part 27

966 73 40
                                    

Sesuai request double up
Geregetan juga liat komen kalian 😬

Happy reading










New terusik dari tidurnya saat merasakan deru nafas hangat yang teratur pada tengkuk lehernya. New membuka matanya, lalu ia melihat pada pinggangnya yang terdapat tangan kekar sedang melingkar di sana.

Posisi tidur New sedang miring menghadap Phem. New menoleh ke belakang, dan betapa kagetnya New saat melihat Tay yang sedang tertidur nyenyak sambil memeluk dirinya dan wajahnya yang bersandar pada punggung New.

Seketika tubuh New kaku, New tidak berani bergerak takut membangunkan Tay.

New menatap wajah damai Tay dari jarak yang sangat dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New menatap wajah damai Tay dari jarak yang sangat dekat. Hatinya kembali teriris saat mengingat kenyataan jika Tay bukan lagi miliknya.

New kembali memejamkan matanya saat tahu Tay akan terbangun. Dan benar saja, Tay membuka matanya secara perlahan.

Hal pertama yang Tay lihat saat membuka mata adalah pemandangan yang begitu indah. Dimana Tay bisa melihat wajah indah dari seseorang yang ia cintai dengan jarak yang sangat dekat.

Tay merapatkan tubuhnya pada New, dan memeluk tubuh New semakin erat. Sementara New, ia menahan nafasnya saat merasakan Tay yang mengeratkan pelukannya.

Tay terus saja menatap New sejak tadi, bahkan matanya tidak berkedip seakan tidak ingin melewatkan keindahan New barang sedetik saja.

Tay menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher New, menghirup aroma New yang sangat menenangkan. Tak lama kemudian, Tay kembali masuk kedalam alam mimpinya.

Suasana pagi ini sangat canggung, baik Tay maupun New tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Tay dan New terbangun saat mendengar suara tangis Phem, mereka terbangun dalam posisi saling memeluk satu sama lain.

Tay dan New sama-sama memilih untuk melanjutkan tidur mereka, tidak ingin melewatkan kenyamanan yang mereka rasakan.

Karena hal itulah, kecanggungan menyelimuti mereka pagi ini.

New membawa sepiring nasi goreng dan meletakkannya di hadapan Tay yang sudah menunggunya sejak tadi di meja makan bersama Phem yang duduk di kursi khusus bayinya.

Tay dan New duduk berhadapan, sementara Phem duduk di sebelah New.

"M-makan lah" ucap New yang masih gugup.

Tay yang sejak tadi tidak berani menatap wajah New akhirnya menoleh.

"Kamu tidak makan?" Tanya Tay.

New menggelengkan kepalanya, ia fokus menyuapi Phem dengan bubur bayinya.

"Kenapa?"

New diam tidak menjawab. Sebenarnya sejak kehamilannya, New selalu melewatkan sarapan pagi karena New selalu saja mual. New tidak ingin sarapan, atau ia akan muntah dan Tay tahu tentang kondisinya saat ini.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang