atas "di Kamal" jawabnya.

"Abang lagi ngerjain pekerjaan rumah, kakak juga lagi belajar sama bibi" jelas New.

"Kenapa Nanon gak belajar juga?" Tanya Tay.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang